28.4 C
New York
Sabtu, September 20, 2025

Buy now

spot_img
Beranda blog Halaman 374

Pembentukan Relawan TIK Indonesia Perwakilan Daerah

0

Wacana mengenai pembentukan Relawan TIK Indonesia Perwakilan Daerah menjadi pembahasan yang dilakukan di hari terakhir pelaksanaan kegiatan FK5T. Setelah AD/ART disahkan, Ketua Pelaksana Harian dipilih, dan Relawan TIK Indonesia dikukuhkan sekarang wacana pembentukan perwakilan dimasing-masing daerah mulai digulirkan. Jadi intinya setiap perwakilan sepulangnya dari kegiatan FK5T ini dapat langsung menginisiasi mengenai pembentukan kepengurusan Relawan TIK Indonesia di daerahnya masing-masing. Hal ini terkait dengan prioritas Kemenkominfo yang pada tahun ini telah memprogramkan pengembangan TIK di 8 provinsi dengan prioritas luar jawa. Menurut mereka, untuk 8 provinsi ini belum dapat ditentukan daerahnya sehingga siapa saja yang telah siap dengan kepengurusan organisasi daerahnya silahkan mengajukan diri ke pusat. Target menjadikan Kalimantan Barat sebagai salah satu diantara target 8 provinsi tersebut langsung terbersit dibenak pikiran saya pada saat itu. Mulai memikirkan apa yang harus dilakukan setelah kembali dari Bogor, Insya Allah bisa dilakukan.

Seminar dan Pengukuhan Relawan TIK Indonesia

0

Hari kedua pelaksanaan kegiatan FK5T, setelah sehari sebelumnya AD/ART Relawan TIK Indonesia beserta Ketua Pelaksana Harian dipilih tiba saatnya pada hari ini para relawan TIK dari seluruh Indonesia dikukuhkan.

Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, suasana menjadi penuh khidmat ketika bait demi bait lirik lagu Indonesia Raya berkumandang. Masih sempat terpikir dalam hati, kapan terakhir kali kita menyanyikan lagu tersebut?.

Mungkin setahun, dua tahun, lima tahun, atau bahkan ada yang lupa untuk mengingatnya. Tidak lama berselang, perwakilan dari Walikota Bogor mulai memberikan kata sambutan.

Pengukuhan Relawan TIK Indonesia

Bisa dibilang hari ini adalah acara inti dari pelaksanaan FK5T karena terlihat para undangan yang berlatar belakang pemerintahan ikut hadir dalam kegiatan ini.

Dengan menggunakan dress code formal atau batik, para peserta terlihat sopan dan tampak rapi. Saya sendiri menggunakan baju batik bermotif suku dayak khas Kalimantan Barat berbahan dasar warna putih dengan goresan tinta merah untuk motifnya.

Sesi pengukuhan menyusul kemudian, sebagai tanda simbolis bahwa Relawan TIK Indonesia telah resmi dikukuhkan masing-masing perwakilan pusat diminta untuk kesediaannya mengenakan jaket Relawan TIK Indonesia yang diberikan oleh pihak panitia penyelenggara.

Relawan TIK Indonesia1Disini Ketua Pelaksana Harian Ad Hoc terpilih memberikan laporan mengenai program-program yang akan dicanangkan kedepannya kepada seluruh audience yang hadir pada saat itu. Setelah itu seluruh peserta dibagikan jaket Relawan TIK Indonesia dimana sesi pemotretan bersama dengan pose mengenakan jaket tersebut dilakukan.

Setelah prosesi peresmian dilakukan, sekarang saatnya mengikuti agenda berikutnya yaitu Seminar yang masing-masing bertemakan sebagai berikut:

  • Kebijakan Pengembangan TIK di Indonesia oleh Dirjen Aplikasi Informatika Kemkominfo
  • Peranan Relawan TIK dalam Desiminasi Informasi Publik oleh Dirjen IKP Kemkominfo
  • Studi Kasus Penerapan Open Source di Kota Pekalongan oleh Walikota Pekalongan

Dari semua tema yang dibawakan diatas, mengenai studi kasus penerapan open source di kota Pekalongan menjadi salah satu topik yang sangat menarik untuk didiskusikan.

