Keutamaan Shalat Dhuha dan Tata Cara Shalat Dhuha
TOPIK UTAMA
Keutamaan Shalat Dhuha
Abu Hurairah berkata, “Nabi (sallallahu alahi wassalam) menyarankan saya untuk melakukan tiga hal: puasa tiga hari setiap bulan, shalat dua rakaat di pagi hari dan untuk melakukan sholat witr sebelum saya tidur (pada malam hari).” (Saheeh Al-Bukhaari)
Abu Dzarr meriwayatkan bahwa Nabi (sallallahu alaihe wassallam) berkata, “Setiap pagi ada tulang-tulang dan persendian kalian yang melakukan tindakan amal. Setiap perkataan ‘SubhaanAllah’ adalah tindakan amal; setiap perkataan ‘Alhumdullilah’ adalah tindakan amal dan setiap ucapan ‘Laa illaaha illallah’ adalah tindakan amal; setiap perkataan ‘Allahu akbar’ adalah tindakan amal; memesan barang adalah tindakan yang bisa diubah; memberantas kejahatan adalah tindakan amal. Untuk memenuhi amal itu, cukup berdoa dua rakat pagi hari. ” (Muslim 364)
Dikisahkan Anas, Rasulullah (sallallahu alaihe wassallam) berkata, “Siapa pun yang berdoa dua belas rakat Dhuhaa, Allah akan membangun sebuah kastil untuknya di surga.” (At-Tirmidzi yang menilai itu Gharib “tidak dikenal, ragu-ragu”).
Jumlah Raka’ah
Jumlah minimum rakaat untuk shalat pagi hari atay shalat duha adalah dua, berdasarkan hadits yang baru saja dikutip dan maksimumnya adalah delapan. Umm Haani meriwayatkan bahwa pada hari Penaklukan Mekah, Rasulullah (sallallahu alaihe wassallam) mandi di rumahnya dan kemudian shalat delapan rakaat. (Bukhari, Muslim)
Perbedaan Antara Shalat Ishraaq dan Shalat Dhuha
Shalat Ishraaq (“ishrak”) adalah shalat Dhuhaa (“chast”) yang ditawarkan di awal masanya. Ini bukan dua shalat yang berbeda. Ini disebut Ishraaq karena dilakukan segera setelah matahari terbit (shurooq) ketika matahari telah naik ke ketinggian tertentu.
Waktu Terbaik untuk Melakukan Shalat Dhuha
Waktu sholat Dhuha adalah dari waktu ketika matahari telah naik ke ketinggian tertentu, sampai tepat sebelum waktu untuk sholat Dhuhr. Shaykh Ibn ‘Uthaymeen mendefinisikannya dari seperempat jam setelah matahari terbit hingga sepuluh menit sebelum sholat Dzuhur. (Al-Sharh al-Mumti ‘, 4/122)
Para ulama mendefinisikan ini sebagai ketika seperempat hari telah berlalu, yaitu, setengah jalan antara matahari terbit dan sholat Dzikir. (Lihat al-Majmoo ‘oleh al-Nawawi, 4/36; al-Mawsoo’ah al-Fiqhiyyah, 27/224)
Jadi semua periode ini adalah waktu untuk sholat Dhuhaa. Lebih baik untuk berdoa setelah panas matahari menjadi kuat, karena Nabi mengatakan: “Lebih baik untuk melaksanakan shalat Dhuhaa ketika panas matahari telah menjadi begitu kuat bahkan anak muda dari unta merasakannya. ” (HR. Muslim, 748)
Zayd ibn Arqam mengatakan bahwa Nabi (sallallahu alaihe wassllam) pergi kepada orang-orang Quba dan mereka sedang berdoa shalat di pagi hari. Dia berkata, “Doa orang yang bertobat adalah ketika unta yang disapih merasakan panasnya matahari,” selama siang hari. (Muslim 368)
Hadits ini juga menunjukkan bahwa waktu sholat Dhuhaa yang terbaik adalah sebelum tengah hari.
Tata Cara Shalat Dhuha
Saat kalian ingin melakukan shalat dua, tahap pertama yang harus dilakukan yaitu berwudhu terlebih dahulu, kemudian tahap kedua adalah ucapkan niat misalnya “saya niat melakukan shalat dhuha sebanyak 2 rakaat karena allah ta’ala”. Kemudian selanjutnya kaian bisa langsung pergi ketempat kalian akan melaksanakan shalat dan mengarah ke kiblat.
Kemudian kalian bisa melafalkan takbir, membaca “subhanaka” kemudian kalian bisa melakukan seperti shalat biasa sebanyak dua rakaat. Setelah kalian salam, jangan lupa untuk berdzikir dan banyak-banyak beristigfar dan berdoa untuk meminta rahmat pada Allah SWT. Bisa kalian lihatkan bahwa shalat dhuha meskipun Sunnah merupakan hal yang sangat menguntungkan dan diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW. (ADV)