19.5 C
New York
Sabtu, September 20, 2025

Buy now

spot_img
Beranda blog Halaman 369

Perbanyak Konten Positif, Ciptakan Generasi Aktif Indonesia

0

Perbanyak Konten Positif

Dalam tiga tahun terakhir, penggunaan internet di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data yang diperoleh dari MarkPlus Insight diketahui bahwa pada bulan Oktober 2011, jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 55 juta orang.

Jika dilihat secara kuantitas, angka ini dapat dianggap sebagai sebuah peningkatan. Namun, jika dilihat secara kualitas angka tersebut masih belum dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa internet dapat dianggap sebilah mata pisau dimana fungsi dan pemanfaatannya sangat tergantung kepada para penggunanya. Sangat luasnya informasi yang terdapat didalamnya baik itu bersifat negatif maupun positif membuat para pengguna harus bisa memfilter content-content yang diaksesnya.

Nah, yang menjadi masalahnya sekarang apakah para pengguna internet di Indonesia sudah bisa membentengi dirinya dari content-content yang bersifat negatif?. Menurut data yang saya peroleh dari Google Search Insights bahwa untuk pencarian kata kunci porn video ternyata Indonesia berada di urutan rangking teratas.

Untuk lebih jelasnya silahkan lihat grafik hasil pencarian dibawah ini:

Porn Video Keyword Search Insights Graphic 2011Porn Video Keyword Search Insights Map 2011

Sekarang apa yang harus dilakukan untuk dapat menekan fenomena tersebut?. Sebenarnya salah satu solusi efektif yang dapat dilakukan adalah dengan memperbanyak konten-konten positif ke dalam media maya sehingga secara perlahan-lahan efek dominan dari munculnya konten-konten negatif tersebut dapat diminimalisir.

Konten-konten positif yang dimaksud dapat berupa tulisan-tulisan bermanfaat, share musik maupun video, tutorial-tutorial online, dan lain sebagainya. Jadi, peran serta para pengguna internet maupun pihak penyedia content sangat penting disini.

https://youtu.be/c7H-NUSSxLw

Bisa saja dengan semakin banyaknya konten positif di media maya akan dapat semakin memancing jiwa kreatif mereka, beberapa contoh diantaranya yang telah kita lihat adalah Shinta dan Jojo, Briptu Norman, dan lain-lain.

Bukan tidak mungkin kan akan muncul insan-insan kreatif yang lain yang mampu memanfaatkan media online secara profesional dan positif, kita lihat saja nanti… (DW)

Tukang Permak Jeans Pontianak, Melihat dari Dekat Sosok Mas Joko Susilo

0

Sempat merasa frustasi karena letih berkeliling mencari tempat permak jeans yang bisa memperbaiki jaket dengan bahan kombinasi kain dan jeans, Blogger Borneo akhirnya menemukan tempat ini. Sempat merasa ragu ketika melihat tukang permak jeans Pontianak ini, ternyata hasil kerjaan tangannya sangat memuaskan.

Tulisan ini dibuat berdasarkan hasil wawancara singkat saya dengan salah seorang tukang permak jeans Pontianak yang menurut saya memiliki keunikan tersendiri yaitu Mas Joko Susilo.

Tukang Permak Jeans Pontianak

Gaya rambut gondrongnya disertai dengan beberapa gambar tato menghiasi tubuhnya ternyata mampu mematahkan pandangan setiap orang bahwa seorang penjahit itu harus selalu terkesan rapi, sopan, dan lemah lembut.

JANGAN PERNAH MENILAI SESEORANG DARI PENAMPILAN LUAR, mungkin itu salah satu istilah yang cocok diutarakan untuk menggambarkan style Mas Joko Susilo ini. Saya sendiri pada awalnya juga sempat negative thingking terhadap sosok Mas Joko Susilo, namun setelah mengenalnya lebih dekat ternyata apa yang pernah bayangkan selama ini sangatlah berbeda dari kenyataan.

Sebenarnya yang membuat saya kagum dengan Mas Joko Susilo adalah ketika dia menyanggupi untuk melakukan pekerjaan yang diberikan oleh istri saya yaitu merombak jaket kulit miliknya.

Bisa dibilang Mas Joko Susilo ini adalah tukang permak jeans Pontianak kesekian yang kami datangi dimana untuk penjahit-penjahit jeans sebelumnya mereka umumnya tidak menyanggupi untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan berbagai alasan.

