Menurut Ridho Dedy Arief Budiman, jika tetap dipaksa untuk tetap dilaksanakan tentunya akan beresiko membahayakan kesehatan siswa, guru bahkan keluarga mereka semua. Kalaupun UN 2020 dilaksanakan secara online, tentunya butuh persiapan infrastruktur fasilitas yang harus memadai.
“Mengingat keterbatasan infrastrukstur fasilitas yang dinilai masih kurang dibeberapa wilayah tentunya ini akan menjadi kendala”, ungkap Kapro TIK Ridho (25/03/2020).
Ia mengatakan selain itu UN dewasa ini sudah dianggap tidak lagi memiliki relevansi dan urgensi untuk dilakukan, hal ini juga sejalan dengan Mendikbud yang mengatakan bahwa penilaian terhadap peserta didik tidak lagi dilihat dari nilai UN namun diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.
Sehingga menurutnya sudah sangat tepat sekali langkah pemerintah jika pada tahun 2020 ini UN ditiadakan bahkan dihapuskan untuk tahun-tahun berikutnya.
Baca Juga: Untan Membangun Ekosistem Digital Menuju Cyber University
“Untuk sekarang, guru dan peserta didik hanya perlu memfokuskan kualitas belajar mengajar yang dapat dilakukan secara online, hal ini tentunya menjadi dampak yang sangat postif dari era Revolusi Industri 4.0”, tambahnya.
Lebih lanjut Ridho mengatakan, guru yang diberikan amanah harus selalu siap sedia dalam setiap kondisi dan perubahan yang ada.
“Khusus di Program Studi Pendidikan TIK IKIP-PGRI Pontianak sudah menerapkan dan mengkolaborasi sistem pembelajaran dalam jaringan (daring)”, ungkapnya.
Mahasiswa sebagai calon pendidik dibidang TIK sudah dibekali kemampuan untuk melakukan pembelajaran dalam jaringan (daring), tidak hanya itu project mahasiswa seperti media pembelajaran berbasis android, pemrograman web juga dapat dimanfaatkan guna mendukung pembelajaran jarak jauh. (DW)