Existence without the Community, Why Not?

Waktu tepat menunjukkan pukul 15.00 ketika jari jemariku mulai menyentuh satu demi satu keyboard laptopku. Suasana kota Pontianak yang terasa begitu panas dalam beberapa hari belakangan ini menyebabkan diriku harus mencari alternatif guna melakukan aktifitas blogging plus online. Hhhhmmm… tidak terasa hampir 3 bulan diriku melepaskan diri dari sebuah komunitas online yang telah membesarkanku selama ini. Tak dapat dipungkiri, perjalananku menjadi ketua selama kurun waktu 2 tahun terakhir telah memberiku banyak pelajaran dan pengalaman mengenai kondisi dan seluk beluk lingkungan berkomunitas baik itu untuk skala lokal maupun internasional. Setidaknya butuh proses yang panjang bagiku untuk dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa ternyata semuanya tetap akan berakhir seperti apa yang pernah kupikirkan dulu.

People Passionate

Mempertahankan eksistensi sebuah komunitas, itu mungkin akan menjadi hal terberat yang pernah kurasakan. Menjalankan beberapa fungsi sekaligus sebagai seorang pekerja lepas (freelance), kepala keluarga, sekaligus ketua sebuah komunitas bukanlah satu hal yang mudah. Secara moral, memang kesemua itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab seorang pemimpin didalam sebuah organisasi. Makanya sebisa mungkin aku mewakili komunitas untuk dapat hadir di beberapa undangan komunitas sejenis diluar sana. Padahal jika dicermati, kenapa juga aku harus rela meninggalkan keluargaku beberapa hari demi memenuhi undangan kawan-kawan yang notabene bersifat silaturahim dan sosial. Tapi demi komunitas, aku tetap melakukannya. 🙂

Baca Juga:  Accounting Community, Kisah Blogger Borneo Dimulai dari Sini

Community

Nah, untuk saat ini secara pribadi aku tetap berusaha untuk menjaga eksistensiku untuk tetap menulis dan berbagi manfaat dengan orang lain. Aku tidak mau orang akan berpikiran bahwa dengan keluar dari komunitas, maka aku akan berhenti untuk melakukan apa yang telah menjadi visi misi komunitas tersebut. Memang tidak mudah untuk melakukannya jika aku bergerak seorang diri, namun aku yakin masih banyak teman-teman disekitarku yang masih memiliki visi misi sama dan bersedia untuk berkolaborasi bersama guna mewujudkan visi misi tersebut.

Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia (Bung Karno)

Secara organisasi, memang proses regenerasi harus dilakukan secara berkelanjutan. Jarang sebuah komunitas akan bisa tetap terus eksis jika dipegang oleh satu orang dalam jangka waktu lama karena penyegaran ide dan kreasi harus tetap dilakukan. Jadi diharapkan komunitas tersebut dapat terus berjalan dan berkembang sesuai tujuan awal didirikan. Amiiinnnn… (DW)

Sumber Gambar:

  • http://www.govdelivery.com/blog/2013/01/the-people-you-need-in-your-community/
  • http://www.new-unity.org/About/changing-lives

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *