Diantara Dua Pilihan Kuantitas atau Kualitas
Menurut informasi yang saya baca dari beberapa sumber yang belum tentu dapat dipastikan kebenarannya (karena tidak dilampiri dengan data-data yang kuat), jumlah pengguna blog di Indonesia atau yang lebih dikenal dengan istilah Blogger pada tahun 2010 telah mencapai sekitar 3,4 juta orang. Kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang dihitung rata-rata 200 jutaan orang maka jumlah tersebut adalah sekitar 1,7 persennya saja. Hhmmm… ternyata jumlah Blogger di Indonesia masih sangat kecil, tidak sebanding dengan jumlah pengguna Facebook (istilah kerennya Facebooker) di Indonesia yang pada tahun 2010 jumlahnya telah mencapai sekitar 34.319.040 pengguna (bisa lihat tulisan lengkapnya disini). Jika dikalkulasikan secara persentase perbandingan antara jumlah pengguna Facebook di Indonesia dengan jumlah penduduk di Indonesia maka akan diperoleh angka sekitar 17,16 persen. Dari sini dapat disimpulkan untuk skala Indonesia bahwa jumlah Blogger yang ada hanya sekitar 1/10 nya saja dari jumlah Facebooker yang ada. Masih kecil juga kalau mau dirata-ratakan…
Jika saya perhatikan dalam beberapa tahun terakhir berbagai macam gerakan “membloggerkan” para pengguna internet telah diupayakan. Beberapa gerakan yang sering saya dengar seperti: Pesta Blogger, Kumpul Blogger, Temu Blogger, Workshop Blogger, Seminar Blogger, dan lain-lain mungkin sudah sering dilaksanakan (kecuali untuk tempat dimana diriku berada yaitu Kota Pontianak tercinta). Namun sepertinya animo masyarakat itu sendiri terhadap dunia blogging masih dirasa cukup minim. Tidak seperti para sahabat-sahabat onlineku diluar sana yang sampai saat ini mereka telah memanfaatkan blog secara maksimal sebagai sumber penghasilan mereka. Sebenarnya hal ini dapat menjadi salah satu solusi dimana untuk saat ini jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sesuai dengan jumlah pertumbuhan penduduk Indonesia. Tidak tahu kenapa hal itu bisa terjadi namun yang pasti itulah fenomena dari sebuah negara yang sedang berkembang seperti Indonesia Raya, perkembangan teknologi informasi yang tidak disertai dengan fasilitas dan infrastruktur yang memadai menyebabkan hanya segelintir orang saja yang dapat memanfaatkannya. Sedangkan sisanya, tetap menjadi KATAK DALAM TEMPURUNG yang sampai kapanpun akan terkurung dalam segala keterbatasan yang dirasa.
KUALITAS ATAU KUANTITAS, disini kedua kata ini juga ikut memegang peranan penting dalam proses “digitalisasi” penduduk Indonesia. Saya ambil contoh jika dari 3,4 juta Blogger atau 34 jutaan Facebooker, 50 persen diantaranya menggunakan akun blog dan facebook mereka untuk hal-hal yang bersifat negatif seperti melakukan tindakan scam, membuka konten porno, melakukan pelecehan seksual, maniak game online, menyebarkan isu-isu yang belum dapat diklarifikasikan kebenarannya, dan masih banyak lagi hal negatif lainnya, apa yang akan terjadi?. Dan parahnya lagi, diantara 50 persen ini umumnya mereka termasuk dalam kategori usia-usia produktif yang dalam beberapa tahun kedepan tetap akan menjadi calon-calon generasi penerus bangsa ini (saya tidak memiliki data akurat disini, cuma jika diperhatikan dari warnet-warnet yang ada di seluruh pelosok Indonesia dapat diketahui para penggunanya rata-rata usianya berapa saja dan konten-konten apa saja yang sedang diaksesnya). Kalau sudah seperti ini, sama juga prinsipnya seperti MEMAKAN BUAH SIMALAKAMA, Mau Dimakan Bapak Mati Tidak Dimakan Ibu yang Bakalan Mati. Sekarang siapa yang mau disalahkan dengan kondisi ini, para penggunanya, teknologinya, atau para pembuat kebijakannya. Mungkin hanya rumput bergoyang saja yang tahu apa jawabannya… (DW)