Indonesia Website Awards

Aplikasi Kasir Pintar

Melawan atau Memanfaatkan? Tanya Saja kepada Dua Gelas Ini

Sebuah kiriman video pendek dari salah seorang sahabat melalui WA beberapa waktu lalu memperlihatkan bagaimana seorang driver taksi online sedang di-bully oleh para oknum driver taksi bandara ketika sedang menunggu tamu di kawasan Bandar Udara Internasional Supadio Pontianak.

Gelas Minuman Driver Taksi Online di Pontianak
Gelas Minuman Driver Taksi Online di Pontianak (Image: Dok. Pribadi)

Bermula dari sebuah status miliknya salah seorang sahabat di media sosial, Blogger Borneo langsung meresponnya dengan memberi komentar dan mengajaknya untuk bertemu. Secara kebetulan, status sahabat tersebut ternyata memiliki keterkaitan secara tidak langsung dengan kisah tersebarnya video pendek tersebut. Jadi, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, Blogger Borneo langsung bergegas ke lokasi usaha milik sahabat tersebut. Dan begitu tiba di lokasi, kami pun langsung terlibat dalam satu diskusi serius tapi santai namun tetap memiliki materi yang berisi terkait dengan fenomena ini.

Memang jika diperhatikan dalam kurun waktu 3 bulan terakhir, isu mengenai akan munculnya aplikasi-aplikasi taksi online, seperti: Go-Car, Grab, dan Uber telah menimbulkan rasa kekuatiran tersendiri bagi para driver taksi konvensional di kota Pontianak. Bagaimana tidak? Jika pada sebelumnya saja, kehadiran Go-Jek di Pontianak sudah dapat memperlihatkan bagaimana dampaknya terhadap para ojek konvensional dan pemilik aplikasi ojek online lokal, sekarang bagaimana dengan rencana kehadiran taksi-taksi online tersebut. Tentu saja mereka akan berpikir bahwa dampaknya akan sama.

3 Bulan Kemudian…

Tidak terasa 3 bulan berlalu, dan memang seperti apa yang telah diperkirakan bahwa satu per satu perusahaan pemilik aplikasi taksi online, seperti: Grab, Uber, dan Go-Car mulai melakukan ekspansi dengan mengembangkan area jangkauan layanan sampai ke kota Pontianak. Jadi, bagi masyarakat yang tinggal di kawasan kota dan sekitarnya sudah dapat menggunakan jasa layanannya melalui aplikasi di Google Play Store. Akhirnya rasa kekuatiran itu menjadi nyata…

Terlepas dari isu kapitalisme maupun perusahaan pemilik aplikasi taksi online tersebut merupakan milik asing, satu hal yang tidak bisa dipungkiri adalah kehadiran aplikasi-aplikasi taksi online ini telah memberikan solusi praktis dan cepat bagi semua pihak. Kita ketahui sendiri bahwa untuk kota Pontianak dan sekitarnya, ketersediaan akses transportasi publik yang aman, nyaman, dan tentu saja murah sampai detik ini masih belum bisa dimaksimalkan.

Baca Juga:   Peringatan Hari Ulang Tahun ke-72 TNI, Bersama Rakyat TNI Kuat

Memang jika mau dibedah secara mendalam, kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Tapi setidaknya, jika dilihat secara kasat mata dari sudut pandang masyarakat awam, kehadiran aplikasi-aplikasi taksi online ini sudah cukup memberi solusi bagi masyarakat.

MELAWAN ATAU MEMANFAATKAN???

Diterimanya sebuah kiriman video pendek melalui WA dari salah seorang sahabat yang memperlihatkan secara langsung bagaimana para oknum driver taksi bandara melakukan aksi bully terhadap seseorang yang diduga adalah driver taksi online menimbulkan rasa keprihatinan dalam diri ini. Dalam hal ini, di ruang lingkup penyediaan jasa layanan sama, seharusnya kejadian ini jangan lagi terulang nanti. Sama-sama cari makan, cara yang diambil pun halal, kenapa juga harus sampai bentrok dan gontok-gontokan hanya karena merasa tersaingi oleh kehadiran teknologi.