Karena dibawakan langsung oleh pelaksananya sendiri yaitu Bapak Walikota Pekalongan, dapat dicerna secara jelas mengenai hal-hal apa saja yang telah dilakukan demi melakukan transisi penggunaan sistem operasi bajakan (ilegal) ke sistem open source yang lebih terbuka.

Sebuah pemahaman menarik diutarakan oleh orang nomor satu di kota batik ini, menurut Beliau jika sesuatu pekerjaan dilaksanakan dengan cara yang tidak benar (menggunakan sistem ilegal) maka dapat diyakini hasil yang akan diperoleh menjadi tidak berkah.

Ternyata Beliau memiliki pemikiran yang sederhana namun cukup mendalam untuk dihayati, dukungan yang penuh dari Pemerintah Daerah setempat terhadap pengembangan TIK berbasis open source membuat saya iri dan terus bertanya dalam hati “Kapan Pontianak bisa seperti Kota Pekalongan???.”

Pemaparan dari beberapa lintas sektoral seperti: Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Sosial, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga menjadi agenda berikutnya setelah sesi jamuan makan malam dilakukan.

Pada sesi ini saya mencurahkan sedikit unek-unek mengenai kondisi pemerintah daerah dimana saya berasal yang sepertinya tidak terlalu perduli dengan isu pengembangan teknologi informasi komunikasi di Kalimantan Barat.

Tidak tahu kenapa tapi itulah fakta yang terjadi, dan ini juga menjadi salah satu alasan saya kenapa sedikit “memaksa” untuk pergi ke FK5T. Kesempatan untuk bertemu langsung dengan perwakilan dari masing-masing kementerian terkait adalah salah satu saat yang paling berharga. Dan Alhamdulillah semuanya itu berhasil saya lakukan. (DW)

Pelaksanaan Munas Relawan TIK Indonesia Pertama di Kota Bogor

1

BloggerBorneo.com – Musyawarah Nasional (Munas) Relawan TIK Indonesia menjadi agenda kegiatan di hari pertama pelaksanaannya.

Blogger Borneo sendiri datang di Hotel Salak Bogor tepat pada jam 12.00 WIB bersama dengan salah seorang peserta dari Pekanbaru.

Pembentukan Relawan TIK Indonesia

Secara kebetulan kita duduk berdampingan pada saat menaiki bus damri bandara dengan tujuan Bogor (Botani Square).

Alhamdulillah, setelah melakukan perjalanan panjang saya langsung dipersilahkan untuk menikmati hidangan makan siang.

Dengan mengambil tempat di Kinanti Resto and Cafe, Blogger Borneo bersama para peserta lainnya ikut berbaur menjadi satu dalam sebuah persahabatan dan keramahtamahan.

Benar-benar sebuah suasana yang sangat menyenangkan, dimana Blogger Borneo dapat bertemu dengan teman-teman yang berasal dari daerah lain.

Bahkan ada beberapa diantaranya yang sudah saya kenal seperti: Allahyarham Mbak Ajeng (Blogger Bekasi), Pakde Blontank (Blogger Solo), Mas Donny BU (ICT Watch), Mbak Dewi Ningrum (ICT Watch), Pak Bambang (Kementerian Kominfo), dan lain-lain.

Setelah waktu jamuan selesai, para peserta diminta untuk melakukan registrasi sebelum memasuki ruangan pertemuan yaitu di Istana Ballroom.

Terjadi pergeseran waktu pelaksanaan acara selama satu jam sehingga acara yang pada awalnya dimulai pada jam 13.00 WIB terpaksa harus dimulai pada jam 14.00 WIB.

Diskusi Panel

Sebagai acara pembuka, kata sambutan diberikan oleh Ketua Pelaksana Kegiatan Forum Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi, dan Kerjasama Komunitas TIK (FK5T).

