Menikmati Perjalanan Darat Pontianak Ketapang Selama 13 Jam Sudah Termasuk Salah Jalan
BloggerBorneo.com – Kabupaten Ketapang adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat.
Ibu kota terletak di Kota Ketapang, terletak di tepi Sungai Pawan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 31.240,74 km² dan berpenduduk 504.008 jiwa.
Perjalanan Darat Pontianak Ketapang
Sebenarnya pada tahun 2004 lalu, Blogger Borneo sudah pernah berkunjung ke daerah yang juga dikenal dengan nama Tanah Kayong.
Kebetulan waktu itu tergabung dalam tim Konsultan Keuangan dan sedang mendapat proyek pengerjaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang.
Nah, setelah selang beberapa waktu kemudian Blogger Borneo kembali mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Kabupaten Ketapang.
Hanya saja jika pada kunjungan sebelumnya menggunakan jalur sungai via express dan jalur udara via pesawat, maka pada kali ini Blogger Borneo mencoba untuk melalui jalur darat.
Misi perjalanan kali ini yaitu melakukan survei pasar mewakili Borneofood Indotama, sebuah perusahaan distributor resmi daging beku yang juga memiliki industri kecil untuk hasil olahan daging dalam bentuk Bakso Frozen Halal Pertama di Kalimantan Barat.
Pada perjalanan darat Pontianak Ketapang ini, Blogger Borneo ditemani oleh marketing bernama Angga dari kantor pusat Borneofood Indotama yang beralamat di Jalan Entubah Balai Karangan, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau.
Melalui Jalur Tayan
Jika dilihat dari rute Google Maps diatas, jalur darat Pontianak ke Ketapang melalui jalur Tayan.
Dengan begitu Blogger Borneo menjadikan titik lokasi ini sebagai meet point karena posisinya berada di tengah-tengah antara Balai Karangan dan Pontianak.
Dibutuhkan waktu kurang lebih 2 jam untuk sampai di Tayan. Sekitar jam 1 siang Blogger Borneo berangkat dari Pontianak,
Alhamdulillah tiba di meet point jam 3 sore. Jika diambil titik keberangkatan dari Pontianak, Tayan merupakan check point pertama.
Sambil beristirahat menunggu di Rumah Makan 3 Putri yang sudah cukup terkenal sebagai tempat transit pengendara umum maupun taksi. Setengah jam kemudian, Angga pun datang menyusul.
Setelah mempersiapkan semuanya, kami pun mulai bergegas dan melaju menuju titik transit pertama yaitu Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang.
Transit dan Bermalam di Sandai
Melihat jarum jam di tangan, waktu sudah menunjukkan jam 4 sore. Jika perjalanan lancar, Insya Allah sampai di Kecamatan Sandai sebelum tengah malam.
Kondisi hujan gerimis mengiringi perjalanan kami menyusuri jalan kecil nan mulus.
Bagi Blogger Borneo dan Angga, ternyata perjalanan menuju Ketapang melalui jalur darat ini sama-mana merupakan pengalaman pertama kali.
Jadi sama-sama belum tahu kondisi sepanjang perjalanan nantinya seperti apa.
Bismillah…
Mobil Toyota Agya 1.2G berplat putih terus melaju membelah gelapnya jalan menembus heningnya kawasan hutan yang dilalui.
Kondisi hujan semakin deras, tuas gas mobil tidak bisa digeber maksimal karena batas pandang sangat terbatas.
Check Point Balai Berkuak
Dibutuhkan waktu kurang lebih satu jam untuk sampai di check point kedua yaitu Balai Berkuak.
Disini kondisi kotanya lumayan ramai, ada convenience store (AlfaMart atau IndoMaret), ada SPBU, dan banyak tempat makan yang “aman”.
Karena mengejar waktu, maka kami tidak singgah dan langsung melanjutkan perjalanan.
Ya bisa dianggap sampai di titik lokasi ini merupakan setengah perjalanan menuju titik transit Kecamatan Sandai.
Jadi mobil tetap terus melaju sampai titik tujuan persinggahan pertama.
Alhamdulillah meskipun kondisi pada saat itu hujan disepanjang jalan, sekitar jam 8 malam kami tiba di Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang.
Merasa perut sudah teriak-teriak minta diisi, maka kami mencari tempat makan terlebih dahulu.
Menginap Semalam di Sandai
Sebuah spanduk besar bertuliskan Rumah Makan Ibu Danang: Sop Iga dan Iga Bakar langsung terlihat jelas begitu Toyota Agya yang kami kendarai masuk ke kota Sandai.
Dilihat dari nama dan lokasinya, sepertinya aman dijadikan referensi tempat makan disini. Secara khusus, Blogger Borneo akan mengulasnya dalam tulisan berbeda.
Sambil menyantap iga bakar yang ternyata setelah dirasa sungguh menggugah selera, kami meminta informasi mengenai keberadaan penginapan yang murah, meriah, aman, dan nyaman yang ada di Sandai.
Beberapa nama menjadi referensi, setelah makan kemalaman kami langsung bergegas.

Siapa mengira ternyata Sandai merupakan kota yang ramai, hal ini terbukti ketika mengunjungi beberapa tempat penginapan yang direferensikan, semuanya statusnya full booked.
Hingga akhirnya kami menginap di Harmony House yang lokasinya tepat berseberangan dengan Hotel Starlet.
Survei Pasar di Sandai
Pagi-pagi sekali kami sudah bangun dan mempersiapkan diri untuk menyelesaikan misi yaitu survei pasar dan berkunjung ke beberapa pedagang yang ada di Kecamatan Sandai, khusus penjualn frozen food dan fresh market lainnya.
Kami berkeliling pasar sampai menjelang siang, tidak lupa sebelum melanjutkan perjalanan ke Ketapang melakukan proses check out dari penginapan dan makan siang di Rumah Makan Ibu Danang.
Dan sama seperti malam sebelumnya, menu Iga Bakar kembali dipesan karena aseli rasanya enak.
