Mengubah Kebiasaan: Beralih dari Plugin Page Builder ke Block Editor WordPress

Image: rahmatgumilar.net

BloggerBorneo.com – Bagi banyak pengguna WordPress, khususnya mereka yang sudah lama berkecimpung di dunia pengembangan website, kebiasaan adalah sesuatu yang sulit diubah. Saya adalah salah satunya.

Sejak pertama kali menggunakan WordPress kembali di tahun 2021, saya tidak mengenal fitur bawaan bernama Block Editor.

Untuk mendesain website, saya terbiasa menggunakan plugin page builder seperti Elementor—salah satu yang paling populer hingga saat ini.

Bahkan, banyak di antara kita rela mengeluarkan biaya ekstra untuk versi Pro agar mendapatkan fitur lebih banyak.

Saat itu, saya merasa Elementor adalah solusi terbaik untuk merancang tata letak website. Penggunaannya mudah, intuitif, dan banyak tutorial yang tersedia di internet.

Namun, yang tidak saya sadari adalah bahwa WordPress sebenarnya sudah menyediakan alat bawaan yang sama kuatnya, yaitu Block Editor, yang juga sering disebut sebagai Gutenberg Editor.

Perubahan besar terjadi ketika saya bergabung dengan Komunitas WordPress Bandung pada April 2023. Setiap bulan, kami rutin mengadakan meetup offline di berbagai tempat di area Bandung Raya dan Cimahi.

Di sana, saya bertemu dengan banyak pengguna WordPress lain yang sudah lebih dahulu menggunakan Block Editor.

Pada November 2023, WordPress merilis versi terbaru, 6.6, bersamaan dengan tema default Twenty Twenty-Four. Ini adalah momen di mana saya memutuskan untuk memberi kesempatan pada Block Editor.

Awalnya, saya skeptis. Mampukah fitur bawaan WordPress ini menandingi kemudahan yang saya dapatkan dari Elementor? Apakah saya harus belajar dari awal lagi?

Ternyata, setelah saya pelajari lebih dalam, cara kerja Block Editor sangat mirip dengan page builder seperti Elementor. Bedanya, saya tidak perlu memasang plugin tambahan.

Setiap elemen yang saya butuhkan sudah ada di sana, dalam bentuk blok-blok yang bisa disusun untuk membuat pattern dan akhirnya membentuk layout yang saya inginkan.

Dari beberapa pattern tersebut, saya bahkan bisa membuat template dengan mudah.

Keputusan untuk sepenuhnya beralih ke Block Editor bukanlah sesuatu yang saya buat dalam satu malam. Ada proses belajar dan praktek, serta banyak diskusi dengan anggota komunitas.

Namun, setelah beberapa bulan mencoba, saya merasakan manfaatnya. Selain lebih hemat biaya karena tidak perlu membayar plugin tambahan, saya juga merasa website yang saya buat lebih ringan dan cepat diakses.

Melalui perjalanan ini, saya menyadari bahwa perubahan kebiasaan tidak harus sulit, asalkan kita terbuka untuk belajar dan mencoba hal baru.

Jika Anda, seperti saya dulu, masih terpaku pada plugin page builder, saya mengajak Anda untuk mencoba Block Editor dari WordPress. Siapa tahu, Anda akan menemukan bahwa alat ini adalah solusi yang selama ini Anda cari.

Mari kita berinovasi dengan memanfaatkan fitur bawaan WordPress yang terus berkembang. Karena, pada akhirnya, yang terpenting bukanlah alat yang kita gunakan, tetapi hasil yang kita capai.

Berikut saya sematkan link Video pengenalan singkat Blocks Editor WordPress dimana blocks adalah fondasi visual WordPress, dan dapat digunakan untuk membuat dan mengelola setiap bagian website WordPress Anda dengan lebih mudah dari yang Anda kira.

Pelajari cara mengedit blok dan Anda akan belajar cara menggunakan seluruh WordPress—tanpa harus menulis kode. (RG)

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More