Acara kemudian langsung dilanjutkan ke Diskusi Panel dimana yang menjadi narasumbernya yaitu: Mas Ahmad Nasir (Combine RI), Mas Donny BU (ICT Watch), dan Mas Agus Triwanto (Yayasan Air Putih).

Dengan dipandu oleh Mas Banyumurti ketiga narasumber ini saling memaparkan kisah pengalaman bagaimana mereka memulai semuanya dari awal.

Ternyata dari apa yang mereka telah paparkan dapat memberikan motivasi tersendiri bagi saya dan juga mungkin bagi peserta-peserta yang lain.

Tidak terasa waktu telah menunjukkan jam 17.30 WIB, karena sesi Diskusi Panel telah selesai maka kami diberi kesempatan untuk ISHOMA alias Istirahat, Sholat, Makan.

Lumayan capek juga nih badan, tanpa membuang waktu lagi saya langsung menuju bagian resepsionis untuk mengambil kunci kamar.

Munas Pertama

Karena Blogger Borneo datang bersamaan dengan Irhas Irvan dari Pekanbaru, maka kami berada dikamar yang sama yaitu kamar 343.

Dan akhirnya Blogger Borneo bisa merebahkan diri sejenak diatas kasur empuk yang nyaman, karena waktu maghrib sudah hampir tiba maka Blogger Borneo langsung menikmati guyuran shower yang hangat. Relaksasi sejenak sembari membersihkan diri, hehehe…

Setelah merasa fresh kembali, kami kembali menuju Kinanti Resto and Cafe untuk menghadiri jamuan makan malam. Disini baru tampak hampir keseluruhan peserta yang hadir dalam kegiatan FK5T.

Sebenarnya masih ada beberapa peserta dari daerah lain yang seharusnya hadir malam ini, namun dikarenakan kehabisan tiket mereka terpaksa harus membatalkan keberangkatan mereka.

Blogger Borneo mengambil satu meja dengan Pak Bambang dari Kementerian Kominfo, kebetulan beberapa waktu lalu mengenal beliau sewaktu pelaksanaan kegiatan Seminar Internet Sehat di Gedung Pontianak Convention Center.

Beliau menjadi salah satu narasumber dari acara seminar yang diselenggarakan oleh Apkomindo Kalimantan Barat bertepatan dengan pelaksanaan pameran komputer di Pontianak. Tidak mengira kami bisa bertemu kembali disini, sangat menyenangkan…

Perumusan AD ART

Sekarang waktu telah menunjukkan jam 19.45 WIB, sudah saatnya kembali ke ruangan pertemuan.

Agenda kegiatan berikutnya menunggu yaitu Perumusan dan Penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Relawan TIK Indonesia yang sebenarnya sudah dirumuskan dan disusun setahun yang lalu.

Jadi pada kesempatan ini, mungkin tidak ada pasal yang dihilangkan karena semua telah disusun secara rapi.

Blogger Borneo sendiri tidak dapat mengikuti agenda ini dikarenakan harus kembali ke kamar, perjalanan panjang yang saya alami hari ini menyebabkan badan saya terasa sangat capek sehingga mau tidak mau harus beristirahat.

Keesokan harinya Blogger Borneo baru mengetahui bahwa keputusan yang telah diambil tadi malam yaitu mengesahkan AD/ART Relawan TIK Indonesia sekaligus menunjuk Mas Banyumurti sebagai Ketua Pelaksana Ad Hoc Harian.

Akhirnya sekarang Relawan TIK Indonesia telah memiliki ketua yang baru, selamat berjuang ya. Kami dari perwakilan setiap daerah akan selalu mendukungmu untuk mengembangkan TIK di seluruh Indonesia. (DW)

Pengalaman Mengantri di Bandar Udara Supadio Pontianak

0

Waktu sudah menunjukkan jam 6 pagi, tidak terasa setengah jam lagi Blogger Borneo mesti bergegas berangkat ke Bandar Udara Supadio Pontianak. Setelah melakukan persiapan dan sarapan pagi, saya akhirnya bisa tiba di lokasi pada jam 06.45 berkat bantuan Bapak yang telah bersedia untuk mengantarkan.