Sekarang jika Blogger Borneo bertanya, siapakah yang sebenarnya harus dipersalahkan? Apakah para drivernya atau perusahaan pembuat aplikasinya, tentu saja jawabannya adalah perusahaan pembuat aplikasinya. Benar atau benar??? Jadi, kenapa harus para drivernya yang menjadi korban? Padahal mereka hanya berusaha untuk mencari rejeki halal dengan MEMANFAATKAN aplikasi online tersebut, bukan malah MELAWAN nya. Sebuah pemikiran yang cukup sederhana bukan?

ANDA BERTANYA, GELAS INI MENJAWAB

Satu hal lagi, disini Blogger Borneo ingin memberikan gambaran melalui foto penampakan dua gelas diatas. Foto tersebut diambil ketika berkunjung ke lokasi milik salah seorang sahabat. Coba perhatikan foto dua gelas tersebut, apa ada yang unik atau menarik? Lanjutkan membaca ya… 😉

Waktu baru saja menunjukkan jam 09.15 pagi ketika saya tiba di lokasi usaha sahabat tersebut. Tampak Beliau sedang duduk sendiri sambil santai dengan menggenggam gadget di tangannya. Tampak di hadapannya dua gelas yang masih ada isinya, sepertinya sedang ditinggal pemiliknya pergi.

Baca Juga:   Pontianak Lebih Butuh Creative Center Daripada Convention Center

“Yang kiri udah tarikan ke-4, yang kanan udah tarikan ke-6.” demikian ucap singkat dari sahabat saya tersebut. Mendengar penjelasan seperti itu, langsung terbersit ide untuk membuat sebuah tulisan bersifat opini pribadi mengenai beredarnya video pendek bully terhadap driver taksi online di Pontianak yang diterima malam sebelumnya.

Dalam hati Blogger Borneo berpikir, padahal masih jam 9-an pagi, tapi kedua driver taksi online sudah memperoleh lebih dari 4 tarikan. Rata-rata orderan masuk dari beberapa tamu hotel yang berada di sekitar lokasi tersebut. Blogger Borneo menanyakan berapa pendapatan yang diperoleh, sahabat saya tersebut mengatakan paling hanya sekitar 10-20 ribu per sekali jalan karena jarak pengantaran juga tidak terlalu jauh.

SEDIKIT TAPI BANYAK ATAU BANYAK TAPI SEDIKIT

Kira-kira apa pilihan kawan-kawan dari dua pernyataan diatas? Kalau Blogger Borneo sendiri lebih memilih SEDIKIT TAPI BANYAK. Mengambil kesimpulan dari jawaban sahabat tadi bahwa sekali terima orderan, para driver taksi online ini “hanya” mendapatkan angka pendapatan yang mungkin bagi sebagian orang dianggap SEDIKIT. Oke, meski begitu ketika hari baru saja berjalan 1/4 waktu kerja (asumsi disini jam kerja dari jam 6 pagi sampai 6 petang), mereka sudah bisa mendapatkan lebih dari 5 orderan. Bisa dinilai BANYAK untuk aktivitasnya. 🙂

Sebagai aplikasi yang memberikan penghasilan berbasis kinerja, para driver taksi online ini diharapkan bisa mencapai target aktivitas dalam kurun waktu tertentu dimana penilaiannya berdasarkan akumulasi poin. Jadi setiap menyelesaikan satu orderan, mereka berhak untuk mendapatkan poin. Nantinya perusahaan akan memberikan bonus dalam bentuk cashback jika akumulasi jumlah poin tertentu berhasil dicapai para driver tersebut. Tidak terasa akhir bulan setelah dihitung-hitung, ternyata jumlah penghasilan yang terkumpul sudah termasuk dengan bonusnya dirasa cukup. Alhamdulillah…

Nah, semoga kawan-kawan bisa mengambil nilai positif dari tulisan ini. Blogger Borneo hanya mencoba untuk membuka pemikiran bahwa perkembangan teknologi yang dirasa terjadi sangat cepat ini, sudah menjadi bagian dari pergerakan zaman. Sudah menjadi hukum alam bahwa setiap perubahan pasti akan memberikan dampak positif maupun negatif bagi lingkungan di sekitarnya. Sekarang tinggal bagaimana kita menggunakan dan memanfaatkan wujud dari perkembangan teknologi informasi tersebut. Salaam… (DW)

Don`t copy text!