BloggerBorneo.com – Setelah sempat vakum dikarenakan kondisi pandemi, Forum Lingkar Pena Kalimantan Barat (FLP Kalbar) di akhir tahun ini kembali menggelar kegiatan yang bertajuk “Ketela Bakar”, merupakan singkatan dari Ketemu Teman Lanjut Bahas Karya.
Kegiatan ini termasuk dalam salah satu kegiatan unggulan FLP Kalbar dimana tujuannya adalah untuk membahas buku dan proses kreatif bersama penulis. Adapun pada kesempatan perdana ini, salah seorang penulis Kalbar diundang untuk mengisi kegiatan. Siapakah dia???
TOPIK UTAMA
FLP Kalbar Gelar “Ketela Bakar”
Sebenarnya Blogger Borneo juga turut diundang langsung oleh sosok penulis yang akan mengisi agenda FLP Kalbar “Ketela Kalbar” kali ini, hanya saja dikarenakan jadwalnya bentrok dengan agenda menjenguk anak di asrama maka dengan terpaksa tidak dapat merapat ke lokasi.
Kegiatan FLP Kalbar “Ketela Kalbar” ini dilaksanakan pada hari Ahad, (1o/12/2023) di Qahwah Cafe Jalan Ali Anyang, tepat bersebelahan dengan Masjid Polri At-Taqwa. Blogger Borneo sendiri sempat beberapa kali ngopi disini, suasananya cukup nyaman dan posisinya tepat berada di samping masjid.
Meskipun tidak dapat menghadiri undangan dari sosok penulis lokal tersebut, namun Blogger Borneo tetap merasa berhutang tulisan mengenai terlaksananya kegiatan ini. Oleh karena itu, mencoba mencari dari beberapa sumber pemberitaan, Alhamdulillah informasinya ada di beberapa portal berita.
Dokter Mata yang Hobi Menulis
Nah, sepertinya sudah pada penasaran siapakah sosok penulis Kalimantan Barat yang diundang untuk mengisi kegiatan FLP Kalbar “Ketela Bakar” kali ini? Mungkin dari penampakan foto diatas, ada yang sudah mengenalnya?
Yap, Anda benar. Sosok yang Blogger Borneo maksud adalah dr. Muhammad Asrorudin, S.pM., seorang dokter spesialis mata yang juga memiliki hobi menulis. Bang Asro, demikian Blogger Borneo lebih akrab memanggilnya, tergabung dalam Komunitas Dokter Menulis Kalimantan Barat.
Melihat sepak terjangnya di dunia kepenulisan Kalbar, sosok yang murah senyum ini sudah pernah menerbitkan beberapa buku, salah satu karya terbarunya yang sedang dalam proses cetak adalah buku berjudul “Kemarau di Sedanau“.
Melihat penampakan foto yang dimuat di portal berita suarakalbar.co.id, Minggu (10/12/2023), tampak Ketua FLP Kalbar Asmirizani hadir pada kegiatan ini. Selain itu juga turut hadir Aspari Ismail yang merupakan Dewan Pembina FLP Kalimantan Barat.
Menjaga Semangat Literasi
Dalam penyampaian kata sambutannya, sosok yang lebih sering dipanggil dengan nama Bang Zani ini mengatakan bahwa diskusi buku seperti ini merupakan salah satu kegiatan yang rutin diselenggarakan oleh FLP Kalbar. Tujuan utama dilaksanakan untuk tetap menjaga semangat literasi para anggota.
Bang Zani menambahkan, pada kesempatan ini FLP Kalbar sengaja mengundang Dokter Asro untuk dapat hadir sekaligus sharing mengenai tips menghasilkan karya tulisan yang naskahnya diterima oleh penerbit besar seperti BIP Gramedia.
Pada kesempatan sama, Bang Aspari menyambut baik kegiatan diskusi ini sebagai upaya untuk tetap menjaga semangat literasi dan silaturahim diantara anggota FLP Kalbar.
“Kami menyambut baik kegiatan FLP Kalbar yang sering dilakukan sejak dulu. Pertemuan seperti ini penting untuk menjaga silaturahim dan membangkitkan semangat anggota dalam literasi,” demikian ucapnya.
Berbagi Cerita dari Sang Penulis
Setelah kegiatan dibuka secara simbolis oleh Ketua FLP Kalbar yang kemudian dilanjutkan sepatah dua patah kata oleh Dewan Pembina FLP Kalbar, sekarang waktu dan kesempatan diberikan kepada Sang Penulis.
dr. Muhammad Asrorudin, atau akrab disapa Bang Asro, membagikan cerita dan proses kreatif dalam menulis novelnya yang berjudul “Kemarau di Sedanau”. Kisah yang tertuang dalam buku ini terinspirasi dari kearifan masyarakat dan keindahan alam di daerah Natuna.
“Saya menuliskan cerita yang dekat dan pernah saya alami. Cerita dalam novel ini terinspirasi dari kisah perjalanan hidup salah seorang mahasiswanya yang kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak,” demikian dirinya mengawali kisah.
Tips Menulis Kreatif ala Dokter Asro
Selain bercerita mengenai isi buku “Kemarau di Sedanau”, Dokter Asro juga berbagi pengalaman terkait proses kreatif menulis novel. Dibutuhkan waktu sekitar 3 (tiga) bulan untuk dapat menyelesaikan buku ini, waktu menulisnya ketika senggang diluar jam kerja.
Menurutnya waktu terbaik untuk menulis adalah subuh dan pagi hari karena pikiran masih segar. Jadi begitu selesai melaksanakan sholat subuh, Beliau langsung memainkan jari jemarinya diatas tuts keyboard laptopnya.
Secara pribadi Dokter Asro menganggap bahwa kegiatan FLP Kalbar “Ketela Bakar” ini tidak hanya menjadi wadah untuk berdiskusi tentang karya sastra, tetapi juga dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi para penulis dan pecinta literasi di kota Pontianak khususnya.
Oleh karena itu untuk kedepannya FLP Kalbar dapat terus melaksanakan kegiatan bermanfaat seperti ini dengan mengundang penulis-penulis lokal Kalimantan Barat lainnya. Tetap semangat FLP Kalbar, jangan pernah kendor berbagi inspirasi dan motivasi untuk tujuan literasi. (DW)
Sumber:
- https://www.suarakalbar.co.id/2023/12/flp-kalbar-gelar-ketela-bakar-bahas-karya-dan-kreativitas-menulis/