Suasana bandara yang tampak ramai memaksa Blogger Borneo harus rela mengantri untuk cek in dibelakang beberapa orang yang telah duluan datang. Begitu proses cek in selesai, Blogger Borneo diminta untuk mengantrikan bagasi ditempat berbeda yang telah ditentukan.

Blogger Borneo sempat merasa heran dengan sistem baru ini, perasaan terakhir ke bandara beberapa waktu lalu kondisinya tidak harus mengantri lagi setelah melakukan proses cek in. Tapi kenapa kali ini Blogger Borneo dan ratusan penumpang lainnya harus mengantri dua kali baru bisa naik ke pesawat.

Belum lagi peralatan timbang digital untuk bagasi yang beberapa kali mengalami error membuat waktu yang dibutuhkan untuk mengantri menjadi lebih lama. Benar-benar membingungkan dan melelahkan, kenapa sistem baru malah lebih merepotkan dari sistem lama yang dulu pernah digunakan???.

Akhirnya setelah melalui semua proses “melelahkan” tersebut, Alhamdulillah pada jam 07.45 WIB pesawat yang Blogger Borneo tumpangi bisa tinggal landas dengan lancar. Mungkin dari apa yang telah  dialami ini dapat menjadi pertimbangan tersendiri bagi pihak bandar udara Supadio Pontianak.

Dan tulisan ini sengaja dibuat agar dari pihak terkait bisa melakukan sedikit review dengan sistem yang diterapkan karena saya yakin para penumpang-penumpang yang lain juga ikut merasakan  hal yang sama. Itulah sedikit cerita Blogger Borneo sesaat sebelum keberangkatan ke Forum Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi, dan Kerjasama Komunitas TIK (FK5T) di Hotel Salak Bogor. (DW)

Sekilas Mengenai Relawan TIK Indonesia

0

Sebuah undangan dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (KOMINFO) saya terima via email, terkait dengan penyelenggaraan kegiatan Forum Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi, dan Kerjasama Komunitas TIK (FK5T) yang akan dilaksanakan di Hotel Salak Bogor dari tanggal 4-7 Juli 2011.

Membaca secara seksama mengenai undangan tersebut ternyata saya terpilih menjadi salah satu perwakilan calon Relawan TIK dari Kalimantan Barat, untuk itu saya diminta kesediaannya dapat hadir di event tersebut.

Mengenai semua biaya transportasi dan akomodasi akan sepenuhnya ditanggung oleh pihak penyelenggara. Alhamdulillah… Dapat lagi kesempatan untuk mengembangkan diri dibidang online dan teknologi informasi.

Relawan TIK Indonesia

Oke, sebelum saya membuat tulisan lebih lanjut mengenai kegiatan ini mungkin pada kali ini saya akan berikan sedikit pengertian mengenai apa itu RELAWAN TIK dan apa yang menjadi target kedepannya. Oleh karena itu, silahkan lihat definisinya dibawah ini dimana sumbernya saya ambil dari salah satu lampiran yang turut disertakan dalam undangan.

Relawan TIK Indonesia sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan yang bersifat independen, terbuka dan non diskriminatif, diharapkan dapat dilembagakan dengan landasan pengakuan hukum maupun perlindungan Pemerintah yang pada jangka panjang.

