TOPIK UTAMA
Menjadi Penulis Freelance Sukses
Pesan itu saya terima selepas kelas Jurnalistik yang saat itu sedang ada materi soal portal berita. Entah kebetulan macam apa ini.
Sontak saya kaget, senang, sekaligus bingung. Saya memang sempat magang di kantor tersebut selama dua bulan. Tapi tidak menyangka sama sekali untuk ditawari “nyambi” di sana. Apalagi beberapa minggu itu posisi saya mendadak jadi pengangguran setelah ‘lulus’ dari salah satu radio komunitas.
“Mau, mbak!” jawab saya tanpa ba-bi-bu. Dan perjalanan saya nulis dibayar dimulai sejak saat itu.
Sebelum di Tirto, saya kerap menulis konten untuk siaran di radio komunitas. Padahal menulis untuk radio dan untuk artikel itu lumayan beda.
Saya harus melewati masa transisi dari penggunaan bahasa “lisan” dengan bahasa “tulis” karena keseringan nulis untuk radio. Praktis, hari-hari saya dihabiskan dengan lebih banyak baca artikel berita dari biasanya.
Ditambah topik yang sering diorder ke saya kala itu adalah soal kesehatan, psikologi, dan parenting. Trio topik yang sama sekali asing untuk saya.
Menulis Menyesuaikan Bahasa
Beruntung sewaktu magang saya sempat disuruh latihan dan diajarin teknik menulis ala “bahasa Tirto.” Jadi soal teknik penulisan tinggal saya asah sambil melanjutkan pelatihan yang saya terima selama magang.
Di minggu-minggu pertama saya cuma mampu menulis maksimal 2 artikel setiap hari. Kadang bahkan cuma bisa setor 1 artikel dengan total menulis 2 jam lebih. Selain terbentrok jadwal kuliah, artikel untuk portal berita ini memerlukan riset mendalam. Untungnya senior-senior editor memaklumi itu.
Saya selalu dihibur dengan kalimat sakti, “yang penting kualitas dari pada kuantitas” yang menjadi prinsip semua orang saat itu (kalo diingat-ingat terharu juga haha).
Penghasilan dihitung per artikel yang berhasil saya tulis setiap 4 minggu. Jadi semakin banyak artikel yang ditayangkan semakin banyak bayaran yang saya terima.
Waktu Kerja Fleksibel
Enaknya pekerjaan ini, sangat flexible. Saya bisa menulis di mana saja, yang penting ada gadget dan sambungan internet. Kadang kalau lagi iseng, saya nulis menggunakan aplikasi Word di ponsel sambil ‘rebahan.’ Sampe kakak saya, yang akhir-akhir ini WFH, geleng-geleng tiap kali lihat saya ngetik sambil rebahan.
“Ini nih, definisi kerja sambil rebahan” kata dia sambil melengos lewat kamar saya. Sialan.
Saran buat kamu yang mau mulai nulis:
Saya yakin, saya belum se-kredibel itu untuk ngajarin Quorawan cara nulis yang benar. Enggak. Ilmu saya rasanya belum nyampe sana.
8 Poin Sukses
Poin-poin di bawah ini lebih ke sharing, pintu mana saja yang pernah saya lalui untuk bisa jalan di jalur ini.
- Magang. Cari tempat magang di kantor berita online, media cetak, perusahaan atau start up di divisi content writer. Ini sebagai pembuka jalan teman-teman untuk mulai karir di bidang tulis menulis.
- Kalau nggak punya waktu untuk magang (karena terbentrok jadwal sekolah atau kuliah) Kirim naskah ke koran/media cetak lokal, media online, atau lamar jadi freelance writer lewat platform freelancer.co.id atau sribulancer.com.
- Kalau masih SMA atau kuliah, ikut UKM yang mengajari keterampilan menulis, kaya jurnalistik, radio/video (divisi produksi/script writer), organisasi riset, dan sebagainya. Berguna sebagai kursus gratis sekaligus ‘amunisi’ pengisi CV kala melamar ke lembaga atau perusahaan seperti di poin 1 atau 2.
- Channel. Banyak-banyak berteman dengan orang-orang yang dekat dengan dunia media, jurnalistik, dan industri tulis menulis lainnya. Selain sebagai gerbang untuk dapat info kalau-kalau ada lowongan, mereka bisa membantu memberi kita saran atas tulisan kita. Misalnya, kakak kelas yang sering mengirim naskah ke media cetak atau dosen yang pernah menerbitkan buku. Tanya pada mereka bagaimana caranya agar tulisan kita bisa dilirik.
- Kalau dapat kesempatan, langsung ambil dan manfaatkan sebaik mungkin. Katakanlah kita akhirnya diterima untuk jadi freelancer untuk klien, perusahaan, atau lembaga tertentu. Manfaatkan kesempatan itu untuk belajar. Jangan pikirin soal duit dulu, yang penting bisa dapet ilmu dan pengalaman.
- Branding itu penting. Masih terkait dengan poin 5, saat udah dikasih kesempatan lakukan yang terbaik. Tunjukkan kalau kita serius setiap produksi karya sesederhana apapun topiknya. Kalau klien atau perusahaan senang, kemungkinan mereka mau mempekerjakan kita lagi di masa depan.
- Konsisten dan belajar manajemen waktu. Saya bukan satu-satunya freelancer di portal ini. Ada dua teman saya yang juga ditawari untuk jadi freelancer. Namun, karena kesibukan mereka sulit konsisten menulis dan akhirnya memilih berhenti di tengah jalan.
- Banyak baca dan banyak menulis. Mulailah baca banyak topik diluar topik favorit (misal dalam kasus saya baca topik kesehatan dan parenting). Pastikan untuk selalu update topik-topik yang lagi ramai. Kita nggak pernah tau kalau kita butuh wawasan soal itu di masa depan. Untuk mengasah kemampuan menulis, menurut saya Quora salah satu platform yang tepat. Tapi kalau lebih nyaman diplatform lain seperti Instagram, Blogger, Facebook, dan sebagainya, ya, monggo.
Kayaknya segitu dulu yang kepikiran. Semoga ada rekan-rekan Quora lain yang paham dunia tulis menulis bisa menambahkan.
Sumber: Qoura/NancyPuspha