Cara Mengidentifikasi Influencer Palsu di Instagram

Image: YouTube.Com

Jasa influencer saat ini cukup banyak bermunculan karena dianggap sebagai salah satu cara promosi yang efektif dan efisien. Sistem pembayarannya berdasarkan per sekali endorse dimana besaran nilai jasanya biasanya menyesuaikan jumlah pengikutnya (followers).

Akan tetapi, dalam prakteknya ada ditemukan beberapa kasus pemilik akun media sosial yang mengaku-ngaku sebagai influencer dan menawarkan jasanya kepada para pemilik brand. Memang jika dilihat sekilas akun media sosialnya memiliki jumlah followers cukup banyak, akan tetapi ketika diteliti secara seksama ternyata akun tersebut merupakan akun palsu (fake).

Influencer Palsu

Influencer palsu adalah pengguna sosial media yang semua penampilannya tampak seperti influencer pada umumnya tapi kenyataannya tidak. Mereka juga memposting gambar berkualitas tinggi seperti influencer. Namun, sebagian besar pengikut akun tersebut adalah akun palsu atau bot.

Di tulisan ini Blogger Borneo akan berbagi informasi mengenai bagaimana cara mengidentifikasi akun media sosial terutama Instagram tersebut apakah asli atau fake. Jangan lupa sebelumnya follow dulu akun Instagramnya Blogger Borneo yaaa…

Baca Juga:  Cara Daftar Program Beasiswa BCA Terbaru Tahun Ajaran 2022

Cara Mengidentifikasi

Nah sekarang perhatikan 2 langkah yang bisa dilakukan untuk mengidentiifikasi sebuah akun Instagram tersebut asli atau palsu

1. Perhatikan Jumlah Followers 

Jumlah followers banyak biasanya menjadi acuan bagi para pemilik akun dalam menetapkan besaran biaya per endorse ke para pemilik brand atau advertiser. Akan tetapi perlu diperhatikan apakah akun-akun para pengikutnya apakah akun original atau hanya sekedar akun buatan.

Hal pertama paling mudah dilakukan untuk melakukan klarifikasi mengenai status akun-akun pengikutnya adalah dengan membuka masing-masing profil dan melihat aktivitasnya di laman personalnya, aktif atau tidak.

Tidak perlu sampai harus membuka keseluruhan akun-akunnya, cukup menggunakan sistem pilih acak saja dengan jumlah sampling 10 persen dari keseluruhan jumlah followersnya.

Beberapa akun yang terbuat dari bot bisa membantu memposting komentar di akun lain supaya terlihat asli. Sayangnya, komennya mereka terkesan spammy, seperti “keren banget sis”, “good job” dan lain sebagainya.

2. Teliti Tingkat Engagement

Secara umum, engagement bisa dianggap sebagai tolok ukur penilaian terhadap sebuah akun influencer di Instagram. Teliti bagaimana respon para pengikutnya terhadap status-status yang dibuat oleh pemilik akun.

Baca Juga:  Syarat Mendapatkan Fasilitas Kartu Prakerja, Mudah dan Cepat

Normalnya, jumlah Like rata-rata per postingan adalah 1-3 persen dari jumlah pengikutnya. Jadi misalnya sebuah akun influencer memiliki pengikut sebanyak 1.000 orang maka rata-rata Like yang diperoleh sekitar 10-30 orang.

Sedangkan untuk engagement rate di angka 1 persen masih masuk kategori wajar untuk seorang influencer, menyesuaikan dari niche yang diambil. Jika di bawah angka ini, wajib hati-hati.

Sebaliknya, bila seorang influencer memiliki engagement rate di atas 10%, mesti waspada juga karena kemungkinan akun ini memiliki grup yang diajak untuk saling berkomentar agar engagement-nya tinggi.

Workshop Digital Marketing untuk Lembaga Pendidikan 2024

Kesimpulan

Sesuai istilahnya, seorang influencer harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi para pengikutnya. Influencer yang baik memiliki bidang khusus. Ada beberapa calon advertiser memilih influencer yang akan diajak kerjasama berdasarkan bidangnya, disesuaikan dengan jenis bisnisnya.

Sebelum memutuskan bekerjasama, pastikan melihat engagement rate, jumlah follower dan akun yang di-follow. Lihat postingan akun tersebut seberapa bagus interaksi influencer dengan followers-nya. Jangan terkecoh dengan angka yang tampil di profil. Melihat gaya postingan dan kualitas konten juga diperlukan.

Baca Juga:  Cara Membuat Paspor Elektronik di Indonesia

Nah, bagi Anda yang ingin membangun Instagram dengan tujuan menjadi seorang influencer, pastikan untuk tidak membeli follower dan menggunakan aplikasi penambah otomatis lainnya. Selain berpotensi di-banned oleh Instagram, hal ini juga tidak bagus di depan calon klien.

Akun influencer yang dibuat secara natural dan organik akan memiliki nilai penawaran yang tinggi. Oleh karena itu, buatlah konten yang bermanfaat, asli dan tentunya sebisa mungkin sesuai pengalaman dan bidang ilmu yang dimiliki. (DW)

Artikel Lainnya
Leave A Reply

Your email address will not be published.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More