Konverter Kit Amin Ben Gas Manfaatkan LPG sebagai Bahan Bakar Perahu Motor
Sebagai salah seorang warga masyarakat yang sudah menetap di wilayah Kabupaten Kubu Raya sejak lahir, Blogger Borneo sempat merasa penasaran dengan alat konverter kit yang diciptakan oleh orang lokal Kubu Raya juga yaitu M. Amin.
Meskipun alat ini sudah mulai dibuat pada tahun 2010, namun sepertinya sampai sekarang pemanfaatannya khusus bagi masyarakat lokal Kubu Raya sendiri belum dirasakan maksimal. Menurut informasi dilansir dari laman resmi Equator.Co.Id, Sabtu (09/03/2019), konverter kit karya M. Amin ini justru banyak digunakan diluar Kalimantan Barat.
Sejak mengantongi berbagai jenis sertifikasi dan legalitas nasional, sampai sekarang alat ini sudah dipakai oleh lebih dari 50 ribu pengguna, baik itu dari kalangan nelayan maupun umum. Jika dilihat berdasarkan titik penyebarannya, sudah mencapai 68 kabupaten/kota se-Indonesia.
TOPIK UTAMA
Konverter Kit Amin Ben Gas
Menurut M. Amin ketika dikonfirmasi oleh wartawan portal berita online Equator.Co.Id pada saat ujicoba dilakukan beberapa waktu lalu, nama Amin Ben Gas (ABG) berawal dari kisah merakit konventer kit di masa pemerintahan Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan di periode pertama.
“Saat masa pemerintahan pak Muda periode pertama, sekitar tahun ketiga, beliau memanggil saya untuk memunculkan ide terkait pembangunan di Kubu Raya. Saat itu saya tawarkan mobil desa dan konverter kit gas. Akhirnya, lebih ke konventer kit, karena pertimbangan mayoritas penduduk Kubu Raya merupakan nelayan,” ujarnya.
Selain untuk nelayan, ABG juga bisa digunakan masyarakat Kubu Raya yang notabene tinggal di daerah-daerah kepulauan sehingga akses transportasi umumnya masih melalui jalur sungai. Jadi kedepannya diharapkan ABG dapat menjadi alat yang membantu transportasi masyarakat.
“Jadi ini juga bisa sebagai alat angkutan, baik manusia maupun barang. Bukan hanya untuk nelayan, tetapi moda transportasi juga,” demikian tambahnya.
Proses Pengembangan Terus Dilakukan
Proses riset dan perakitan ABG dimulai sekitar tahun 2010 dan sudah sempat di ujicoba oleh Bupati Kubu Raya pada saat itu yaitu Muda Mahendrawan. Dalam proses penyebarannya, ABG masih belum bisa disebarluaskan terkait dengan regulasi karena penggunaan tabung gas 3 kilogram hanya diperuntukkan bagi Rumah Tangga dan pelaku UMKM, bukan nelayan.
Alat sederhana konverter kit Amin Ben Gas ini diciptakan bertepatan dengan terjadinya kenaikan bahan bakar. Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mendukung penuh proses pengembangan riset dari alat ini. Akhirnya setelah berupaya dan kerja keras hingga bertahun-tahun, alat konverter kit ini memiliki payung hukum.
Baca Juga: Manajemen M150 Apresiasi Nelayan Berprestasi di Kubu Raya
“Dari 2010, kita lakukan upayakan payung hukumnya. Kita giring terus, hingga akhirnya 2015 keluar Peraturan Presiden (Perpres) peruntukan gas LPG 3 kilogram dan bisa digunakan juga oleh nelayan kecil,” lanjutnya.
“Makanya waktu itu, kita ajukan ke Badan Standardisasi Nasional (BSN). Kemudian, Tim BSN melakukan riset lapangan menggunakan motor air yang dimiliki nelayan Kubu Raya, karena memang di Kubu Raya pertama kalinya menggunakan ini. Akhirnya, terbitlah SNI untuk produk kita ini,” tuturnya singkat.
Dijamin Lebih Hemat
Setelah memiliki payung hukum, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengajukan register Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk ABG. M. Amin dalam pernyataannya berani menjamin jika konverter kit ini lebih hemat dan efisien dalam penggunannya.
“Jika menggunakan konverter kit gas LPG, akan lebih hemat hingga lima kali lipat dibandingkan menggunakan bahan bakar minyak pada mesin motor atau perahu nelayan,” dirinya menjelaskan.
