Pancasilaku Bukan Keris, Pancasilaku Hanyalah Simbol Negara

Hari ini tepat 1 Oktober 2014, sudah bukan menjadi pemandangan asing lagi jika kita melihat di beberapa lokasi seperti kantor pemerintahan maupun sekolah dilaksanakan upacara bendera. Dari sejak pemerintahan jaman orde baru hingga hari ini, tanggal 1 Oktober telah ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Mungkin banyak yang masih ingat bagaimana dalam pelajaran sejarah waktu sekolah dulu dijelaskan bahwa Hari Kesaktian Pancasila ditetapkan sebagai bentuk peringatan dari peristiwa Gerakan 30 September pada tahun 1965.

Pada saat itu, terjadi insiden berdarah dengan diculiknya 6 (enam) orang jenderal dan 1 (satu) kapten serta beberapa orang lainnya. Insiden berdarah ini dilakukan oleh sekelompok organisasi yang dinamakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Selang beberapa jam kemudian, gerakan ini berhasil ditumpas oleh pasukan tentara Indonesia. Oleh pemerintah, tanggal 30 September ditetapkan sebagai Hari Gerakan 30 September dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Selama masa pemerintahan orde baru, Blogger Borneo masih sangat ingat sekali bagaimana tayangan film dokumenter mengenai terjadinya peristiwa G30S selalu diputar pada tanggal 29 atau 30 September. Sepertinya penayangan film dokumen tersebut telah menjadi satu hal “wajib” yang harus dilakukan, sama seperti penetapan Hari Kesaktian Pancasila yang harus diperingati setiap tahunnya. Akan tetapi, sejak lengsernya Soeharto sebagai Presiden Orde Baru pada tanggal 21 Mei 1998, semua “ritual” tersebut langsung dihilangkan. Bahkan sejak pemerintahan berganti menjadi Orde Reformasi, cerita-cerita sejarah mengenai terjadinya peristiwa G30S dihilangkan dari buku-buku pelajaran sekolah hingga saat ini. Hanya saja untuk peringatan Hari Kesaktian Pancasila tetap selalu dilaksanakan setiap tahunnya.

Baca Juga:  Peluang Pasangan Ria Norsan dan Krisantus Kurniawan dalam Pilkada Gubernur Kalbar 2024

Monumen Pancasila Sakti

Nah, satu diskusi menarik terjadi ketika pada hari ini Blogger Borneo membuat status di Facebook yang isinya: Pasti banyak yang lupa kalau hari ini adalah HARI KESAKTIAN PANCASILA. Dari beberapa orang yang komentar, ada salah satu sahabat dekat memberikan komentar cukup menarik.

Saya ndak pernah percaya indoktrinasi seperti itu. Hahahaha. Mau sampe muntah2 ngasih wejangan dicekokin percuma. Apanya yang sakti? Dia jadi sakti karena kita dipaksa menganggapnya demikian. Macam barang bertuah saja, jimat negara. Hahahaha

Begitu membaca komentar tersebut Blogger Borneo langsung tertegun sejenak, ternyata cukup masuk akal juga ya. Menjadikan sebuah simbol, dalam hal ini yang digunakan adalah simbol negara sebagai sesuatu yang “sakti”. Kayak keris saja yang bagi sebagian orang menganggapnya sebagai barang yang suci dan sakti. Padahal jika dipahami tentulah yang memiliki kesaktian sesungguhnya adalah Sang Maha Pencipta sebagai Zat yang suci. Bukan berupa barang, sosok, ataupun perumpaan-perumpaan fisik lainnya. Jadi kembali lagi ke definisi semula bahwa Pancasila bukanlah keris, melainkan hanyalah sebuah simbol negara. (DW)

Sumber Dokumentasi:

  • http://travelmatekamu.com/2014/05/08/yuk-belajar-sejarah-pahlawan-revolusi-melalui-monumen-pancasila-sakti/
Artikel Lainnya
Leave A Reply

Your email address will not be published.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More