TPFx Pontianak
Liputan

Antisipasi Terorisme Masuk Kalbar, FKPT Gelar Pelatihan Jurnalisme Damai di Pontianak

×

Antisipasi Terorisme Masuk Kalbar, FKPT Gelar Pelatihan Jurnalisme Damai di Pontianak

Sebarkan artikel ini
LKP Cerdas Berdaya

BLOGGERBORNEO.COM – Cekal Terorisme via Jurnalisme Damai (Peace Journalism) di Kalimantan Barat, kalimat ini menjadi tema pokok dalam Pelatihan Peace Journalism (Jurnalisme Damai) dalam Perspektif Anti Teror yang diselenggarakan di Rumah Adat Melayu Pontianak, Rabu (26/08/2015). Kegiatan ini sendiri diselenggarakan oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Barat. Adapun yang menjadi koordinator kegiatan Pelatihan Jurnalisme Damai di Pontianak ini adalah Bang Nur Iskandar, Blogger Borneo mengenal Beliau sebagai salah seorang wartawan senior terbaik yang ada di Kalimantan Barat.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan Pelatihan Jurnalisme Damai di Pontianak ini dibagi menjadi 3 sesi diskusi dimana masing-masing sesi akan diisi oleh para pemateri dan moderator yang cukup berkompeten di bidangnya. Sebelum masuk dalam agenda inti, Bang Nur Iskandar memberikan laporan secara resmi mengenai penyelenggaraan kegiatan pelatihan tersebut. Secara umum Beliau merasa sangat antusias melihat begitu banyaknya peserta yang hadir. Dari sekitar 200 undangan yang dipersiapkan, semuanya habis tersebar. Dari jumlah tersebut, beberapa diantaranya berasal dari kabupaten Ngabang, Singkawang, Sambas, Mempawah, dan Melawi.

Pelatihan Peace Journalism di Rumah Adat Melayu Pontianak
Pelatihan Peace Journalism di Rumah Adat Melayu Pontianak (Foto: Dok. Pribadi)

Untuk selanjutnya, kata sambutan diberikan oleh perwakilan FKPT Provinsi Kalimantan Barat karena pada saat bersamaan Ketua FKPT Kalbar, Bapak Drs. HM. Zeet Hamdy Assovie, MTM. berhalangan untuk hadir. Pada kesempatan ini FKPT Kalbar menjelaskan bahwa dalam kurun waktu lima terakhir beberapa titik yang berbatasan langsung dengan negara tetangga selalu menjadi fokus perhatian.

Baca Juga:  Ketek, Aplikasi Pengantaran Pertama Berbahasa Iban Diluncurkan Hari Ini

Kata sambutan berikutnya diberikan oleh perwakilan dari Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT), Bapak Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA. Beliau menjelaskan bahwa secara strukturisasi BNPT memiliki perpanjangan tangan dalam bentuk FKPT di masing-masing ibukota provinsi. Kedepannya ditargetkan akan dibentuk juga unit-unit penanggulangan terorisme untuk tingkat masyarakat maupun mahasiswa. Hal ini dilakukan dalam upaya memperkecil ruang gerak para terorisme di Indonesia.

httpv://youtu.be/Re5XFOoeJzI

Sekitar pukul 10.30 WIB sesi pertama Pelatihan Jurnalisme Damai di Pontianak dimulai, karena pada saat yang bersamaan Blogger Borneo harus ijin keluar sebentar untuk menjemput anak sekolah maka tidak ada ulasan mengenai sesi ini. Sebelumnya Blogger Borneo mohon maaf atas kekurangan ini. #Peace 😀

JURNALISME KAMPUNG MENANGKAL TERORISME

Di sesi kedua, Bang Alexander Mering selaku praktisi jurnalisme di Kalimantan Barat memberikan materi mengenai Jurnalisme Kampung Menangkal Terorisme. Secara gamblang Beliau menjelaskan kisah pengalamannya menggagas terbentuknya Tribune Institute dengan beberapa sahabatnya, salah satu diantaranya adalah Bang Nur Iskandar. Menurut Bang Alex, demikian Blogger Borneo memanggilnya, proses jurnalisme itu bisa dilakukan menggunakan media apa saja. Selama tulisan yang dibuat memenuhi kriteria dan dapat dipertanggungjawabkan itu bisa masuk dalam kategori hasil karya jurnalistik.