Amin membandingkan penggunaan Pertalite dengan Bahan Bakar Gas (BBG) pada ABG, menggunakan sampan kecil bermesin 20 PK, mendapatkan hasil penghematan hingga 350 persen. Konverter Kit Amin Ben Gas (ABG) memanfaatkan LPG sebagai bahan bakar bagi motor kapal atau perahu motor.
Dalam sesi ujicobanya beberapa hari lalu di Sungai Kapuas, dirinya bersama dengan jurnalis menggunakan outboat atau sampan kecil dari fiber bermesin 20 PK dengan Konventer Kit ABG. “Kali ini kita sudah membandingkan penggunaan bahan bakar Pertalite dan BBG pada outboat tersebut,” kata Amin.
Amin menjelaskan, penggunaan Pertalite selama 10 menit menghabiskan bahan bakar sebanyak 1,5 liter pada kecepatan antara 16,4 – 17,9 knot. Namun, ketika digunakan pada kecepatan 16,9 – 18,5 knot selama waktu yang sama 10 menit, hanya menghabiskan BBG sebanyak 6 ons saja.
“Jika dirupiahkan dengan waktu tempuh, jarak dan kecepatan yang sama rata-rata, kira-kira pakai Pertalite Rp. 11.475 per liter, dimana harga Pertalite di SPBU hari ini Rp. 7.650 per liter. Sedangkan menggunakan elpiji 3 kilogram, hanya menghabiskan Rp. 3.300” tutur menjelaskan.
Dari perhitungan ini dapat diambil satu kesimpulan bahwa terjadi selisih sebesar kurang lebih lima kali lipat atau jika dipersentasekan mencapai sekitar 350 persen penghematan bisa didapatkan dari penggunaan Pertalite dibanding elpiji. Tentu saja ini akan sangat hemat sekali dalam penggunaan bahan bakar gas jika kita menggunakan Konverter Kit ABG.
Konverter Kit ABG Generasi ke-9
Di sesi ujicoba kali ini, Amin menggunakan Konverter Kit Amin Ben Gas generasi ke-9 yang dipasangkan pada mesin speed boat tempel 20 PK. Bersama timnya, Amin memeriksa setiap detail mesin speed boat, konverter, tabung gas elpiji 3 kilogram, serta perahu. Proses uji coba dilakukan di sepanjang Sungai Kapuas.
Amin memaparkan, selama 10 menit menjajal mesin speed boat 20 PK menggunakan bahan bakar elpiji, tidak ada kendala apapun. Mesin tetap stabil, tekanan mesin juga stabil, bahkan suara mesin terdengar lebih halus dibandingkan menggunakan bensin. Proses ujicoba akan terus dilakukan, tidak berhenti sampai disini.
Alhamdulillah, produk yang kita hasilkan saat ini sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh banyak masyarakat, tidak hanya di Kalbar, tapi di beberapa wilayah Indonesia dengan bantuan dari Kementerian Kelautan dan pihak lainnya,” kata Amin. Video dibawah ini diambil ketika proses pemasangan Konverter Kit Amin Ben Gas di Pasaman Barat.
Sementara itu, Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menjelaskan bahwa pihaknya tetap akan mengembangkan konverter kit ini di Kubu Raya karena dapat memberikan manfaat bagi masyarakat terutama para nelayan. “Inikan Kubu Raya yang ciptakan produk, jadi di Kubu Raya harus dikembangkan. Tahun ini, tetap kita mulai, karena bagus sekali untuk masyarat, terutama nelayan,” ungkapnya.
Di era kepemimpinan kali ini, Muda Mahendrawan mengatakan bahwa di perubahan anggaran nanti akan disusun anggarannya. Nanti akan diperbanyak jumlah penggunanya di Kabupaten Kubu Raya. Dari seluruh Kabupaten di Indonesia, 80 diantaranya sudah menggunakan konverter kit Amin Ben Gas ini. Sedangkan kita sendiri yang menciptakan malah belum masif menggunakannya.
Muda Mahendrawan mengakui jika pada saat itu ABG memang tidak mendapat perhatian, padahal secara nasional konverter kit Amin Ben Gas ini sudah diakui. “Bahkan izinya sudah keluar semua. Ini harus kita mulai, terutama di perubahan nanti,” tutupnya. (DW)
Sumber:
- https://equator.co.id/konverter-abg-terkenal-di-daerah-orang/