Universitas Muhammadiyah Malaysia Resmi Berdiri Setelah Mendapat Pengesahan
Update status di laman facebook bernama Bang Arief mengenai lembar pengesahan atas kelulusan pengajuan berdirinya Universitas Muhammadiyah Malaysia membuat Blogger Borneo penasaran untuk langsung mencari informasinya di internet.
Selamat! Universitas Muhammadiyah Malaysia Resmi Berdiri. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur mengucapkan selamat dan sukses atas pendirian Universitas Muhammadiyah Malaysia (UMAM). Tulisan ini Blogger Borneo baca di website PWNU.Co.
TOPIK UTAMA
Universitas Muhammadiyah Malaysia
Menurut informasi dilansir di website tersebut, diketahui bahwa asal mula nama yang diajukan pada saat pendaftaran adalah Universitas Muhammadiyah Antarbangsa Malaysia (UMAM), namun oleh pihak Menteri Pengajian Tinggi Malaysia nama yang digunakan adalah Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM).
Dalam artikel tersebut, Wakil Sekretaris PWM Jatim Prof Dr Biyanto MAg mengatakan diresmikannya UMAM maka langkah internasionalisasi pendidikan tinggi Muhammadiyah di manca negara telah dimulai.
“Semoga UMAM menjadi penanda dimulainya pengembangan pendidikan tinggi Muhammadiyah di luar negeri. Setelah ini semoga pendidikan Muhammadiyah di Australia dan negara lain bisa menyusul,” demikian dilansir dari laman PWMU.CO, Selasa (10/08/2021) malam.
Internasionalisasi Pendidikan Tinggi
Menurut Sekretaris Board of Governance, semacam BPH (Badan Pengurus Harian) UMAM yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya Dr dr Sukadiono MM menjelaskan, surat kelulusan yang sudah beredar luas di media sosial itu, hari Rabu (11/08/2021) ini akan dikirim ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Penjelasan ini kemudian dibenarkan oleh Prof Dr Syafiq A. Mughni MA, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadyah yang juga anggota Board of Governance UMAM.
“Kata Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Malaysia, kemarin surat izin sudah ditandatangani. Hari ini akan dikirim. Sebagai anggota dari Board of Governance, Insya Allah saya ikut mengawal. Mohon doa semoga lancar,” demikian ujarnya.
Sukadiono menjelaskan, pada Selasa 10 Agustus 2021 atau bertepatan dengan 1 Muharam 1443 telah dilakukan rapat koordinasi secara daring yang dihadiri oleh beberapa pihak, antara lain:
- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nasir MSi;
- Raja Muda Perlis Tuanku Syed Faizuddin Putra Jamalullail; dan
- Mufti Perlis Prof Dato ‘Arif Perkasa Dr. Mohd Asri bin Zainul Abidin atau yang lebih dikenal dengan Dr MAZA.
Dalam akun Instagram-nya drmaza_offical, Dr MAZA menulis:
“Hari ini 1 Muharam 1443, mengukir sejarah. Universiti pertama Muhammadiyah di Malaysia yang akan ditubuhkan di Perlis telah dluluskan oleh KPT (Kementerian Pengajian Tinggi atau Kementerian Pendidikan Tinggi) Malaysia. Ia menjadi jembatan antara Perlis, juga rakyat Malaysia dan Selatan Thailand dengan Indonesia dalam mengukuhkan hubungan umat serumpun dan meneruskan agenda membangunkan kekuatan umat yang besar ini.”
Pengajuan Tahun 2017
Melihat sejarah pendirian Universitas Muhammadiyah Malaysia (UMAM) ini, proses pengajuan dokumen dilakukan pada tanggal 8 Februari 2017 oleh UCMM Konsortium Sdn. Bhd yang beralamat di Aras B-01 Wisam YPJ Holdings Taman Tampoi Utama No 5 Jalan Perkasa 1/3 81200 Johor Baru.
Konsorsium ini terdiri dari Indonesia (Muhammadiyah) dengan saham 70 persen dan pihak Malaysia 30 persen, sesuai regulasi yang berlaku d negeri jiran itu.
“Sukacita dimaklumkan bahawa permohonan tuan untuk menubuhkan institusi pendidikan tinggi swasta (IPTS) adalah dliuluskan oleh Menteri Pengajian Tinggi di bawah subsksyen 10(1)(a) Akta Institusi Pendidikan Tinggi Swasta 1996 (Akta 555),” petikan keputusan itu.
Surat berkop Ketua Pendaftar IPTS Jabatan Pendidikan Tinggi (JPT) bernomor (Ru. Kami) JPT/BPP(U) 1000-801/1772 Jld dan tertanggal (tarikh) 5 Agustus 2021 itu ditandatangani oleh Menteri Pengajian Tinggi Malaysia Dr Noraini Ahmad, sehari sebelum dia mengundurkan diri.
Berbasis Riset
Anggota Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bambang Setiaji pernah mengatakan pendidikan tinggi UMAM akan diprogamkan untuk pendidikan S3 berbasis riset. Pendidikan doktoral ini nantinya akan ditempatkan di Perlis, negara bagian Malaysia dengan kultur keagamaannya hampir mirip dengan Muhammadiyah.
“Kerajaan Perlis sendiri sudah investasi gedung sampai menyediakan beasiswa sehingga Muhammadiyah hanya perlu mobilisasi SDM (sumber daya manusia). Jadi di sana yang dibangun hanya pusat studi doktoral berbasis riset dengan estimasi 60-100 orang, selebihnya digital,” katanya pada tanggal 3 Februari 2021 seperti dikutip muhammadiyah.or.id.
Pendirian pendidikan tinggi UMAM telah menarik dukungan banyak pihak di Malaysia termasuk Dirjen NATCOM Malaysia, Siti Hamizah dan 16 profesor di Malaysia yang siap menjadi tenaga pendidik di UMAM. (ADV)