8 Langkah Strategis agar Bisnis Startup Anda Dilirik Investor
Salah satu tulisan di status miliknya Kak Wivina Ang cukup menggelitik dan memancing diriku untuk mempostingnya di blog ini. Sepertinya memang untuk saat sekarang ini, kehadiran bisnis-bisnis startup baru sedang menjadi fenomena.
Pagi ini, untuk ke 4 kalinya atau 5 kalinya dalam 2 tahun terakhir, aku menerima inbox dari seseorang yang ingin mengerjakan digital startup, tetapi belum memulainya karena berharap akan datangnya dana dari investor.
Dari semua yang pada nge-inbox, ada yang rencana bikin startup di bidang property, travel, dan lain-lain. Sebagian dari mereka berkata, konsep yang dia miliki adalah “revolutionary“. Mimpi-mimpi yang besar, huge market, tetapi semuanya tidak ada yg dieksekusi karena mereka para calon founder berharap untuk bisa mendapatkan investor dan mereka tidak mendapatkannya.
Karena hal ini sudah terjadi cukup sering, aku menganggapnya sebagai fenomena yang menarik, lucu dan sedikit ironis karena money atau investasi dianggap sebagai the-one-and-only business enabler.
“Investasi Startup”
“If you want it badly enough, and if it is important enough to you, you will find a way”
Kalau memang mimpinya seindah itu, entrepreneur sejati akan dapat menemukan cara-cara kreatif untuk mengeksekusinya, dengan atau tanpa investor.
Mengapa sebaiknya seorang founder harus menjalankan mimpinya, meskipun tidak mendapatkan investor? Ada 8 hal yang harus dilakukan oleh para founder bisnis startup, antara lain:
- Menunjukkan bahwa si founder percaya pada visinya.
- Investor tidak akan mau invest pada founder yang bahkan tidak mau ada pengorbanan pribadi pada apa yang ia percayai.
- Menunjukkan kemampuan dan manajemen founder untuk bisa survive dalam keadaan yang serba terbatas.
- Memberi kesempatan bagi founder untuk bisa mengeksekusi sehingga ada traction yang bisa dilihat, dan bisa melakukan validasi ide dan konsep (market dan scaling misalnya)
- Investasi di later stage seharusnya akan memberikan founder investasi dengan nominal yang lebih besar, daripada di seed stage. Tanpa adanya investasi, akan melatih founder untuk membuat keputusan yang baik, sebagai pondasi perusahaan. uang yang melimpah akan membuat banyak kekurangan tidak kelihatan.
- Uang dapat menyelesaikan banyak hal tetapi tidak semua hal bisa diselesaikan dengan uang.
- Investasi dari investor bukanlah satu-satunya source of financing❗?
(sementara reasons ini yang terpikir, dari pandangan & pengalaman pribadi)
Apabila seorang founder tidak mengeksekusi mimpinya tanpa adanya investasi, maka perlulah dipertanyakan, “Is the startup dream really that good?” dan “Is the founder any good?“
Anda punya pandangan lain?
Sumber: Wivina Ang