Hari Difabel Internasional: Mengenal Lebih Dekat Hak dan Kesejahteraan Penyandang Disabilitas

Image: elangnews.com

Hari Difabel Interasional adalah peringatan tahunan yang jatuh pada tanggal 3 Desember. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak dan kesejahteraan penyandang disabilitas, serta menghapus stigma dan diskriminasi terhadap mereka.

Pada kesempatan ini, Blogger Borneo akan membahas definisi disabilitas, sejarah hari disabilitas, jenis disabilitas, dan upaya yang dilakukan untuk mewujudkan pembangunan inklusif dan ramah disabilitas.

Hari Difabel Internasional

Disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi.

Gangguan adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya; suatu pembatasan kegiatan adalah kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan.

Jadi, disabilitas adalah sebuah fenomena kompleks, yang mencerminkan interaksi antara ciri dari tubuh seseorang dan ciri dari masyarakat tempat dia tinggal.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, terdapat sekitar 21,3 juta orang penyandang disabilitas di Indonesia, atau sekitar 8,2 persen dari total penduduk. Angka ini meningkat dibandingkan dengan data tahun 2010, yang mencatat sekitar 13,4 juta orang penyandang disabilitas, atau sekitar 6,1 persen dari total penduduk.

Penyandang disabilitas di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya aksesibilitas, kesempatan, dan perlindungan, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan, maupun sosial.

Sejarah Hari Difabel Internasional

Hari Difabel Internasional pertama kali dicetuskan pada tahun 1992 oleh Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 47/3. Peringatan ini bertujuan untuk mempromosikan pemahaman tentang masalah disabilitas, serta memobilisasi dukungan untuk martabat, hak, dan kesejahteraan para penyandang disabilitas.

Selain itu, peringatan ini juga berusaha untuk meningkatkan kesadaran akan keuntungan yang akan diperoleh dari integrasi penyandang disabilitas dalam setiap aspek kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

Setiap tahunnya, Hari Difabel Internasional mengusung tema yang berbeda, sesuai dengan isu-isu yang relevan dengan kondisi global dan nasional. Tema Hari Disabilitas tahun 2021 adalah “Kepemimpinan dan Partisipasi Penyandang Disabilitas Menuju Tatanan Dunia yang Inklusif, Aksesibel, dan Berkelanjutan Pasca COVID-19”.

Tema ini menggambarkan pentingnya peran dan kontribusi penyandang disabilitas dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19, serta dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan program yang responsif terhadap kebutuhan dan hak mereka.

Jenis Disabilitas

Disabilitas terbagi ke dalam beberapa jenis, di antaranya disabilitas fisik, mental, perkembangan, dan sensoris. Berikut penjelasan lebih rincinya dan langkah yang bisa kita lakukan jika ingin menawarkan bantuan.

Disabilitas Fisik

Disabilitas fisik adalah kecacatan yang mengakibatkan gangguan pada fungsi tubuh, antara lain gerak tubuh, penglihatan, pendengaran, dan kemampuan berbicara.

Contoh disabilitas fisik adalah lumpuh layu, cerebral palsy, paraplegia, tunanetra, tunarungu, dan tunawicara. Disabilitas fisik dapat terjadi sejak lahir atau akibat penyakit, kecelakaan, atau faktor lainnya.

Berikut adalah berbagai bantuan yang bisa kita berikan untuk penyandang disabilitas fisik:

  • Perkenalkan diri sebelum menawarkan bantuan. Tanyakan apakah mereka membutuhkan bantuan. Jika ya, tanyakan juga bagaimana cara terbaik untuk membantu mereka.
  • Jika membantu berjalan, biarkan mereka memegang siku kita terlebih dahulu. Jangan menarik atau mendorong mereka tanpa persetujuan mereka.
  • Jika membantu menggunakan kursi roda, tanyakan apakah mereka ingin didorong atau tidak. Jika ya, pastikan kursi roda dalam kondisi aman sebelum bergerak. Jangan meninggalkan mereka di tempat yang tidak rata atau berbahaya.
  • Jika berbicara dengan penyandang tunanetra, beritahu mereka jika kita akan meninggalkan ruangan atau berganti posisi. Jangan mengubah posisi barang-barang milik mereka tanpa izin mereka.
  • Jika berbicara dengan penyandang tunarungu, pastikan kita berada di depan mereka dan berbicara dengan jelas. Gunakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah yang sesuai. Jika perlu, gunakan tulisan atau bahasa isyarat untuk memudahkan komunikasi.
  • Jika berbicara dengan penyandang tunawicara, bersabar dan beri mereka waktu untuk berbicara. Jangan menyelesaikan kalimat mereka atau mengoreksi ucapan mereka. Jika tidak mengerti, minta mereka mengulangi atau menulis apa yang ingin mereka sampaikan.

Disabilitas Mental

Disabilitas mental adalah kecacatan yang memengaruhi fungsi kognitif, emosional, dan perilaku seseorang. Contoh disabilitas mental adalah gangguan bipolar, skizofrenia, depresi, gangguan kecemasan, autisme, dan hiperaktif.

Disabilitas mental dapat disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, trauma, atau penyakit. Disabilitas mental dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam belajar, berinteraksi, dan mengatasi stres.

Berikut adalah berbagai bantuan yang bisa kita berikan untuk penyandang disabilitas mental:

  • Menemani mereka saat melakukan pengobatan atau konseling. Dorong mereka untuk tetap patuh dengan rencana pengobatan yang diberikan oleh dokter atau psikolog.
  • Memahami kondisi mereka saat mengalami perubahan emosional atau perilaku yang tidak biasa. Jangan menyalahkan atau menghakimi mereka. Berikan dukungan dan pengertian yang positif.
  • Membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan koping yang sehat. Ajak mereka berpartisipasi dalam kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat. Bantu mereka mencari hobi atau minat yang sesuai dengan kemampuan dan bakat mereka.
  • Membantu mereka menjaga kesehatan fisik dan mental. Dorong mereka untuk berolahraga, makan sehat, tidur cukup, dan menghindari alkohol atau obat-obatan terlarang. Bantu mereka mengenali dan menghindari pemicu stres atau kecemasan.
  • Membantu mereka mencari sumber informasi, bantuan, atau dukungan yang relevan. Bantu mereka menghubungi layanan kesehatan mental, kelompok dukungan, atau organisasi masyarakat yang bergerak di bidang disabilitas mental.

Disabilitas Perkembangan

Disabilitas perkembangan adalah kecacatan yang memengaruhi perkembangan fisik, mental, atau sosial seseorang sejak masa kanak-kanak. Contoh disabilitas perkembangan adalah down syndrome, tuna grahita, cerebral palsy, dan autisme.

Disabilitas perkembangan dapat disebabkan oleh faktor genetik, infeksi, malnutrisi, atau cedera. Disabilitas perkembangan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berbicara, belajar, berpikir, dan berperilaku.

Berikut adalah berbagai bantuan yang bisa kita berikan untuk penyandang disabilitas perkembangan:

  • Memberikan stimulasi dan intervensi dini yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi mereka. Bantu mereka mengembangkan keterampilan dasar, seperti berbicara, membaca, menulis, dan berhitung. Bantu mereka mengembangkan keterampilan sosial, seperti berbagi, bermain, dan mengikuti aturan. Bantu mereka mengembangkan keterampilan hidup mandiri, seperti berpakaian, makan, dan mandi.
  • Memberikan pendidikan yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan minat mereka. Bantu mereka mengakses layanan pendidikan inklusif, baik di sekolah umum maupun khusus. Bantu mereka mendapatkan bimbingan dan dukungan dari guru, teman, dan keluarga.
  • Memberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi. Bantu mereka mengenal dan menghargai keberagaman dan hak asasi manusia. Bantu mereka mengekspresikan diri dan berkontribusi dalam masyarakat.
  • Memberikan perlindungan dan advokasi yang efektif. Bantu mereka menghindari dan melaporkan segala bentuk kekerasan, penyalahgunaan, atau eksploitasi. Bantu mereka mendapatkan akses ke layanan hukum, sosial, dan kesehatan yang berkualitas.

Disabilitas Sensoris

Disabilitas sensoris adalah kecacatan yang memengaruhi indera penglihatan, pendengaran, atau penciuman seseorang. Contoh disabilitas sensoris adalah tunanetra, tunarungu, tunawicara, dan anosmia.