Vermak Jeans Tempat Praktek Mas Joko Susilo Pontianak
Image: Dok. Pribadi

Oleh karena itu, begitu saya mendengar Mas Joko Susilo menyatakan sanggup, saya langsung berpikir ternyata orang yang saat ini sedang berada didepan saya termasuk ORANG YANG LUAR BIASA.

Dan sejak saat itu, saya berusaha untuk mencari waktu yang tepat melakukan wawancara dengan tokoh kreatif ini dimana membuat tulisan mengenai dirinya di Blogger Borneo menjadi target utama saya selama ini.

Dengan bermodalkan sebuah rumah kecil berukuran kurang lebih 36 meter persegi, Mas Joko Susilo bersama dengan ibunya tercinta menjalankan usaha jahitannya disini. Setelah 10 tahun mulai belajar merintis menjadi seorang penjahit, secara perlahan-lahan saat ini jasa penjahitan Mas Joko Susilo sudah mulai dikenal banyak orang.

Jika dilihat secara akumulasi pesanan setiap bulannya, ternyata konsumen dari kalangan anak-anak muda menjadi penyumbang penghasilan terbesarnya. Memang proses yang dibutuhkan tidaklah sebentar, namun jika kita bisa selalu yakin dan tekun Insya Allah kesuksesan akan datang dan menjadi bagian dari hidup kita. Aminn…

Ada sebuah kisah lucu yang saya dapatkan ketika Mas Joko Susilo menggambarkan bagaimana awal mulanya bisa menjadi tukang permak jeans Pontianak. Ternyata hanya karena hobi membeli celana jeans lelong (barang sisa ekspor) di masa sekolah dulu, Mas Joko Susilo berniat keras untuk belajar menjahit.

Peralatan Tempur Vermak Jeans Pontianak

Ya harap dimaklumi saja, ukuran celana jeans yang terkadang tidak pas menyebabkan Mas Joko Susilo harus bisa menyesuaikan sendiri. Oleh karena itu, bermodalkan beberapa alat yang dimiliki oleh ibunda tercintanya yang juga merupakan seorang penjahit pakaian, Mas Joko Susilo belajar secara perlahan  hingga beberapa bulan kemudian keahlian menjahit dirinya sudah sangat meningkat. Sangat menginspirasi…

Selama menjalankan usaha jahitan jeans miliknya, Mas Joko Susilo sama sekali belum pernah mendapat tawaran dari insitusi pendidikan, institusi pendidikan, lembaga kursus komputer, dan lain sebagainya. Cukup masyarakat umum saja yang menjadi pelanggan saya, demikian ungkapan Mas Joko Susilo merendah.

Kesimpulan

Jadi, kesimpulan yang dapat diambil disini adalah jangan pernah membeda-bedakan jenis usaha atau pekerjaan yang ada. Asalkan halal dan bermanfaat bagi orang lain sepertinya jenis pekerjaan atau usaha apapun akan terasa nikmat untuk dijalankan.

Nah, bagi teman-teman yang ingin menggunakan jasa tukang permak jeans Pontianak Mas Joko Susilo dapat langsung mengunjungi workshopnya di Jl. Saad A’in Komplek Perumnas II Pontianak Kalimantan Barat. Dijamin nyaman deh hasil jahitannya… (DW)

Catatan:

Setelah sekian lama tidak pernah datang ke lokasi Tukang Permak Jeans Pontianak Mas Joko Susilo, ternyata lokasinya sudah kosong. Blogger Borneo masih berusaha untuk melakukan update lokasinya yang baru. Semoga bisa mendapatkan info terbarunya dalam waktu secepatnya.  Stay update aja ya…

Profil Empat Srikandi Terbaik Kalimantan Barat

0

Masih terkait dengan tulisan saya sebelumnya mengenai Andai Saya Menjadi Anggota DPD RI Kalimantan Barat, maka pada kesempatan ini saya ingin mengulas sedikit mengenai siapa-siapa saja yang terpilih menjadi Anggota DPD RI Kalimantan Barat periode 2009-2014. Karena kebetulan yang menjadi Anggota DPD RI Kalimantan Barat adalah wanita semua, maka saya mengistilahkannya dengan Empat Srikandi Terbaik Kalimantan Barat. Nah, bagi teman-teman yang ingin tahu mengenai profil keempat srikandi terbaik Kalimantan Barat ini bisa melihat informasi detailnya dibawah ini.

