BloggerBorneo.com – Tugu Digulis Pontianak adalah salah satu landmark paling dikenal di Kalimantan Barat. Siapa saja yang melintasi jalur dari batas kota menuju pusat kota Pontianak pasti akan melewati area ini.

Monumen berbentuk 11 bambu runcing itu bukan hanya penghias kota tetapi simbol perjuangan para pahlawan Kalimantan Barat yang pernah dibuang ke Tanah Merah, Digul, Papua oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Tugu Digulis Pontianak

Para pejuang ini dikenal dengan sebutan Tokoh Digulis atau Kaum Digul. Mereka adalah tokoh-tokoh pergerakan Sarekat Islam, intelektual, ulama, bangsawan, hingga pemimpin masyarakat lokal yang aktif menentang ketidakadilan kolonial.

Pada kesempatan ini Blogger Borneo akan membahas secara lengkap siapa saja 11 tokoh Digulis dan jejak perjuangan mereka, tulisan ini disajikan demi menambah wawasan Anda mengenai sejarah kota Pontianak.

Apa Itu Kaum Digulis?

Kaum Digulis adalah kelompok pejuang yang diasingkan ke Tanah Merah, Digul (Papua) pada masa kolonial karena dianggap membahayakan kekuasaan Belanda.

Dari Kalimantan Barat, terdapat 11 tokoh utama yang dikenang melalui pembangunan Tugu Digulis di Pontianak.

Pengasingan ini merupakan salah satu babak penting dalam sejarah pergerakan nasional, karena menunjukkan kuatnya perlawanan rakyat Kalimantan Barat melalui organisasi, pendidikan, dan gerakan sosial.

11 Tokoh Digulis Kalimantan Barat dan Biografinya

1. Achmad Marzuki

Achmad Marzuki adalah tokoh Sarekat Islam Pontianak yang aktif memperjuangkan hak-hak rakyat. Aktivismenya yang tegas membuatnya ditangkap dan diasingkan. Ia dikenal sebagai penggerak diskusi politik dan sosial di masa kolonial.

2. Achmad Su’ud bin Bilal Achmad

Dikenal sebagai organisator pendidikan rakyat, Achmad Su’ud banyak menginisiasi kegiatan sosial dan dakwah yang membangkitkan kesadaran masyarakat. Aktivitasnya dianggap mengancam stabilitas kolonial sehingga ia termasuk dalam rombongan yang dibuang.

3. Gusti Djohan Idrus

Seorang bangsawan Pontianak dengan pemikiran nasionalis. Gusti Djohan terlibat dalam berbagai diskusi politik dan menjadi motor penggerak kaum intelektual di Kalimantan Barat.

4. Gusti Hamzah

Tokoh penting dalam gerakan sosial dan pendidikan. Gusti Hamzah dipandang sebagai figur pemersatu rakyat, terutama dalam hal pendidikan dan advokasi masyarakat. Pengaruhnya yang luas menjadi alasan kolonial mengasingkannya ke Digul.

5. Gusti Mohammad Situt Machmud

Dari lingkungan Kesultanan Pontianak, Situt Machmud dikenal sebagai tokoh reformis. Ia aktif mendorong pembaruan sosial dan pendidikan. Suaranya yang kritis membuatnya diawasi ketat hingga akhirnya diasingkan.

6. Gusti Sulung Lelanang

Pemuda cerdas dan berani dari kalangan bangsawan. Gusti Sulung dikenal vokal dalam mengkritik kolonial, terutama terkait perampasan hak dan ketidakadilan. Ia dianggap ‘radikal’ oleh kolonial sehingga dibuang ke Digul.

7. Jeranding Sari Sawang Amasundin (Jeranding Abdurrahman)

Tokoh Dayak terkemuka dalam rombongan Digulis. Jeranding adalah pemimpin lokal yang memperjuangkan hak-hak masyarakat adat. Penangkapannya menciptakan duka bagi komunitas Dayak Kalbar karena ia merupakan simbol keberanian.

8. Haji Rais bin Haji Abdurrahman

Ulama besar dengan pengaruh luas di masyarakat. Haji Rais menggunakan dakwah sebagai alat kebangkitan rakyat, yang kemudian dianggap kolonial sebagai gerakan perlawanan terstruktur.

9. Mohammad Hambal (Bung Tambal)

Aktivis rakyat kecil yang dikenal berani dan vokal. Ia aktif dalam pengorganisasian buruh dan petani. Kolonial menilainya sebagai agitator karena sering menolak kebijakan yang memberatkan rakyat.

10. Mohammad Sohor

Penggerak pendidikan rakyat. Mohammad Sohor mendirikan kursus dan kegiatan belajar mandiri sebagai bentuk perlawanan intelektual kepada kolonial. Gagasannya mengenai kemerdekaan membuatnya ditangkap dan dibuang.

11. Ya’ Mohammad Sabran

Tokoh muda progresif dengan gagasan radikal tentang persatuan nasional. Ia aktif menyebarkan wacana kemandirian ekonomi dan menentang kebijakan kolonial lewat tulisan dan diskusi politik.

Tugu Digulis Pontianak
Image: skyscrapercity.com

Makna 11 Bambu Runcing pada Tugu Digulis Pontianak

Tugu Digulis memiliki 11 bambu runcing, melambangkan 11 tokoh yang diasingkan.
Beberapa makna filosofisnya antara lain:

  • Simbol keberanian dan keteguhan hati melawan penjajahan.
  • Angka 11 sebagai representasi pengorbanan, karena beberapa tokoh tidak kembali dari pengasingan.
  • Bambu runcing melambangkan senjata rakyat dan semangat perjuangan nasional.

Kini tugu ini menjadi ikon Pontianak dan pengingat sejarah pergerakan dari tanah Borneo.

Kenapa Tokoh Digulis Penting untuk Pontianak?

1. Membuktikan bahwa Kalimantan Barat aktif dalam perjuangan nasional

Walau jauh dari pusat pemerintahan kolonial, tokoh-tokoh Kalbar memiliki kontribusi besar dalam pergerakan kebangsaan.

2. Membangkitkan kesadaran sejarah generasi muda

Tugu Digulis mengingatkan bahwa Pontianak memiliki warisan perjuangan yang tidak kalah penting dari daerah lain.

3. Menguatkan identitas lokal

Pembangunan Tugu Digulis adalah bentuk penghormatan kepada para pejuang yang namanya tidak banyak muncul di buku sejarah nasional, tetapi memiliki peran besar pada tingkat lokal.

Kesimpulan

Tugu Digulis bukan hanya monumen estetis di jantung Kota Pontianak. Ia adalah simbol perjuangan 11 tokoh Kalimantan Barat yang mengorbankan kebebasan mereka demi melawan ketidakadilan kolonial.

Dengan memahami siapa mereka, kita bukan hanya mengenal sejarah, tetapi juga menjaga warisan perjuangan yang membentuk karakter masyarakat Kalimantan Barat hari ini. (DW)

Penulis: Dwi WahyudiEditor: Dwi Wahyudi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *