Implementasi UNTAN dalam Misi Mewujudkan Revolusi Industri 4.0 Tahun 2030
BloggerBorneo.com – Revolusi Industri 4.0, istilah ini pertama kali didengar pada saat Hannover Fair yang dilaksanakan di Jerman dari tanggal 4-8 April 2011. Istilah ini digunakan oleh pemerintah Jerman untuk memajukan bidang industri yang ada saat itu ke tingkat selanjutnya dengan adanya bantuan dari teknologi.
Mendapat tantangan untuk menulis mengenai bagaimana pemanfaatan teknologi yang dilakukan oleh Universitas Tanjungpura (UNTAN) dalam mendukung dunia pendidikan menghadapi Revolusi Industri 4.0,
Revolusi Industri 4.0
Blogger Borneo jadi teringat dengan kisah ketika berdiskusi dengan salah seorang dosen muda yang mengajar di Program Studi Sistem Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
Sebenarnya ketika bicara mengenai Revolusi Industri 4.0, UNTAN di tahun 2018 lalu telah menunjukkan komitmennya dengan menyelenggarakan kegiatan perdana dengan tema UNIEX 2018. UNIEX ini sendiri merupakan singkatan dari UNTAN Innovation & Entrepreneurship Expo, sebuah event yang memperlihatkan produk kreatif dan inisiatif dari UNTAN sendiri dan para mitra kerjasamanya.
Seiring perjalanan waktu dan kondisi, di tahun 2019 hingga saat ini kegiatan serupa belum dapat lagi dilaksanakan karena virus Covid-19 menyerang hampir seluruh belahan dunia dan memberi dampak cukup signifikan bagi sebagian besar aspek kehidupan terutama aspek kesehatan, ekonomi, dan tentu saja pendidikan.
“Berkah” Pandemi Covid-19
Tidak terasa 2 (dua) tahun berlalu sejak Covid-19 melanda, di satu sisi kita dapat melihat bagaimana kondisi negara-negara terpapar langsung terpuruk termasuk Indonesia sendiri. Meskipun begitu, kita juga harus bersyukur karena kita masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk dapat melalui semua kondisi hingga sekarang. Alhamdulillah…
Di sisi lain, Blogger Borneo melihat dari kacamata pribadi bahwa kondisi pandemi justru memberikan dampak positif bagi beberapa bidang, salah satu diantaranya adalah bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK). Dapat dilihat bagaimana TIK dapat memberikan solusi praktis ketika diantara manusia dilarang untuk berkomunikasi secara langsung melalui tatap muka.
Keberadaan TIK pada saat pandemi Covid 19 justru menjadi “jembatan” yang tetap dapat menghubungkan sesama manusia untuk saling berinteraksi lebih aman dan nyaman meskipun tak dapat dipungkiri bahwa sebagai makhluk sosial, dapat berinteraksi secara langsung secara kodrat menjadi bagian dari salah satu kebutuhan.
Dampak Dunia Pendidikan
Khusus untuk dunia pendidikan, tanpa disadari munculnya serangan virus Covid-19 secara masif justru membuat proses menuju Revolusi Industri 4.0 menjadi lebih cepat dari perkiraan. Jika secara normal manusia masih harus banyak mempertimbangkan, dengan adanya pandemi membuat manusia harus berpikir cepat dalam mengambil kebijakan.
Work from Home (WFH) dan Online School, kedua istilah ini menjadi sangat familiar terdengar ketika kondisi pandemi mendera. Yang sebelumnya bekerja itu adalah masuk kantor dan melakukan aktivitas di ruangan dari awal hingga pulang, maka sejak pandemi proses bekerja dialihkan menjadi WFH karena kondisi yang tidak memungkinkan.
Hal sama berlaku juga untuk para pelajar dan mahasiswa, apapun kondisinya sistem belajar mengajar harus tetap berlangsung. Oleh karena itu, solusi sistem pembelajaran yang paling memungkinkan adalah dilakukan secara online dengan bertatap muka secara virtual. Disinilah kisah diskusi awal Blogger Borneo dengan salah seorang dosen muda tersebut bermula.
Implementasi Menuju Revolusi Industri 4.0
Bermula dari undangan untuk menjadi salah seorang narasumber dalam kegiatan Sosialisasi Dosen Ngeblog UNTAN Tahun 2020, hingga saat ini Blogger Borneo menjadi dekat dan akrab dengan sosok dosen muda tersebut. Memang ketika kita akan berbicara mengenai Revolusi Industri 4.0, kita membutuhkan sosok muda yang memiliki wawasan terbuka terhadap perkembangan TIK.
Dan tentu saja dalam sebuah lembaga institusi pendidikan, semua keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan dan persetujuan dari pemegang tampuk kepemimpinan tertinggi dalam hal ini adalah rektor. Alhamdulillah pada saat sekarang ini UNTAN dipimpin oleh orang yang tepat sehingga proses penyesuaian diri dengan kondisi bisa dilakukan secara cepat dan berkelanjutan.

Mengutip dari ombudsman.go.id, Sabtu (31/03/2020), secara detail yang dimaksud dengan Revolusi Industri 4.0 adalah bagian dari salah satu pelaksanaan proyeksi teknologi modern Jerman 2020 yang diimplementasikan melalui peningkatan teknologi manufaktur, penciptaan kerangka kebijakan srategis, dan lain sebagainya.
Jika dilihat dalam kurun waktu satu dasawarsa terakhir, munculnya teknologi robot, artificial intelligence, machine learning, biotechnology, blockchain, internet of things (IoT), driverless vehicle, dan sejenisnya menjadi indikasi bagaimana Revolusi Industri 4.0 terus bergerak dan berkembang. Disini institusi pendidikan tinggi memegang peranan penting menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.
Menyusun Kurikulum Baru
Universitas Tanjungpura sebagai satu-satunya universitas berstatus Badan Layanan Usaha (BLU) di Kalimantan Barat untuk saat ini telah melakukan beberapa implementasi pemanfaatan teknologi dalam mendukung dunia pendidikan guna menyongsong kehadiran Revolusi Industri 4.0. Tentu saja upgrade kemampuan para dosen pengajar menjadi syarat mutlak yang harus dilakukan pertama kali.
Pada rekaman video diatas dapat dilihat salah satu kegiatan yang telah dilakukan UNTAN adalah menyusun kurikulum baru bagi Prodi Kehutanan (S-1) dan Prodi Ilmu Kehutanan (S-2). Penyusunan ini dilakukan agar dapat mempersiapkan lulusan sarjana Kehutanan dan Magister ilmu Kehutanan yang lebih progresif dan sociopreneurship dalam era Industri 4.0.
Mahasiswa Kreatif dan Inovatif
Menggunakan fasilitas pembelajaran berbasis daring secara rutin telah dimaksimalkan ketika proses belajar mengajar harus dilakukan secara virtual. Sedangkan untuk saat ini dimana kondisi sudah berangsur pulih, para mahasiswa mulai dibiasakan untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam mengikuti sistem perkuliahan berbasis digital.

Comments are closed.