Titik Kritis Kehalalan pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
Titik kritisnya terletak dari bahan pencuci botol plastik atau galon yang digunakan. Harus dipastikan bahan pencuci galon atau botol plastik berasal dari bahan yang halal.
Sebagai seorang Muslim, kita mesti memastikan apa saja yang kita konsumsi adalah zat yang halal dan tayib, termasuk yang paling penting kita harus pastikan kehalalannya adalah air yang kita konsumsi.
Titik Kritis Halal pada AMDK
Tubuh manusia sedikitnya memerlukan dua liter air per hari untuk kesehatan. Gaya hidup dan teknologi telah membuat seseorang kini mudah memperoleh air minum. Munculnya air minum dalam kemasan (AMDK) membuat kebutuhan tubuh akan air mudah dipenuhi.
Meski demikian, sebagai konsumen kita harus meneliti air minum dalam kemasan yang kita konsumsi. Apakah produk tersebut sudah mendapat sertifikasi halal atau belum. Air minum dalam kemasan dibuat dari air yang berasal dari berbagai sumber.
Dr Anna Roswiem dalam bukunya, Buku Saku Produk Halal, menerangkan ada tiga proses pembuatan air minum dalam kemasan, yakni penyaringan, desinfeksi, dan pengisian air. Proses penyaringan sendiri dibagi menjadi dua, yakni prefilter dan proses filter karbon aktif.
Para proses prefilter penyaringan dilakukan dengan medium seperti pasir atau bahan lain. Proses ini biasa dilakukan seperti kita menyaring air menggunakan ijuk. Dalam proses ini, titik kritis halal tidak terlalu besar.
Proses kedua adalah filter menggunakan karbon aktif. Bahan yang biasa digunakan untuk proses ini bisa menggunakan bahan dari tumbuhan, seperti tempurung kelapa, serbuk gergajian, kayu-kayuan, atau batu bara. Bahan kedua yang digunakan bisa dengan limbah tulang hewan. Jika menggunakan bahan-bahan dari tumbuhan, bisa dipastikan halal.
Lain halnya jika proses filter karbon aktif menggunakan limbah tulang hewan. Karena air ini untuk dikonsumsi, harus dipastikan jika tulang hewan yang digunakan bukan tulang hewan yang diharamkan. Jika hewan yang digunakan adalah hewan yang haram dikonsumsi, seperti babi, produk air minum juga bisa jatuh ke haram.
Jika menggunakan hewan yang halal dikonsumsi, harus diperhatikan cara menyembelih hewan tersebut. Penyembelihan harus sesuai dengan syariat, yakni dengan menyebut nama Allah SWT. Proses filter dengan karbon aktif ini yang memiliki titik kritis halal yang besar dan harus diperhatikan.
Tahap selanjutnya adalah desinfeksi. Proses ini biasanya menggunakan lampu UV sehingga tidak masalah dengan kandungan kehalalannya. Tahap terakhir dari proses produksi air minum dalam kemasan adalah pengemasan. Proses ini juga mesti diperhatikan titik kritis halalnya.
Titik kritisnya terletak dari bahan pencuci botol plastik atau galon yang digunakan. Harus dipastikan bahan pencuci galon atau botol plastik berasal dari bahan yang halal.
Jika air minum dalam kemasan ini termasuk air mineral, biasanya ditambahkan dengan beberapa jenis mineral. Zat mineral yang sering ditambahkan adalah kalsium, klor, magnesium sulfat, natrium, kalium, dan nitrat. Semua zat tersebut adalah halal untuk dikonsumsi. Titik kritis air mineral yang harus perhatikan adalah sama dengan yang ada dalam air minum dalam kemasan, yakni saat filter dengan karbon aktif dan pengemasan.
Jika konsumen ragu apakah air minum dalam kemasan yang dikonsumsinya halal atau tidak, cara paling mudah adalah melihat label halalnya. Jika terdapat label halal dari lembaga yang ditunjuk pemerintah, seperti LPPOM MUI, bisa dipastikan proses produksinya melalui proses yang halal.
Jika bukan air minum dalam kemasan, cara yang paling mudah adalah meneliti tiga hal, yakni tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau. Lantas cara memasaknya menggunakan bahan-bahan yang halal.
Semoga Allah Azza Wa Jalla selalu melindungi kita semua dari barang2 yang diragukan kehalalannya dan semoga artikel ini bermanfaat untuk.kita semua… Aamiin Allahumma Aamiin.
Fanspage: Muslim Food Indonesia