Tidak terasa kita telah memasuki bulan Syawal yang tahun ini tepat jatuh pada tanggal 10 September 2010. Perasaan senang dan haru mengiringi langkah kita menyongsong mentari pagi yang cerah dan fitri. Tiada kata yang dapat terucap selain Minal Aidin Wal Faidzin Mohon Maaf Lahir dan Batin. Sebagai seorang manusia yang penuh dengan kelemahan dan kesalahan, beribu maaf saya haturkan kepada saudara-saudara sekalian. Kali ini saya ingin mengangkat topik mengenai suasana lebaran di tempat saya tinggal selama ini yaitu Pontianak, Kalimantan Barat. Kebetulan juga saya sekarang sedang mengikuti Writing Contest Pesta Blogger 2010 dimana tema yang diambil tahun ini adalah Rayakan Keragaman.
Tidak seperti di beberapa daerah lain di Indonesia yang mengisi masa liburan lebaran dengan jalan-jalan ke obyek wisata yang ada, di Pontianak justru masa liburan lebaran tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk merajut kembali tali silaturahmi antara keluarga maupun handai taulan yang sempat renggang selama setahun ini. Suasana kekeluargaan begitu hangat dan akrab terasa disaat kita saling berkunjung ke rumah-rumah keluarga dan saling bersalaman di bulan yang fitri ini. Ya perbedaan suasana itulah yang kurasakan sangat berbeda jika kubandingkan dengan beberapa daerah lain di Indonesia. Jika ditempat lain lebarannya hanya pada hari pertama dan kedua di bulan Syawal saja, kalau di Pontianak lebarannya ya selama bulan Syawal itu juga alias sebulan penuh. Seru banget kan…
Tidak ada memandang perbedaan ras, suku, maupun agama pada saat itu. Pokoknya semua tumpah ruah menjadi satu dalam nuansa kebersamaan yang sama. Memang kita masing-masing memiliki perbedaan keyakinan namun kita tetap memiliki persamaan yaitu sama-sama makhluk sosial yang dalam kesehariannya tidak pernah lepas dari ketergantungan dengan orang lain. Dalam setiap agama juga sama-sama diajarkan mengenai falsafah toleransi dan hidup damai dengan pemeluk agama lain yang ada dimuka bumi. Oleh karena itu jangan heran jika ada orang yang berasal dari suku atau agama lain datang berlebaran kerumah kita, itu sudah menjadi hal yang biasa.
Intinya disini bukan berarti kita mesti menunggu bulan Syawal tiba baru akan saling bersilaturahmi dan memaafkan, justru jadikan bulan Syawal sebagai momentum awal untuk mempererat tali silaturahmi yang pernah terjalin sebelumnya. Atau bahkan kalau bisa malah menambah tali silaturahmi diantara sesama umat manusia. Kita memang diciptakan dengan berbagai macam perbedaan dan keragaman, namun kita harus bisa membuat perbedaan dan keragaman itu bukan sebagai satu titik perpecahan melainkan satu titik kebersamaan. (DW)