Hanya sekedar ingin menuliskan pengalaman pribadi dua tahun lalu dimana pada saat itu saya ingin mengajukan program magang ke para mahasiswa jurusan akuntansi di salah satu institusi pendidikan tinggi negeri di Pontianak. Pada saat itu saya bertemu langsung dengan Ketua Program Magangnya, berikut ilustrasi hasil pembicaraan dengan Beliau.
Saya : Selamat pagi Pak, maaf saya mau minta informasi mengenai proses permintaan mahasiswa magang di perusahaan saya.
Ketua : Iya bisa saja, kalau boleh tahu perusahaannya bergerak dibidang apa ya?
Saya : Bidang Reseller dan Pusat Pelatihan Sistem Komputer Akuntansi Pak.
Ketua : Oke, terus nanti mahasiswa magang tersebut kerjaannya apa saja?
Saya : Bagian marketing dan pendampingan klien Pak.
Ketua : Oh, jadi jualan produk gitu?
Saya : Iya Pak, cuma disertai dengan pendampingan pelatihan ke klien juga nantinya.
Ketua : Hhhhmmm… Sepertinya tidak bisa karena mahasiswa akuntansi kok disuruh jualan, jurusan akuntansi kan seharusnya kerja di kantor dan membuat laporan keuangan. Kalau job desc nya seperti yang dijelaskan ya tidak nyambunglah.
Saya : …… (terdiam sesaat)
Saya : Okelah Pak, kalau pemikirannya seperti itu ya apa mau dikata. Terima kasih buat semua informasinya. Assalamualaikum…
Ketua : Wa’alaikumsalam Wr. Wbr.
Dalam perjalanan pulang saya berpikir ternyata cara pikir mereka masih seperti itu, sangat bertolak belakang dengan pemikiran saya saat ini. Padahal jelas-jelas saya juga berlatar belakang pendidikan yang sama yaitu berasal dari jurusan Akuntansi. Dan memang jika sejak awal saya mengikuti arus seperti apa yang dikatakan oleh Bapak Ketua Program Magang tadi, maka saya yakin seyakin-yakinnya sampai tua nanti saya tetap akan bekerja di belakang meja, didalam ruangan ber-AC, dan selalu menghadapi rutinitas yang membosankan setiap harinya. Benar-benar jauh dari prinsip hidup saya. Salam kreatif… (DW)
Sumber Gambar:
- http://theartmag.com/the-arts/creative-entrepreneur-reynier-llanes/