Andai Blogger Borneo Menjadi Anggota DPD RI Kalimantan Barat

0

BloggerBorneo.com – Satu kesempatan emas untuk menuliskan inspirasi saya peroleh dengan mengikuti Lomba Blog dan Twit yang diselenggarakan oleh Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI).

Dengan mengambil tema Andai Saya Menjadi Anggota DPD RI, saya diminta untuk menuliskan mengenai gagasan apa saja yang akan dilakukan seandainya nanti saya menjadi Anggota DPD RI.

Blogger Menjadi Anggota DPD RI

Meskipun saya selama ini tidak pernah memiliki impian untuk menjadi bagian dari sistem pemerintahan, namun melalui kesempatan ini saya tetap akan berusaha mengandaikan diri sebagai Anggota DPD RI sehingga tulisan yang dihasilkan bisa lebih fokus dan terarah.

Sekedar hanya ingin memperjelas saja bahwa DPD RI merupakan singkatan dari Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

Dalam parlemen nasional, DPD RI ini dapat dianggap sebagai wakil daerah dimana salah satu tugasnya adalah mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang berkaitan dengan kepentingan daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Dewan Perwakilan Daerah RI

DPD RI mulai beroperasional pada tahun 2004 dimana dalam pelaksanaannya lembaga ini memiliki 3 fungsi pokok, yaitu: Fungsi Legislasi, Fungsi Pertimbangan, dan Fungsi Pengawasan.

Untuk daerah Kalimantan Barat sendiri, pada periode kepengurusan 2009-2014 terdapat 4 orang anggota DPD RI yang secara kebetulan semuanya adalah perempuan.

Keempat anggota DPD RI Kalimantan Barat tersebut, antara lain: Maria Goreti, S.Sos, M.Si, Hj. Sri Kadarwati, Hj. Hairiah, SH, MH, dan Erma Suryani Ranik, SH.

Nah, sekarang bagaimana seandainya saya menjadi Anggota DPD RI Perwakilan Daerah Kalimantan Barat untuk periode 2014-2019. Gagasan-gagasan apa saja yang akan saya angkat dalam pembahasan RUU di tingkat pusat nantinya.

Fokus Bidang Pendidikan

Nah, menurut kacamata pribadi saya sebagai seorang calon anggota DPD RI, bidang pendidikan seharusnya menjadi prioritas untuk mengembangkan sumber daya manusia daerah seutuhnya.

Hal ini terkait dengan bidang-bidang lainnya, seperti: bidang kesehatan, bidang ekonomi, bidang teknologi informasi, dan bidang pertahanan keamanan karena output yang dihasilkan sangat mempengaruhi bidang-bidang tersebut.

Anggota TNI Sedang Mengajar di Sekolah Perbatasan Indonesia Malaysia
Image: Google.Com

Seperti yang telah kita ketahui bahwa generasi muda sangat memegang peranan penting dalam pengembangan suatu daerah untuk kedepannya.

Oleh karena itu, pembekalan secara mendasar melalui proses edukasi formal maupun informal menjadi skala prioritas untuk dilakukan.

Dan untuk saat ini, menggunakan teknik pembelajaran yang mengarah kepada industri kreatif sepertinya dapat membuat para generasi muda Kalimantan Barat lebih membuka wawasan pemikirannya sehingga ide-ide cerdas dan inovatif dapat ditimbulkan.

Mengubah Paradigma

Hal ini terkait dengan perubahan paradigma yang ada selama ini dianut yaitu SELESAI PENDIDIKAN LANGSUNG MENCARI KERJA menjadi SELESAI PENDIDIKAN LANGSUNG MENCIPTAKAN LAPANGAN PEKERJAAN.

Tentu saja proses edukasi yang diberikan disini harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi sehingga ide-ide kreatif yang mereka miliki bersifat fresh dan up to date.

Oh iya, agar nantinya tidak terkendala dengan masalah biaya pendidikan maka perlu dibuatkan sebuah konsep beasiswa kreatif dimana para generasi muda di Kalimantan Barat akan diberikan peluang sekaligus tantangan untuk memperolehnya.

Kesimpulan

Disini diharapkan akan dapat tersaring generasi-generasi muda yang benar-benar memiliki talenta dan bakat dalam berwirausaha.

Jadi dengan diperolehnya pendidikan yang layak maka otomatis para generasi muda tersebut akan lebih kreatif dan lebih sehat sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang.