Fungsi dibentuknya Relawan TIK Indonesia agar nantinya dapat ikut serta mendorong akselerasi atau percepatan program dan kebijakan pembangunan di bidang Komunikasi dan Informatika pada khususnya maupun Teknologi Informasi dan Komunikasi pada umumnya, bagi pembangunan dan kesejahteraan bangsa Indonesia, yang berlandaskan atas prinsip:

  1. Pengembangan Kapasitas
  2. Keterlibatan multi-stakeholder
  3. Partnerships
  4. Kepemilikan lokal
  5. Responsive terhadap permintaaan (Demand-responsiveness)
  6. Belajar sambil bekerja (Learning by doing)
  7. Kesetaraan gender

Sedangkan azas dalam kegiatan Relawan TIK antara lain adalah:

  1. Confident
  2. Inclusive
  3. Organized
  4. Cooperative
  5. Influential

Sebagai wadah untuk mengakomodasi kepentingansecara lintas sektoral dan lintas institusi serta wilayah, Relawan Telematika dihajatkan mampu menampung unsur-unsur dasar potensi SDM Relawan TIK yang antara lain diperoleh dari rekuritmen dari sektor:

  1. Pendidikan Nasional;
  2. Kepemudaan dan Olahraga;
  3. Sosial, Agama dan Tenaga Kerja;
  4. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
  5. Riset dan Teknologi;
  6. Komunikasi dan Informatika;
  7. Pemerintahan Dalam Negeri.

Sedangkan dalam aspek bidang penguasaan/ ICT domain, mencakup:

ICT Domain Thematic Areas

Sementara itu, untuk keperluan rekuritmen secara teknis meliputi aspek penguasaan keterampilan teknis, manajerial dan administratif sebagai berikut:

A.  Teknis:

Areas of ICT Support

B. Manajerial:

  • Kepemimpinan;
  • Kerjasama;
  • Kemitraan.

C.  Administratif:

  • Ketatausahaan;
  • Keuangan;
  • Logistik;
  • Pengembangan SDM.

Sejarah Awal

Sejak tahun 2008, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), sudah berpikir bahwa untuk mencapai Visi Masyarakat Informasi Indonesia, pemerintah tidak dapat berjalan sendirian. Perlu dibangun sinergi di antara para pemangku kepentingan sehingga dapat bekerja sama mencapai visi tersebut.

Oleh karena itu Bapak Bambang Soeprijanto, Direktur Pemberdayaan Telematika Kemkominfo pada saat itu, menginisiasi beberapa pertemuan yang bertujuan untuk membuat suatu organisasi masyarakat yang dapat berjalan beriringan dengan pemerintah, melakukan edukasi kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan TIK sebagai salah satu alat untuk dapat memberdayakan ekonomi.

Beberapa pertemuan dilaksanakan  sejak tahun 2009 sampai 2010 yang dihadiri berbagai pihak seperti pemerintahan, pengusaha, mahasiswa, akademisi, penggiat TIK dan beragam komunitas lainnya dari berbagai daerah di Indonesia tersebut, akhirnya munculah sebuah gagasan untuk membentuk organisasi Relawan TIK.

Proses Pembentukan

Pada tahun 2011, Ibu Mariam F. Barata sebagai Direktur Pemberdayaan Informatika Kemkominfo, melanjutkan kebijakan untuk mendorong diadakannya pertemuan yang lebih besar dalam bentuk Forum Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi Dan Kerjasama Komunitas TIK (FK5T) Tingkat Nasional sekaligus penetapan pembentukan organisasi Relawan TIK yang dihadiri oleh beragam elemen yang telah hadir pada pertemuan sebelumnya, maupun pihak lain yang mendorong terbentuknya organisasi ini. A

khirnya, pada tanggal 4 Juli 2011, dengan disaksikan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo, Bpk Ashwin Sasongko, ditetapkan pembentukan organisasi Relawan TIK Indonesia, yang dilanjutkan dengan Musyawarah Nasional yang pertama.

