Deep Learning dalam Kelas Ekonomi: Refleksi Seorang Guru yang Mengajar dengan Hati

Opini guru ekonomi SMA tentang metode deep learning berdasarkan pengalaman mengajar. Menjelaskan manfaat pembelajaran mendalam dari sudut pandang guru dan siswa secara inspiratif dan aplikatif.

Image: Chat GPT

BloggerBorneo.com – Ketika pertama kali mendengar istilah metode deep learning, Blogger Borneo sempat mengira itu hanya bagian dari jargon baru dunia pendidikan.

Akan tetapi setelah kurang lebih 2 tahun mengajar di kelas X, XI, dan XII, dan mencoba menerapkan pendekatan ini dalam pelajaran ekonomi, Blogger Borneo memahami bahwa pembelajaran mendalam bukan sekadar metode.

Opini Guru Ekonomi Mengenai Deep Learning

Terlepas dari pro kontra terkait implementasi deep learning di tahun ajaran baru ini, Blogger Borneo paham bahwa harus ada cara berpikir baru yang mengubah bagaimana guru dan siswa berinteraksi dengan ilmu pengetahuan.

Melalui tulisan ini, Blogger Borneo ingin membagikan opini pribadi berdasarkan pengalaman nyata mengajar menggunakan pendekatan deep learning.

Tulisan opini ini akan memotret dari dua sisi: dari sudut pandang guru dan sudut pandang siswa didik, dengan harapan dapat memberi inspirasi kepada rekan guru lain yang ingin menerapkan deep learning di sekolah.

Sudut Pandang Guru: Menjadi Fasilitator, Bukan Sekadar Penyampai Materi

1. Mengubah Mindset: Dari Mengajar ke Membelajarkan

Sebagai guru ekonomi, dulunya Blogger Borneo terbiasa menyampaikan teori-teori seperti permintaan-penawaran, elastisitas, atau siklus ekonomi secara verbal dan visual.

Namun pendekatan deep learning menuntut guru tidak hanya memberikan informasi, tapi membimbing siswa untuk menggali dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.

Misalnya, saat membahas inflasi, Blogger Borneo tidak langsung menjelaskan definisi dan dampaknya. Siswa diminta mencari berita terbaru tentang kenaikan harga bahan pokok, lalu berdiskusi dalam kelompok kecil mengenai penyebab dan solusi.

Hasilnya? Mereka tidak hanya tahu apa itu inflasi, tapi memahami bagaimana inflasi memengaruhi kehidupan mereka sehari-hari.

2. Tantangan: Membutuhkan Waktu dan Kesabaran

Penerapan metode deep learning di kelas membutuhkan waktu lebih panjang. Tidak semua siswa langsung aktif berdiskusi, dan beberapa masih canggung berpikir kritis.

Tapi Blogger Borneo belajar untuk lebih sabar dan adaptif, mengatur ritme kelas agar semua siswa bisa ikut dalam proses.

Biasanya, di awal tahun pelajaran, Blogger Borneo memulai dengan topik-topik sederhana untuk membangun kepercayaan diri siswa.

Setelah itu, tantangan ditingkatkan secara bertahap. Prinsipnya adalah bahwa deep learning bukan soal cepat atau lambat, tapi soal tumbuhnya kesadaran belajar.

Sudut Pandang Siswa: Dari Pasif Menjadi Aktif, dari Menghafal Menjadi Memahami

1. Meningkatkan Keterlibatan dan Minat Belajar

Salah satu hal paling membahagiakan sebagai guru adalah melihat mata siswa berbinar saat mereka berhasil memecahkan masalah sendiri.

Dalam metode tradisional, banyak siswa hanya duduk, mendengar, lalu mencatat. Tapi saat menggunakan metode pembelajaran mendalam, siswa justru terlibat aktif melalui proyek, studi kasus, dan presentasi kelompok.

Ketika mereka mempresentasikan hasil analisis dampak kebijakan subsidi BBM terhadap pengeluaran rumah tangga, tampak jelas bahwa mereka tidak hanya belajar teori ekonomi, tapi juga sedang berlatih berpikir kritis dan menyampaikan ide secara sistematis.

2. Merangsang Kemandirian dan Kolaborasi

Siswa sekarang lebih berani mengemukakan pendapat, bahkan pada isu-isu ekonomi aktual yang cukup kompleks. Mereka tidak lagi sekadar mengandalkan guru, melainkan berinisiatif mencari sumber belajar alternatif, seperti jurnal online, video edukatif, bahkan melakukan mini-survey.

Blogger Borneo percaya inilah salah satu manfaat utama metode deep learning di sekolah, yakni menumbuhkan kemandirian belajar dan semangat kolaborasi. Siswa tidak lagi belajar hanya untuk ujian, tapi karena mereka penasaran dan ingin tahu lebih banyak.

Deep Learning Membuka Jalan Baru dalam Pendidikan Ekonomi

Sebagai guru ekonomi yang telah mengajar lebih dari satu dekade, Blogger Borneo bisa mengatakan bahwa metode deep learning memberikan warna baru dalam pembelajaran di kelas.

Ia tidak hanya menjadikan guru lebih reflektif, tetapi juga membangkitkan potensi siswa secara menyeluruh—baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun sosial.

Tentu, penerapannya tidak selalu mudah. Butuh waktu, latihan, dan komitmen untuk menjadikannya bagian dari budaya belajar.

Namun berdasarkan pengalaman yang telah dijalani, hasil yang ditanam dengan metode ini jauh lebih kuat dan bermakna.

Jika Anda seorang guru yang sedang mencari pendekatan yang relevan dan humanis di era Merdeka Belajar, metode deep learning layak untuk dijadikan pilihan utama.

Mari kita tumbuhkan generasi yang bukan hanya tahu, tapi juga mampu berpikir dan bertindak dengan bijak. (DW)

Artikel Lainnya

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

error: Content is protected !!