Disabilitas sensoris dapat terjadi sejak lahir atau akibat penyakit, kecelakaan, atau penuaan. Disabilitas sensoris dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, belajar, dan beradaptasi dengan lingkungan.

Berikut adalah berbagai bantuan yang bisa kita berikan untuk penyandang disabilitas sensoris:

  • Memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami. Gunakan bahasa yang sederhana dan tepat. Jika perlu, gunakan alat bantu komunikasi, seperti bahasa isyarat, braille, atau gambar.
  • Memberikan aksesibilitas yang memadai. Pastikan lingkungan sekitar aman, nyaman, dan mudah dijangkau. Berikan tanda-tanda atau petunjuk yang sesuai dengan kebutuhan mereka, seperti suara, cahaya, atau tekstur.
  • Memberikan dukungan yang bersahabat dan menghormati. Jangan meremehkan atau merendahkan kemampuan mereka. Berikan pujian dan dorongan yang positif. Jangan mengganggu atau mengubah alat bantu yang mereka gunakan, seperti kacamata, alat dengar, atau tongkat.
  • Memberikan kesempatan yang adil untuk berinteraksi dan berkembang. Ajak mereka terlibat dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Bantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan emosional. Bantu mereka menjalin hubungan yang sehat dan harmonis dengan orang lain.

Upaya Mewujudkan Pembangunan Inklusif dan Ramah Disabilitas

Pembangunan inklusif dan ramah disabilitas adalah proses pembangunan yang melibatkan dan memberdayakan penyandang disabilitas sebagai subjek dan agen perubahan.

Pembangunan inklusif dan ramah disabilitas bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang adil, demokratis, dan berkeadilan, di mana penyandang disabilitas dapat menikmati hak dan kesejahteraan yang sama dengan orang lain.

Pembangunan inklusif dan ramah disabilitas juga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas seluruh masyarakat.

Berikut adalah beberapa upaya yang telah dan sedang dilakukan untuk mewujudkan pembangunan inklusif dan ramah disabilitas:

  • Mengesahkan dan meratifikasi Konvensi Internasional tentang Hak Penyandang Disabilitas (CRPD) dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Kedua instrumen hukum ini mengatur tentang perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas, serta kewajiban negara, pemerintah, dan masyarakat untuk melaksanakannya.
  • Membentuk dan mengaktifkan Komisi Nasional Penyandang Disabilitas (KNPD) sebagai lembaga independen yang bertugas untuk memantau, mengevaluasi, dan merekomendasikan kebijakan dan program yang berkaitan dengan penyandang disabilitas. KNPD juga berperan sebagai mediator dan fasilitator dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas.
  • Mendorong dan mendukung partisipasi penyandang disabilitas dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan. Hal ini dilakukan melalui pemberdayaan organisasi penyandang disabilitas, keterwakilan penyandang disabilitas dalam lembaga legislatif dan eksekutif, serta keterlibatan penyandang disabilitas dalam forum-forum konsultasi dan advokasi publik.
  • Meningkatkan dan menyediakan aksesibilitas dan layanan yang ramah disabilitas di berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan, transportasi, perumahan, dan pariwisata. Hal ini dilakukan melalui penyusunan dan penerapan standar aksesibilitas, pengadaan dan penyaluran alat bantu, serta penyelenggaraan pelatihan dan sosialisasi yang berkualitas.
  • Membangun dan memperkuat jejaring kerjasama antara pemerintah, swasta, masyarakat sipil, media, akademisi, dan komunitas internasional dalam mendukung pembangunan inklusif dan ramah disabilitas. Hal ini dilakukan melalui pertukaran informasi, pengalaman, dan sumber daya, serta penyelenggaraan kegiatan bersama, seperti seminar, lokakarya, kampanye, dan festival.

Kesimpulan

Hari Difabel Internasional adalah momentum yang tepat untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen kita terhadap hak dan kesejahteraan penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas adalah bagian dari masyarakat kita yang memiliki potensi dan kontribusi yang besar.

Oleh karena itu, kita perlu menghargai, menghormati, dan mendukung mereka agar dapat hidup mandiri, produktif, dan sejahtera. Mari kita bersama-sama mewujudkan pembangunan inklusif dan ramah disabilitas untuk Indonesia yang lebih baik. Selamat memperingati Hari Difabel Internasional. (AI)

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Don`t copy text!