Dan tentunya ini akan berdampak pada tingkat perekonomian mereka menjadi lebih layak dan berkecukupan. Aminnn… (DW)

Keterangan :

  • Tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes Menulis Blog dengan tema “Andai Saya Menjadi Anggota DPD RI”

Pengertian Konsep Cyber City Tak Sesederhana dalam Bayangan

0

Setelah beberapa lama sempat tenggelam, konsep mengembangkan Pontianak menjadi CYBER CITY baru-baru ini kembali mencuat. Adapun Wakil Walikota Pontianak yang terhormat yaitu Bapak Paryadi, S.Hut menjadi salah satu penggagas utamanya dimana hal ini dibahas dalam kegiatan Diskusi Peran IT Dalam Menunjang Pembangunan Daerah yang dilaksanakan di Aula Rumah Dinas Wakil Walikota beberapa waktu lalu. Saya sendiri tidak hadir pada kegiatan tersebut karena selain tidak diundang, ternyata waktu pelaksanaan kegiatan tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Workshop Penulisan Buku dan Diterbitkan di Aula Pertemuan Kantor Walikota Pontianak. 

Ucapanmu Itu Telah Membuat Hilang Selera Makanku

0

Pengalaman yang kualami siang ini benar-benar telah membuat diriku harus melupakan keinginan untuk menikmati makan siang disalah satu lokasi kantin yang terdapat disekitar kawasan bundaran UNTAN Pontianak. Hanya karena saya duduk di salah satu kursi “miliknya tetangga sebelah”, maka saya harus mendapat perlakukan kurang nyaman dari salah seorang pelayan yang merasa berkepentingan “memiliki” kursi tersebut. Alih-alih ingin menyantap makan siang, saya malah diminta untuk pindah tempat duduk dengan satu alasan yaitu TIDAK ENAK DENGAN KANTIN SEBELAH. Sepertinya pelayan ini tidak mengerti bahwa bagaimanapun juga konsumen adalah raja, dia ternyata lebih mementingkan TIDAK ENAK DENGAN KANTIN SEBELAH ketimbang TIDAK ENAK DENGAN PERASAAN CALON PEMBELI.

Begitu Hadiah Ditangan, Blog Pun Tinggal Menjadi Kenangan

0

Tidak terasa satu bulan telah berlalu sejak diselenggarakannya kegiatan Makumpala Blog Design Competition 2011, masih kuat teringat di kepala bagaimana serunya kompetisi berlangsung pada saat itu. Masing-masing tim peserta yang mewakili sekolahnya saling beradu kecepatan dan keterampilan dalam mendesain blog serta mengisinya dengan 10 buah tulisan sebagai salah satu syarat utama lomba. Saya sendiri yang pada saat itu menjadi salah satu diantara tiga juri sempat agak bingung dalam membuat hasil penilaian karena rata-rata hasil akhirnya pada bagus semua. Meskipun begitu, kami para juri tetap harus memilih tiga pemenang diantara yang terbaik dan setelah melalui proses penilaian akhirnya terpilih tiga pemenang masing-masing dari SMU Negeri 2 Pontianak, STMIK Pontianak, dan SMU Negeri 6 Pontianak.

Disabilitas dan Pandangan Masyarakat Terhadapnya

0

Perjalananku memenuhi undangan ICT Watch dalam kegiatan Forum Discussion Group Internet Sehat beberapa waktu lalu menjadi perjalanan teristimewaku selama ini. Siapa yang bakal mengira bahwa di event tersebut saya bisa kenal dan bertemu dengan orang-orang hebat dari berbagai latar belakang aktivitas dan komunitas yang berbeda-beda. Diantara semua peserta yang hadir pada saat itu, fokus perhatian saya tertuju kepada dua orang laki-laki yang sedang duduk di sayap kiri barisan paling depan. Benar-benar diluar perkiraan ternyata kedua orang tersebut mengalami disabilitas penglihatan, hal ini saya ketahui ketika salah satu diantaranya memperkenalkan diri pada saat akan mengajukan pertanyaan ke salah satu narasumber kegiatan.

Guru Perbatasan, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang Hampir Terlupakan

1

BloggerBorneo.com – Hari ini merupakan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (HUT PGRI) yang ke 66.

Tidak terasa sudah 66 tahun bangsa ini telah memiliki sebuah wadah barisan “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” yang terdiri atas gabungan dari seluruh guru-guru di Indonesia tanpa terkecuali.

Guru Perbatasan

Jika dilihat dari sudut pandang usia, sebenarnya tidak ada lagi kendala-kendala yang harus dihadapi oleh masing-masing guru yang tergabung dalam organisasi ini.

