Tugu Digulis Pontianak, Simbol Perjuangan 11 Tokoh Kalimantan Barat
Jika kita menyusuri sepanjang Jalan Ahmad Yani dari arah Bandar Udara Supadio sampai Kota Pontianak pasti akan melewati bundaran berbentuk tugu-tugu dengan ketinggian berbeda yang sering disebut sebagai Tugu Digulis.
Tugu Digulis Pontianak
Pada tahun 1987, tepatnya pada tanggal 10 November tugu ini diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat pada saat itu, H. Soedjiman. Sejak diresmikan hingga saat ini, tugu ini telah mengalami beberapa kali perubahan.
Untuk penamaannya sendiri warga masyarakat Kota Pontianak ada yang mengenalnya sebagai Tugu Bambu Runcing karena bentuknya seperti bambu kuning, Tugu Bundaran UNTAN karena lokasinya berada di kawasan Universitas Tanjungpura Pontianak, dan yang terakhir adalah Tugu Digulis.
Khusus untuk penamaan yang terakhir, karena namanya masih cukup asing terdengar maka Blogger Borneo berusaha mencari beberapa referensi mengenai kisah sejarah dan alasan kenapa nama ini yang pada akhirnya digunakan.
Alhamdulillah melalui beberapa referensi via online, Blogger Borneo pun menemukan informasi yang diinginkan. Berikut merupakan penampakan Tugu Digulis Pontianak yang didokumentasikan pada tahun 2005.
Ketika pertama kali dibangun dan diresmikan, Tugu Digulis Pontianak hanya berbentuk tonggak-tonggak dengan ketinggian dibuat berbeda kemudian di cat berwarna kuning polos tanpa ada penambahan warna.
Pada tahun 1995, perubahan warna dilakukan dengan mengganti warna dari kuning ke merah dan putih.
Perubahan warna ini ternyata memicu komentar dari warga masyarakat yang melihat bentuknya malah miris seperti sebuah lipstik. Oleh karena itu, 11 tahun kemudian Tugu Digulis Pontianak dirombak dan disempurnakan bentuknya serta warnanya agar lebih menyerupai bambu runcing.
Kembali ke sejarah awal pembangunan dan pemberian nama monumen bersejarah ini, ternyata nama Digulis diambil dari nama sebuah lokasi pengasingan 11 tokoh Sarekat Islam di Kalimantan Barat yaitu Boven Digoel, Irian Barat.
Kesebelas tokoh pejuang Kalimantan Barat ini dibuang ke tempat pengasingan karena pemerintah Hindia Belanda kuatir akan timbul pergerakan pemberontakan pada saat itu.
Dari keseluruhan tokoh pejuang tersebut, tiga orang diantaranya wafat di lokasi pengasingan dan lima diantaranya wafat dalam Peristiwa Mandor.
Adapun nama-nama ke sebelas tokoh tersebut, antara lain:
- Achmad Marzuki, asal Pontianak, wafat karena sakit dan dimakamkan di makam keluarga;
- Achmad Su’ud bin Bilal Achmad, asal Ngabang, wafat dalam Peristiwa Mandor;
- Gusti Djohan Idrus, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di Boven Digoel;
- Gusti Hamzah, asal Ketapang, wafat dalam Peristiwa Mandor;
- Gusti Moehammad Situt Machmud, asal Ngabang, wafat dalam Peristiwa Mandor;
- Gusti Soeloeng Lelanang, asal Ngabang, wafat dalam Peristiwa Mandor;
- Jeranding Sari Sawang Amasundin alias Jeranding Abdurrahman, asal Melapi, Kapuas Hulu, wafat karena sakit di Putussibau.
- Haji Rais bin H. Abdurahman, asal Ngabang, wafat dalam Peristiwa Mandor;
- Moehammad Hambal alias Bung Tambal, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di Boven Digoel;
- Moehammad Sohor, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di Boven Digoel; dan
- Ya’ Moehammad Sabran, asal Ngabang, wafat karena sakit.
Sebagai salah satu bentuk penghargaan atas jasa perjuangan yang telah diberikan, pemerintah daerah telah mengabadikan nama kesebelas tokoh pejuang Kalimantan Barat ini menjadi nama jalan di Kota Pontianak.
Untuk saat ini, Tugu Digulis Pontianak telah direnovasi dan disempurnakan model serta bentuk bangunannya dimana pada sekeliling tugu dibangun kolam air mancur yang ketika malam hari tiba bisa terlihat keindahan dari pancaran warna warni lampu menerangi dan membentuk sebuah pola.
Proses renovasinya sendiri dilakukan pada tahun 2015 dan diresmikan langsung oleh Walikota Pontianak, Sutarmidji, SH., M.Hum.
Kondisi terbaru sekarang adalah di sekitar Tugu Digulis Pontianak juga telah dibangun area taman yang diberi nama Taman Digulis.
Kawasan taman ini sengaja dibangun karena pada momen-momen tertentu, kawasan Tugu Digulis Pontianak sering dijadikan sebagai salah satu tempat penyelenggaraan.
Jadi jangan heran jika kita lihat sekarang di kawasan Tugu Digulis Pontianak banyak warga masyarakat dari segala usia memanfaatkannya sebagai tempat bersantai maupun ajang selfie.
Nah, Ini Dia Sejarah-Sejarah Menarik di Indonesia. Baru tahu kan ternyata selain terkenal akan Tugu Khatulistiwa nya ternyata Kota Pontianak juga memiliki Tugu Digulis Pontianak.
Jadi jangan lupa jika ada waktu dan jodoh untuk datang dan berkunjung ke Negeri Khatulistiwa, sempatkan diri untuk datang dan selfie di tempat ini. Cheeerrrrrsssss… (DW)
Sumber Referensi:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Tugu_Digulis
- http://infopontianak.org/sejarah-tugu-digulis-bundaran-untan/