Alexander Mering Sedang Memberikan Presentasi Mengenai Konsep Jurnalisme Kampung Menangkal Terorisme
Alexander Mering Sedang Memberikan Presentasi Mengenai Konsep Jurnalisme Kampung Menangkal Terorisme (Foto: Dok. Pribadi)

Bang Alex menambahkan, di era internet dan media sosial saat ini blog dapat digunakan sebagai alat untuk bersuara melalui tulisan. Hal ini memotivasi Beliau untuk berusaha mengumpulkan para blogger yang ada di Kalimantan Barat pada saat itu hingga pada akhirnya pada tanggal 27 Juli 2008 sebuah komunitas dengan nama Borneo Blogger Community (BBC) pun terbentuk. Melalui komunitas inilah Bang Alex dan kawan-kawan mulai menyebarkan informasi mengenai #KotaPontianak dan #PontianakPositif melalui tulisan dan media maya. Di tahun 2012, Bang Alex berhasil menjadi salah satu pemenang dalam sayembara berhadiah program dana hibah yang diselenggarakan oleh Ford Foundation. Pada saat itu Bang Alex mengajukan proposal program kegiatan dengan tema Border Blogger Movement.

Baca Juga:  5 Manfaat Aplikasi Motor Honda, Resmi Diluncurkan oleh Astra Motor Kalbar

MENULIS, MENDAMAIKAN

Dua kata diatas menjadi judul materi presentasi yang disampaikan oleh Mbak Farninda Aditya mewakili Club Menulis IAIN Pontianak. Sebenarnya presentasi ini merupakan bagian dari sesi keempat atau sesi terakhir Pelatihan Jurnalisme Damai di Pontianak. Hanya saja karena pada sesi ketiga materi yang dibawakan pada saat presentasi mengenai gambaran Program Damai Indonesia, maka Blogger Borneo kira kawan-kawan bisa langsung mengunjungi websitenya via Damai.Id untuk mengetahui info lengkapnya.

Farninda Aditya dari Club Menulis IAIN Pontianak
Pemateri Perwakilan Club Menulis IAIN Pontianak (Foto: Dok. Pribadi)

Dalam sesi ini, Mbak Farninda menjelaskan bagaimana aktivitas menulis dapat menimbulkan rasa saling memahami. Menurutnya, aktivitas menulis yang dilakukan mahasiswa mampu mengumpulkan banyak orang yang pernah merasakan suasana diteror. Salah satu hasil karya tulisan yang pernah dibukukan berjudul “Kisah Pelarian 97”. Di buku ini berisikan kumpulan cerita pengalaman dari sisi korban pada peristiwa kerusuhan tahun 1997 di Kalimantan Barat. Selain itu, ada juga buku yang berisikan kisah-kisah serupa berjudul “In Memoriam 1997”.

Mbak Farninda menambahkan, dengan menulis kita dapat memahami makna keberagaman. Seperti yang telah diketahui bersama bahwa Kalimantan Barat termasuk sebagai wilayah yang didiami oleh beberapa etnis, seperti: Dayak, Melayu, dan Cina. Kondisi ini membuat Kalimantan Barat memiliki berbagai aneka ragam bahasa, budaya, dan cara hidup. Dalam sejarahnya, Club Menulis IAIN Pontianak sudah pernah menerbitkan sebuah buku berjudul “Bugis Perantauan” (2010: STAIN Pontianak Press). Buku ini berisikan mengenai kisah kehidupan masyarakat Bugis yang menetap di Desa Melati atau lebih dikenal sebagai Parit Banjar.

Baca Juga:  Astra Motor Tunjukkan Bentuk Nyata Dukungan Dunia Pendidikan di Kalimantan Barat
Foto Bareng Panitia Bersama Pemateri Pelatihan Jurnalisme Damai di Pontianak
Foto Bareng Panitia Bersama Pemateri Pelatihan Jurnalisme Damai di Pontianak (Foto: Dok. Pribadi)

Di akhir sesi, Club Menulis STAIN Pontianak bersama pihak panitia Pelatihan Jurnalisme Damai di Pontianak mengajak para peserta untuk belajar menulis di sebuah kertas dengan tema utama seputar definisi Jurnalisme Damai dari sudut pandang masing-masing. Rencananya semua tulisan yang dibuat peserta akan dikumpulkan menjadi satu dalam bentuk buku.

Tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul 16.50, sesuai jadwal kegiatan Pelatihan Jurnalisme Damai di Pontianak akan berakhir pada pukul 17.00. Dalam waktu singkat, Bang Nur Iskandar secara resmi menutup kegiatan #PontianakPositif ini. Secara pribadi Blogger Borneo merasa senang di #KotaPontianak bisa terselenggara kegiatan-kegiatan pelatihan seperti ini. Semoga kedepannya kegiatan seperti ini akan semakin sering dilaksanakan. Amin… (DW)