Pada bulan April 2012, diselenggarakan Munas Relawan TIK Indonesia yang kedua sekaligus pemilihan kepengurusan untuk masa bakti 2012-2015. Saat ini Relawan TIK Indonesia sudah memiki Akta Pendirian berdasarkan Akte Notaris Benediktus Andy Widyanto, SH, No. 23 tanggal 28 September 2012. (DW)

 

Standing Applause untuk SBY, Down to Pray untuk Ruyati

0

AlgojoSebuah berita mengejutkan saya ketahui dari media online yang ada bahwa salah satu Tenaga Kerja Wanita (TKW) kita bernama Ruyati binti Sapudi (54 tahun) pada hari Sabtu, 18 Juni 2011 telah menjalani eksekusi hukuman pancung di Saudi Arabia. Tiada kata yang dapat diucapkan selain turut berduka yang sedalam-dalamnya atas kembali meninggalnya pahlawan devisa Indonesia di negeri seberang. Mungkin Ruyati adalah salah satu dari sekian banyak TKI maupun TKW yang menjadi korban keganasan para majikannya. Upaya bela diri yang dilakukan pun dianggap sebagai sebuah tindakan melanggar hukum dan eksekusi pancung tetap akan menanti mereka jika pada akhirnya mereka harus membunuh para penganiayanya. Sungguh tragis memang, harus rela mati berkalang tanah daripada hidup menahan siksa dan derita. Itulah kondisi yang harus diterima oleh para pahlawan devisa Indonesia saat ini, pemerintah berkuasa yang diharapkan dapat membela para warga negaranya pun tidak dapat melakukan apa-apa. Hanya mampu bernegoisasi dan berupaya damai, namun tetap saja pada akhirnya eksekusi harus dijalani.

Dulu Diperbolehkan Sekarang Kok Malah Dilarang

0

Salah Satu Pemandangan di Sepanjang Jalur Arteri Supadio Kabupaten Kubu Raya

Pemandangan di Arteri Supadio Kubu Raya 2

Melihat Kondisi Taman Bunga yang Tak Lagi Berbunga

0

Sunyi dan tak terurus, demikian kesan yang saya dapatkan begitu menginjakkan kaki didepan kawasan berukuran kurang lebih 10×30 meter ini. Masih teringat jelas dalam ingatan bahwa dulunya kawasan ini adalah lokasi parkir bagi para orang tua mahasiswa Universitas Tanjungpura yang ingin melihat anaknya melepas status dari seorang mahasiswa menjadi seorang sarjana. Saya sendiri masih sempat menggunakan lahan parkir ini ketika melaksanakan prosesi wisuda sarjana pada tahun 2005 lalu.

Kondisi Terakhir Pusat Bursa Anggrek Kalimantan Barat

Kondisi Pusat Anggrek Kalimantan Barat 1Tidak terasa tahun demi tahun telah berganti, kawasan yang dulunya dibangun demi “menyambut” Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini sekarang sudah tampak hening dan tidak terpelihara dengan baik. Nama yang disandangnya sebagai salah satu Bursa Taman Anggrek Kalimantan Barat saat ini hanya menjadi sebuah kenangan saja. Ya, itulah fenomena yang sering terjadi di negara kita Indonesia tercinta. Apapun dilakukan demi “memanjakan” sang penguasa negara, dana berapapun dihamburkan percuma demi membuat semua rombongan ibukota negara itu merasa nyaman ketika berkunjung ke suatu daerah. Setelah itu, semuanya hanya meninggalkan sebuah bekas saja. Sungguh ironis memang…

Kondisi Pusat Anggrek Kalimantan Barat 5Mungkin memang tidak ada salahnya jika kita harus menjamu “tamu kehormatan” yang datang berkunjung ke daerah kita, asalkan masih dalam batas wajar dan tidak menunjukkan ketimpangan sosial menurut saya hal itu wajar-wajar saja untuk dilakukan. Jangan malah seperti yang umum terjadi sekarang, seluruh jalanan yang menjadi jalur utama kunjungan langsung bersih dari segala bentuk sampah. Mulai dari sampah plastik, daun-daun kering, debu pasir, hingga sampai ke pedagang-pedagang kaki lima pun ikut menjadi imbas pembersihan tersebut. Bahkan di Pontianak sendiri, dua buah putaran jalan khusus dibangun untuk itu (baca tulisan lengkapnya disini). Luar biasa bukan???.

