Tantangan Guru Saat Ini, Mengembalikan Kemampuan Siswa untuk Kembali Aktif Menulis

Memasuki tahun ajaran baru, Blogger Borneo merasakan ada sesuatu yang secara perlahan mulai menghilang yaitu kemampuan para siswa sekarang untuk menulis.

Image: Chat GPT

BloggerBorneo.com – Ya mungkin saja apa yang Blogger Borneo sampaikan pada kalimat pengantar diatas merupakan salah satu fenomena yang relevan dengan tantangan pendidikan saat ini.

Sebagai guru ekonomi yang telah 2 (dua) tahun menjadi tenaga pengajar di SMA Kapuas Pontianak, Blogger Borneo banyak menyaksikan perubahan kebiasaan belajar siswa dari waktu ke waktu, terutama dalam hal kemampuan fokus dan daya ingat mereka terhadap materi pelajaran.

Menurunnya Kebiasaan Menulis di Kalangan Pelajar

Kurangnya aktivitas menulis di kalangan pelajar saat ini bukan hanya berdampak pada keterampilan bahasa dan komunikasi mereka, tetapi juga secara langsung berkaitan dengan fungsi kognitif seperti memori, konsentrasi, dan pemahaman.

Dalam era digital saat ini, siswa lebih sering terpapar konten visual dan audio yang cepat dan instan. Mereka lebih senang menonton video pendek daripada membaca, lebih suka mengetik pesan singkat daripada menulis narasi panjang.

Akibatnya, mereka kehilangan kesempatan untuk mengasah keterampilan menulis yang sebenarnya bukan hanya soal kemampuan berbahasa, tetapi juga proses berpikir mendalam.

Tulisan bukanlah sekadar hasil akhir, tetapi proses kognitif yang melibatkan berbagai fungsi otak—mulai dari perencanaan ide, penyusunan struktur kalimat, hingga pemilihan kata yang tepat.

Aktivitas menulis melatih otak untuk fokus, menyusun informasi secara sistematis, dan menyimpannya dalam memori jangka panjang.

Kaitan Antara Menulis dan Kemampuan Mengingat

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa menulis, terutama dengan tangan, memiliki korelasi kuat dengan kemampuan mengingat.

Berikut adalah beberapa penjelasan ilmiah:

1. Menulis Membantu Encoding Informasi

Menurut Educational Psychology oleh Bruning et al., ketika seseorang menulis, terutama menulis tangan, proses encoding informasi ke dalam memori bekerja lebih dalam dibandingkan hanya membaca atau mendengarkan.

Ini karena menulis melibatkan perhatian selektif dan pemrosesan semantik (makna), yang memperkuat memori jangka panjang.

📚 Referensi: Bruning, R. H., Schraw, G. J., & Norby, M. M. (2011). Cognitive Psychology and Instruction. Pearson.

2. Menulis Meningkatkan Retensi Melalui Elaborasi

Menurut studi yang dipublikasikan oleh Psychological Science, siswa yang mencatat dengan tangan memiliki pemahaman dan retensi yang lebih baik dibandingkan mereka yang mengetik.

Menulis tangan memaksa otak untuk menyaring dan merangkum informasi, yang disebut sebagai generative processing.

📚 Referensi: Mueller, P. A., & Oppenheimer, D. M. (2014). The Pen Is Mightier Than the Keyboard: Advantages of Longhand Over Laptop Note Taking. Psychological Science, 25(6), 1159–1168.
🔗 https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0956797614524581

3. Menulis Meningkatkan Fokus dan Atensi

Menulis adalah aktivitas reflektif. Dengan menulis, siswa terpaksa “berhenti sejenak” dan mencerna informasi yang mereka terima. Ini melatih kemampuan fokus karena otak tidak bisa menulis sambil berpikir hal lain secara bersamaan.

Dalam konteks pembelajaran, ini sangat penting agar informasi bisa benar-benar dipahami, bukan sekadar dihafalkan.

Apa yang Bisa Dilakukan Guru?

Sebagai guru ekonomi sekaligus penulis blog, Blogger Borneo merasa untuk tahun ketiga masa pengajaran ini akan mencoba untuk menghidupkan kembali budaya menulis di sekolah.

Beberapa strategi yang bisa diterapkan antara lain:

  1. Tugas Refleksi Harian atau Mingguan: Blogger Borneo akan mendorong siswa untuk menulis refleksi dari materi pelajaran yang sudah dipelajari.

  2. Jurnal Ekonomi Pribadi: Blogger Borneo akan meminta mereka mencatat kejadian ekonomi yang mereka amati di lingkungan sekitar, dan mengaitkannya dengan teori.

  3. Kelas Menulis Ekonomi Kreatif: Blogger Borneo akan menantang siswa untuk menulis opini atau esai populer tentang isu ekonomi yang sedang tren.

  4. Kolaborasi Blog Kelas: Blogger Borneo akan mencoba untuk menginisiasi blog kolaboratif sebagai media publikasi tulisan siswa.

Penutup

Menulis bukan hanya keterampilan berbahasa, tapi juga jembatan penting antara proses belajar dan penguatan memori. Sayangnya, kebiasaan ini semakin tergerus oleh arus digitalisasi yang serba instan.

Sebagai pendidik, Blogger Borneo memiliki tanggung jawab untuk mengembalikan nilai dari aktivitas menulis, tidak hanya untuk keberhasilan akademik siswa, tetapi juga untuk membentuk kemampuan berpikir kritis dan sistematis mereka di masa depan. (DW)

Referensi Tambahan

Artikel Lainnya

Comments are closed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

error: Content is protected !!