Kepanjangan PSSI adalah Partai Sepakbola Seluruh Indonesia

Judul diatas merupakan sebuah bayangan bagaimana nantinya persatuan olahraga sepakbola Indonesia yang selama ini disingkat PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) akan berubah menjadi PSSI (Partai Sepakbola Seluruh Indonesia). Kisruh PSSI yang terus menjadi bahan pemberitaan “hot” media cetak dan elektronik belakangan ini menunjukkan bahwa ada yang tidak beres dengan manajemen internal organisasi tersebut. Berbagai polemik dan isu negatif tampaknya sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga siapapun yang duduk ditampuk kekuasaan tertinggi PSSI tetap tidak akan bisa merasa tenang dengan jabatan yang diembannya. Mungkin alangkah baiknya jika Ketua PSSI nantinya dipegang oleh seseorang yang tidak sama sekali berasal dari kalangan politisi maupun birokrat,  sebagai salah satu bentuk nyata bahwa olahraga tidak bisa disatukan dengan politik.

Itulah kenyataan yang sedang bangsa kita alami sekarang, dimana semua aspek kehidupan sudah mulai disisipi oleh unsur-unsur politik yang tidak jelas. Sampai-sampai bidang olahraga pun harus terkena imbasnya, ujung-ujungnya jiwa dan semangat sportifitas yang seharusnya dijunjung tinggi malah harus tenggelam pada akhirnya sebagai dampak dari tekanan kepentingan politik diatasnya. Kalau sudah seperti ini dapat dipastikan bidang olahraga akan tetap jalan ditempat atau bisa lebih parah lagi yaitu mundur teratur. Lihat saja kondisi persepakbolaan Indonesia saat ini yang semakin parah dan tidak karuan saja. Kita hanya bisa menonton bagaimana kongres PSSI yang dilaksanakan beberapa waktu yang lalu mengalami deadlock sehingga pertemuan yang rencananya akan berlangsung selama 6 jam itu tidak menghasilkan keputusan apa-apa.

LinkCollider - Free Social Media Advertising

Free Social Media Advertising

Perbedaan pendapat antar sesama peserta kongres yang tidak bisa dimusyawarahkan lagi berbuntut pada kisruh yang sama sekali bukan mencerminkan sikap sportifitas dan tenggang rasa. Masing-masing peserta sepertinya ingin mengedepankan egonya sehingga apa yang disuarakannya itulah yang paling benar, tidak ada lagi rasa nasionalisme dan musyawarah yang sebenarnya menjadi ciri khas bangsa Indonesia selama ini. Dan parahnya lagi apa yang terjadi barusan akan berdampak pada kemungkinan pemberian sanksi oleh badan sepakbola internasional yaitu FIFA. Kalau memang hal itu menjadi kenyataan, mau jadi apa persepakbolaan Indonesia nantinya.

Apa kalian tidak merasa kasihan dengan pemain-pemain sepakbola kita yang dengan adanya kasus kisruh ini nasibnya bagaikan berada di ujung tanduk. Sepertinya tidak ada yang perduli dengan nasib mereka yang selama ini telah bersusah payah membela bangsanya tercinta demi bisa mengharumkan nama Indonesia di event internasional. Meskipun hasil yang diperoleh belum maksimal namun apa yang telah mereka lakukan sudah sangat optimal mengingat situasi dan kondisi yang sedang terjadi di republik tercinta. Satu kesimpulan yang dapat dipetik disini adalah jangan pernah sekali-kali mencampuradukkan antara olahraga dan politik karena bagaimanapun juga yang namanya politik dan sportifitas itu bagaikan minyak dan air. Tidak akan dapat bercampur meskipun sudah diaduk sedemikian rupa.

Lagipula jika memang ada diantara “oknum-oknum” yang ingin memperkaya diri dengan cara yang tidak benar, bukan bidang olahraga tempatnya. Masih banyak “lahan-lahan” lain yang dapat kalian ambil selain harus menggegoroti tempat dimana “pahlawan-pahlawan” Indonesia ingin menunjukkan prestasinya sebagai bukti nyata rasa nasionalisme kepada ibu pertiwi. (DW)

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Don`t copy text!