Pasar Flamboyan, Ikon Modernisasi Pasar Tradisional Kota Pontianak

Jika kita bertanya dimana pasar tradisional yang ada di Kota Pontianak, rata-rata jawabannya adalah Pasar Flamboyan. Padahal jika dilihat dari sisi sejarah pembangunannya, Pasar Flamboyan Pontianak baru dibangun pada tahun 1991. Masih kalah tua dengan beberapa pasar tradisional lainnya yang lebih dulu berdiri, seperti: Pasar Cempaka (1977), Pasar Dahlia (1978), Pasar Mawar (1981), Pasar Teratai (1981), Pasar Kemuning (1981), dan Pasar Puring (1982). Sepertinya tata letak lokasi yang cukup strategis karena berada di tengah kota menjadikan Pasar Flamboyan Pontianak lebih dikenal masyarakat Kota Pontianak. Pasar Flamboyan Pontianak terletak tepat di pojok persimpangan Jl. Gajah Mada, Jl. Veteran, Jl. Pahlawan, dan Jl. Budi Karya. 😀

Lokasi Pasar Flamboyan Pontianak via Google Maps
Lokasi Pasar Flamboyan Pontianak via Google Maps

Sebagai salah satu pasar tradisional yang cukup dikenal di Kota Pontianak, maka di tahun 2012-203 Pemerintah Kota Pontianak melakukan renovasi total terhadap Pasar Flamboyan. Oleh karena itu, untuk saat ini kita bisa melihat bahwa Pasar Flamboyan Pontianak tampak lebih bersih dan bernuansa modern. Tidak seperti sebelumnya, tampak kumuh, becek, dan tidak beraturan. Tentu saja perubahan ini tidak terlepas dari jasa Bapak Walikota Pontianak, Sutarmidji, M.Hum dalam melakukan pembenahan Kota Pontianak. Ya bisa dibilang salah satu Pasar Tradisional Kota Pontianak ini akan menjadi pilot project dalam bidang penataan pasar tradisional dimana untuk kedepannya pasar-pasar tradisional lainnya akan menyusul.

Baca Juga:  Kopi Liberika Kayong Utara, Nikmati Cita Rasa Istimewanya di Warkop Ini
Pasar Flamboyan Pontianak Tempo Dulu
Pasar Flamboyan Pontianak Tempo Dulu
Pasar Flamboyan Pontianak Masa Kini
Pasar Flamboyan Pontianak Masa Kini

Di kesempatan ini, khusus Blogger Borneo datang berkunjung ke Pasar Flamboyan Pontianak agar bisa memperoleh pandangan langsung mengenai apa saja yang ada didalamnya. Agar tidak bingung, maka Blogger Borneo masuk dari pintu gerbang utama depan. Disini Blogger Borneo melihat bangunan utama Pasar Flamboyan diisi oleh para pedagang sayur, pedagang barang kelontong, dan pedagang bahan kebutuhan pokok. Sangat jelas perbedaan antara Pasar Flamboyan Tempo Dulu dengan Pasar Flamboyan Masa Kini dimana lantainya telah menggunakan keramik dan bangunannya ditutup atap transparan sehingga meski kondisi hujan lebat para pedagang maupun pembeli dapat tetap melakukan transaksi dengan tenang.

Kios Sayur Pasar Flamboyan Pontianak
Kios Sayur Pasar Flamboyan Pontianak

Dari salah satu kios pedagang sayur yang Blogger Borneo kunjungi, tampak beraneka ragam jenis sayuran dijual disini. Beberapa diantaranya, yaitu: Kacang Panjang, Terong Putih, Sawi, Ketimun, Bayam, Kacang Buncis, dan lain sebagainya. Khusus terong putih, sepertinya jenis sayuran ini agak unik karena biasanya terong itu berwarna ungu. Menurut pedagang kios sayur tersebut, sayuran-sayuran ini diperoleh dari para petani sayur yang berasal dari daerah Jl. 28 Oktober atau Rasau Jaya.

Baca Juga:  Inisiatif Mandiri, Relawan TIK Kalbar Lakukan Pemberdayaan Pandu Digital di Desa Tae Kabupaten Sanggau

Setelah sempat berkeliling di bangunan para pedagang sayur, sekarang Blogger Borneo beralih ke bangunan para pedagang ikan, pedagang daging sapi, dan pedagang ayam yang terletak di sayap kiri bangunan Pasar Flamboyan Pontianak.

Kios Pedagang Ikan Pasar Flamboyan Pontianak
Kios Pedagang Ikan Pasar Flamboyan Pontianak

Disini Blogger Borneo dapat melihat berbagai jenis ikan laut maupun sungai dijual oleh para pedagang. Bagi yang paham dengan jenis-jenis ikan, tentulah pemandangan Ikan Tongkol, Ikan Gembung, Ikan Teri, Udang, Sotong, Ikan Bawal, dan Ikan Hiu bukanlah satu hal yang asing lagi. Akan tetapi, khusus di perairan Kalimantan Barat sendiri juga memiliki jenis ikan tersendiri. Mari perhatikan gambar berikut:

Ikan Jelawat
Ikan Jelawat

Ikan Jelawat atau dalam bahasa latinnya dikenal sebagai Leptobarbus Hoevenii merupakan jenis ikan yang hanya ada di perairan Malaysia, Indonesia (Kalimantan), dan Thailand. Dalam bahasa Riau, ikan perairan air tawar ini dikenal sebagai Ikan Lomak. Pada jaman dahulu, Ikan Jelawat menjadi salah satu hidangan bagi para raja-raja. Oleh karena itu, ada yang menamakan ikan ini sebagai Ikan Sultan. Ikan Jelawat memiliki tekstur daging lembut, hampir sama seperti Ikan Nila ataupun Ikan Mas.

Baca Juga:  Pantai Pasir Panjang Singkawang, Sudah Ada Sejak Jaman Dahulu
Ikan Lais
Ikan Lais

Ikan Lais termasuk dalam kategori ikan sungai berwarna kuning keemas-emasan. Bagian kepala dan dada berbintik hitam kecil, kepala dan perut agak pipih, tubuh memanjang, bersisik halus, dan tidak bersirip punggung. Ikan Lais memakan plankton, ganggang, dan hewan air. Dalam bahasa latinnya, Ikan Lais dikenal sebagai Cyptopterus Cryptopterus dan Ceratoglanis Scleronema. Ikan Lais merupakan ikan khas yang ada di perairan sungai di Pulau Kalimantan. Tekstur dagingnya lembut dan berlemak sehingga ikan ini lebih cocok dimasak asam pedas. Maknyussss… 😀

Ternyata jalan-jalan ke pasar tradisional itu cukup menyenangkan bukan, banyak informasi unik dan menarik dapat kita gali disini. Sekian dulu tulisan singkat dari Blogger Borneo, nantikan tulisan selanjutnya di tempat yang berbeda. Salam Blogger… (DW)

Sumber Referensi:

Workshop Digital Marketing untuk Lembaga Pendidikan 2024

  • http://www.pontianakkota.go.id/?q=book/sarana-dan-prasarana
  • http://ms.wikipedia.org/wiki/Ikan_Jelawat
  • http://id.wiktionary.org/wiki/lais
Artikel Lainnya
Leave A Reply

Your email address will not be published.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More