Toh itulah tujuan utamanya sebuah organisasi dibuat, agar terbentuk sebuah jembatan yang dapat menghubungkan antar personal dengan pemerintah berkuasa diatasnya sehingga semua amanah serta aspirasinya dapat tersampaikan.

Akan tetapi, seiring perjalanan ruang dan waktu sepertinya semua teori itu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Meskipun sama-sama berada dalam satu kesatuan korps, tingkat kesejahteraan yang dirasakan sangatlah jauh berbeda.

Perbedaan status yang disandang antara “Guru Perbatasan” dengan “Guru Perkotaan” menjadi salah satu penyebab munculnya kesenjangan sosial ini.

Belum lagi didukung oleh faktor keterbatasan infrastruktur pendidikan yang ada menyebabkan mereka harus ekstra berjibaku dalam menghadapi semua keterbatasan demi upaya mulianya ingin mencerdaskan anak bangsa.

Hanya saja sepertinya pemerintah yang berkuasa belum memandang hal itu sebagai sebuah “pengorbanan”, buktinya nasib para guru-guru perbatasan ini tidak pernah mengalami perubahan meskipun kita sudah 66 tahun merdeka. Sungguh ironis memang…

Nasib Guru Pedalaman

Namun dibalik itu semua, satu hal yang patut kita kagumi dari laskar pengajar perbatasan ini adalah mereka tidak pernah surut untuk terus memberikan ilmunya kepada para anak didiknya. Meskipun kondisi ekonomi mereka pas-pasan, jumlah murid yang tidak seberapa, serta kondisi bangunan yang seadanya, mereka tetap semangat mengajar.

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Sebenarnya

Boleh dibilang mereka ini adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang sebenarnya karena saya yakin diantara seluruh guru yang ada di Indonesia, mungkin hanya beberapa persen saja yang bersedia untuk ditempatkan di daerah perbatasan.

Padahal sejak awal sudah diikrarkan bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) termasuk guru HARUS BERSEDIA DITEMPATKAN DIMANA SAJA, jadi kenapa harus menolak jika itu adalah tugas negara.

Mungkin disini kita harus kembali bercermin dan melihat bagaimana kondisi guru-guru perbatasan kita yang sebenarnya.

Bukan suatu hal yang lucu jika kita melihat para guru perbatasan harus berdemo agar aspirasinya dapat didengar pemerintah, dan kalau memang mereka harus berdemo bagaimana juga dengan nasib anak didiknya.

Tentunya hal ini akan semakin memperparah kondisi dunia pendidikan di Indonesia.

Menurut saya hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika kesejahteraan para guru perbatasan ini benar-benar diperhatikan karena bagaimanapun juga, mereka memiliki peranan yang sangat penting dalam mempertahakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Jika polisi dan tentara menggunakan senjata sebagai alat untuk mempertahankan wilayah perbatasan, para guru perbatasan ini justru menggunakan ilmu mereka sebagai alat untuk membentuk ideologi nasionalisme dari tiap-tiap anak didiknya sehingga jika suatu saat mereka ditanya kamu warga negara apa, secara spontan mereka akan menjawab SAYA WARGA NEGARA INDONESIA.

Selamat ulang tahun guruku tercinta, dan bagi para guru perbatasan tulisan ini khusus kubuat untuk kalian. Tetaplah semangat, meski semua jasa-jasamu hampir terlupakan… (DW)

Sumber Gambar : Politikana dan Articel Afik

Asean Blogger Conference 2011 Meeting Session

1

BloggerBorneo.com – Setelah sebelumnya mengikuti sesi pembukaan Asean Blogger Conference dan tentunya sesi makan siang, sekarang para peserta diminta untuk memasuki ruangan pertemuan untuk mengikuti sesi berikutnya yaitu sesi seminar.

Sudah tampak perwakilan dari Google Wilayah Asia Pasifik yaitu Mr. Mike Orgill yang pada kesempatan ini membawakan presentasi mengenai The Role of Online Social Media to Increase ASEAN Public Awareness.

Asean Blogger Conference

Disini Mike Orgill memberikan penjelasan bahwa Google sangat memperhatikan content-content yang masuk kedalam databasenya dan melakukan proses filter sehingga segala informasi yang berdampak negatif akan segera dimusnahkan.

