Kehadiran Era Revolusi Industri 4.0 Berdampak pada Kemampuan Lulusan Perguruan Tinggi
Saat ini dunia tengah memasuki era disrupsi teknologi yang bergeser pada era Revolusi Industri 4.0. World Economic Forum (WEF) menyebut Revolusi Industri 4.0 adalah revolusi berbasis Cyber Physical System yang secara garis besar merupakan gabungan tiga domain yaitu digital, fisik, dan biologi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemunculan fungsi-fungsi kecerdasan buatan (artificial intelligence), mobile supercomputing, intelligent robot, self-driving cars, neuro-technological brain enhancements, era big data yang membutuhkan kemampuan cybersecurity, era pengembangan biotechnology dan genetic editing (manipulasi gen) telah menunjukkan bahwa untuk saat ini jaman telah berubah.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan dampak era Revolusi Industri 4.0 akan luas dan mempengarungi segala aspek kehidupan manusia dan menentukan perkembangan ekonomi ke depan secara global.
Menteri Nasir mengatakan bahwa tantangan bagi lulusan perguruan tinggi (PT) di era Revolusi Industri 4.0 semakin meningkat, oleh karena itu setiap lulusan PT harus memiliki kompetensi yang mumpuni untuk bersaing secara global. Lulusan PT dituntut tidak hanya mampu bekerja di perusahaan dan instansi lainnya, namun juga memiliki jiwa kewirausahaan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan memanfaatkan peluang yang muncul dari Revolusi Industri 4.0.
TANTANGAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
“Perguruan Tinggi dihadapkan dengan tantangan untuk mempersiapkan dan melengkapi SDM dengan kompetensi serta keterampilan yang tepat untuk menghadapi revolusi industri ke-4, agar terus mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bangsa,” ujar Menristekdikti saat Orasi Ilmiah Wisuda ke-71 Universitas Tarumanegara (UNTAR) di Balai Sidang Jakarta Convention Center, Sabtu (19/05).
Perguruan tinggi semakin dituntut untuk mempersiapkan para mahasiswanya akan pekerjaan yang belum ada, selain menciptakan iptek yang inovatif, adaptif, kompetitif sebagai konsep utama daya saing dan pembangunan bangsa di era revolusi industri 4.0.
Baca Juga: Bersama UNTAN Membangun Negeri
“Secara khusus, saya mengharapkan banyak lulusan dari UNTAR yang menjadi entrepreneur, yang bisa menjadi contoh baik untuk kampus kampus lain di Indonesia,” tutur Nasir.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UNTAR Agustinus Purna Irawan meminta para lulusan perguruan tinggi untuk selalu terus meningkatkan kompetensi dan kemampuan di berbagai bidang kehidupan agar tidak tertinggal dengan kemajuan teknologi.
“Alumni UNTAR harus mampu meningkatkan kompetensi di berbagai bidang sesuai kebutuhan revolusi industri 4.0 agar tidak tertinggal dengan kemajuan teknologi dan peradaban di bidang yang ditekuni,” ucap Agustinus.
Sementara itu Koordinator Kopertis Wilayah III Illah Sailah berharap lulusan UNTAR menjadi orang yang bermakna, menjaga integritas, berkarakter pancasila, dan mampu mengimplementasikan kompetensinya.
“Lulusan UNTAR harus mampu mengimplementasi kompetensi baik softskill maupun hardskill, serta harus menjaga integritas,” pungkas Illah.
Selain itu, Illah mengapresiasi UNTAR sebagai salah satu perguruan tinggi swasta dari 11 universitas di Jakarta yang mendapat akreditasi A dan berpesan kepada Rektor UNTAR agar mampu mempertahankannya.
Acara ini dihadiri juga oleh Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Intan Ahmad, Pembina dan Pengurus Yayasan Tarumanegara, serta civitas akademika lainnya.
Sumber:
- https://ristekdikti.go.id/tantangan-pekerjaan-di-era-revolusi-industri-4-0-semakin-meningkat-lulusan-perguruan-tinggi-harus-dibekali-kompetensi-yang-mumpuni-2/