Kunci Motivasi Tim, Pujilah Dia di Depan Umum dan Kritiklah Dia Secara Pribadi
Misalnya Anda adalah seorang pejabat tinggi. Suatu hari Anda melakukan sidak dadakan dan menemukan jika kerjaan bawahan Anda ga beres. Udah jam 1 tapi belum ada orang yang stand by di kantor melakukan pelayanan. Apa yang Anda Lakukan?
KUNCI MOTIVASI TIM
Jika Anda beranggapan marah-marah di depan umum adalah hal yang wajar untuk dilakukan, maka Anda harus berpikir ulang.
Kim Scott, penulis Radical Condor memberikan golden rule sebagai salah satu kunci motivasi tim: Jika Anda ingin memotivasi team Anda, maka pujilah di depan umum dan kritiklah secara pribadi. Sebaiknya jangan mengkritik di depan umum!
Kenapa? Karena menunjukkan kesalahan manusia didepan banyak orang dapat menghancurkan motivasi mereka. Bukannya menjadi lebih baik, ujung-ujungnya terjadi demotivasi dan harus dilakukan mutasi.
Lantas apa yang harus kita lakukan?
Sebaiknya berikan feedback yang positif.
Bagaimana cara memberikan feedback yang positif sebagai salah satu kunci motivasi tim? Kita bisa menggunakan metode OILS. Saya mendengar metode ini dari teman mantan konsultan yang mendapatkan pelatihan di Austria. Shahih lah ilmunya.
Sebelumnya perlu diingat, sebaiknya feedback dilakukan secara personal/internal tim. Agar kritik yang kita sampaikan tepat sasaran dan menjaga wibawa orang yang dikritik.
Metodenya disebut O-I-L-S.
O – Observation and Objective
Feedback sebaiknya dimulai dari observasi dan objective (tujuan). Ini dilakukan agar saran yang kita berikan sesuai dengan kenyataan.
“Koq saya melihat ruangan ini kosong pas jam kantor ya? Bukannya jam pelayanan harusnya udah buka dari jam 1?”
I – Impact
Sebutkan dampak yang terjadi dengan kejadian ini.
“Klo kantor kosong gini, gimana klo ada warga yang butuh pelayanan? Jika banyak yang ngantri dan belum selesai karena kita bukanya telat, apa mereka mau kita suruh datang lagi besok?”
L – Listen
“Kalau boleh tahu, Bapak/Ibu pergi kemana ya?”
Disinilah kita mulai mendengarkan “alasan versi pelaku”. Karena bisa saja alasan yang mereka sampaikan valid dan masuk akal. Dan bisa juga ngeles/ngibul.
Mungkin mereka akan menjawab,
“Maaf Pak, sedang ada meeting dengan departemen lain”
S – Solution
Solusi harus dicari, berdasarkan permasalahan yang timbul ketika mendengarkan jawaban. Usahakan harus win-win dan berguna bagi semua.
“Oke, saya akan ngomong dengan kepala departemen X dan minta jangan ada rapat di jam 1 Siang. Saya harap Bapak/Ibu kembali kerja ontime ya!”.
OILS juga bisa kita gunakan untuk parenting, atau memberikan feedback kepada siapa saja. Misal adik kita ga mau makan sayur.
“Adek koq ga mau makan sayur?”
Anak baik: “Ga suka”.
Anak julid: “Gw maunya makan ati!”
“Kan sayur bisa bikin badan kita sehat. Sayang juga lho udah dimasakin klo ga ada yang makan”.
Anak baik: “iya ya…”
Anak julid : “Bodo amat! Hilang satu tumbuh seribu!”
“Emang kenapa koq ga mau?”
Anak baik: “Ga enak”.
Anak julid: “Suka-suka gw donk. Emang situ Indomie seleraku?”
“Oh ga enak ya? Biar enak gimana donk? Klo dibikin jus mau coba?”
Anak baik: “Mauuuu”
Anak julid: “Boleh. Sekalian masukin lewat infus idung ya!.
Pendekatan OILS akan jauh lebih positif dan konstruktif daripada marah sana-sini tanpa aksi yang produktif. Bisa dibilang pendekatan ini adalah kunci motivasi tim Anda.
Kecuali klo situ mau dibilang ‘kerja’ dan jadi ‘pahlawan’ di media hehe.
Oleh: Yoga PS RM Gojek
Sumber: Billy Andreas