Kondisi Pusat Anggrek Kalimantan Barat 3Sekarang bagaimana dengan kondisi masyarakatnya sendiri, apakah mereka terperhatikan dengan adanya “kunjungan kehormatan” tersebut. Saya rasa tidak… Sampai-sampai ada sahabat saya yang saat itu sedang berada di salah satu pelosok pedesaan Kalimantan Barat menuliskan sebuah status di wall facebooknya yang bunyinya seperti ini: “Coba seandainya Bapak Presiden sekali-kali berkunjung ke desa dimana saya berada saat ini, pasti seluruh jalur yang akan dilewati menjadi teraspal mulus tanpa lubang sedikitpun. Infrastruktur desa diperbaiki dan yang pasti desa ini akan terang benderang karena dialiri listrik meski hanya selama kunjungan itu dilakukan.”

Kondisi Pusat Anggrek Kalimantan Barat 2Ternyata konsep yang sedari dulu telah ada yaitu konsep ABS alias Asal Bapak Senang masih terus dipraktekkan sampai saat ini, semua kekurangan yang dimiliki disimpan dan dikemas serapi-rapinya agar nantinya Bapak Presiden yang Terhormat tidak melihatnya. Mungkin memang benar pada saat Anda sedang berkunjung kesini, taman bunga itu tampak indah berseri karena bunga-bunganya sedang tertata dan terawat rapi. Namun begitu Anda kembali meninggalkan daerah ini, semuanya akan kembali menjadi sebuah taman bunga yang tak lagi berbunga dan kembali sepi. (DW)

Sebuah Kekecewaan Dibalik Pelaksanaan Seminar Creative Writer with Raditya Dika di Pontianak

0

Beswan DjarumSebuah pengalaman cukup mengecewakan saya alami begitu akan mengikuti kegiatan seminar Creative Writer with Raditya Dika yang diselenggarakan di Ruang Sidang Lantai III Gedung Rektorat Untan. Meskipun saya telah mengantongi tiket undangan yang diantarkan  dua hari sebelumnya, ternyata pada saat pendaftaran ulang saya tetap diharuskan untuk mengantri diantara calon peserta lain yang pada umumnya belum memiliki tiket. Suasana panas, pengap, sesak, dan capek  menjadi satu bercampur baur dalam hiruk pikuk antrian orang-orang yang merasa penasaran ingin bertemu dengan blogger “kambing jantan” yang setahun belakangan ini namanya menjadi sangat terkenal karena tulisan di blognya serta film layar lebarnya. Benar-benar diluar dugaan karena ternyata pada hari H kegiatan teknis pendaftarannya diubah oleh pihak event organizer yang bersangkutan tanpa memberi konfirmasi kepada saya sebagai salah satu pihak penerima undangan. Padahal niat saya datang ke seminar itu hanya semata-mata ingin memenuhi undangan yang telah diberikan sebelumnya, bukan karena saya ingin bertemu dengan bintang tamu seminarnya.

Personal Branding Ala Pejabat

0

Personal BrandingSebuah catatan kecil mengenai kunjungan Bapak Presiden SBY yang terhormat beberapa waktu lalu saya peroleh begitu melihat spanduk dan banner yang bertebaran hampir diseluruh titik yang dilewati oleh beliau. Ada rasa heran bercampur geli juga ketika saya melihat hampir seluruh spanduk dan banner tersebut menggambarkan foto pejabat-pejabat yang terkait seperti: Bapak Presiden sendiri, Bapak Menteri Dalam Negeri, Bapak Gubernur, Bapak Walikota, dan Bapak Rektor bersama staf-stafnya. Ternyata cara seperti ini yang digunakan para pejabat untuk melakukan personal branding, atau dalam bahasa londonnya lebih dikenal dengan istilah pencitraan diri. Kenapa ya disaat jaman sudah secanggih sekarang mereka masih menggunakan cara personal branding seperti itu? Padahal kalau mau dicermati, sebenarnya masih ada cara yang lebih efektif jika kita ingin melakukan personal branding yaitu dengan menggunakan media online.

error: Content is protected !!