Selain Google juga sangat menjaga privasi dari pemilik konten dan tetap memberikan kebebasan kepada siapa saja untuk menggunakan fasilitas yang telah disediakan dengan catatan tidak melanggar TOS yang telah ditentukan sebelumnya.

Setelah Mr. Mike Orgill selesai melakukan pemaparannya, sekarang saatnya Mbak Shinta Dhanuwardoyo yang merupakan Founder of BUBU Digital Agency memberikan presentasinya.

Kebetulan materi yang dibawakan kali ini adalah mengenai apa itu BUBU dan bagaimana proses perjalanannya sehingga bisa berkembang menjadi seperti saat ini.

BUBU Digital Agency

BUBU sendiri sudah berdiri sejak tahun 1996, dan selama 15 tahun belakangan ini BUBU telah berhasil menjadi salah satu perusahaan agency digital yang memberikan jasa layanan berupa ide promosi dan marketing dalam bentuk digital.

Beberapa nama vendor besar juga sudah menjadi klien dari perusahaan yang tahun ini baru saja memperoleh penghargaan Red Herring 100 ASIA 2011 Awards. Sungguh luar biasa…

Nukman Lutfie Session

Nah, sekarang saatnya Mas Nukman Lutfie bertandem dengan moderator Kang Onno W. Purbo mengisi sesi berikutnya.

Nukman Lutfie

Dengan gamblangnya Mas Nukman menceritakan bagaimana awal mula dirinya memiliki sebuah blog. Karena dulu social media belum terlalu menjamur seperti sekarang, frekuensinya dalam mengupdate blognya dengan tulisan-tulisan terbaru masih dianggap sering.

Akan tetapi, seiring perkembangan jaman dimana social media mulai bermunculan seperti: Facebook, Twitter, LinkedIn, dan lain-lain, secara tidak langsung hal itu mengubah kebiasaan yang sebelumnya menulis blog satu hari sekali jadi seminggu sekali.

Hal ini dikarenakan dengan menggunakan Twitter, Mas Nukman lebih aktif membuat status yang isinya dapat berupa motivasi maupun sharing pengalaman. Kalau dihitung rata-rata per harinya mungkin ada sekitar 150 twit yang dibuat, benar-benar tweeps sejati yach…

Dari pengalaman pribadi ini Mas Nukman ingin memberikan gambaran bahwa apabila seseorang telah menasbihkan diri adalah seorang BLOGGER, maka satu kewajiban dasar yang harus dipenuhinya adalah mengupdate tulisan di blognya paling sedikit satu minggu sekali.

Onno W Purbo

Oleh karena itu, Kang Onno W. Purbo selama ini tidak pernah menyatakan dirinya sebagai seorang BLOGGER. Saya memang suka menulis, namun saya bukan seorang BLOGGER melainkan WIKI, demikian Kang Onno menegaskan.

Dan meskipun social media akan terus berkembang nantinya, peranan sebuah blog tidak akan pernah tergantikan dan blogger tidak akan pernah mati.

Freedom of Expression Session

Sekarang waktunya untuk membahas mengenai kebebasan berekspresi di Internet alias Internet Freedom of Expression yang dibawakan oleh Mas Anggara Suwahju.

Ya sepertinya untuk masalah ini tidak akan pernah habis-habisnya diperbincangkan selama hukum di Indonesia masih semrawut seperti sekarang, beberapa kasus yang telah menimpa Prita Mulyasari dan beberapa pengguna internet lainnya menjadi sebuah fakta bahwa hukum online di Indonesia masih belum cukup jelas.

Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik Nomor 11 Tahun 2008 yang dirancang sebelumnya tidak memiliki batasan konkret sehingga malah terkesan memberi pembatasan pada kebebasan setiap orang untuk berekspresi di dunia maya.

Oleh karena itu, muncul kampanye-kampanye yang menyatakan BLOGGER MENOLAK UU ITE TAHUN 2008.

Waktu sudah beranjak sore, tidak terasa setelah tiga pembicara memberikan presentasinya badan ini sudah mulai terasa capek dan pegal.

Waktu tempuh yang lumayan jauh antara Pontianak ke Denpasar membuat waktu saya banyak habis di perjalanan, belum lagi jadwal kegiatan yang cukup padat menyebabkan saya harus benar-benar menjaga kondisi dan stamina selama disini.

Begitu melihat ke rundown acara ternyata habis ini masih ada sesi pembahasan dan ASEAN BLOGGER COMMUNITY DECLARATION. Fiuhhh… meski refreshing sejenak nih… (DW)

error: Content is protected !!