Personal Branding Ala Pejabat
Sebuah catatan kecil mengenai kunjungan Bapak Presiden SBY yang terhormat beberapa waktu lalu saya peroleh begitu melihat spanduk dan banner yang bertebaran hampir diseluruh titik yang dilewati oleh beliau. Ada rasa heran bercampur geli juga ketika saya melihat hampir seluruh spanduk dan banner tersebut menggambarkan foto pejabat-pejabat yang terkait seperti: Bapak Presiden sendiri, Bapak Menteri Dalam Negeri, Bapak Gubernur, Bapak Walikota, dan Bapak Rektor bersama staf-stafnya. Ternyata cara seperti ini yang digunakan para pejabat untuk melakukan personal branding, atau dalam bahasa londonnya lebih dikenal dengan istilah pencitraan diri. Kenapa ya disaat jaman sudah secanggih sekarang mereka masih menggunakan cara personal branding seperti itu? Padahal kalau mau dicermati, sebenarnya masih ada cara yang lebih efektif jika kita ingin melakukan personal branding yaitu dengan menggunakan media online.
Selama ini belum pernah saya mendengar bahwa ada presiden yang memiliki sebuah blog pribadi. Benar tidak teman-teman?. Protokoler yang terlalu njlimet dan rumit terkadang membuat sang pemimpin negara tidak bebas dalam berekspresi. Menurut saya teknik pendekatan seperti itu lebih efektif ketimbang kita harus memajang foto kita dimana-mana, ini era media informasi lho. Kalau hanya ingin melihat orangnya sih melalui media elektronik dan media cetak juga bisa, toh itu juga hanya menggambarkan lapisan luarnya saja. Sedangkan untuk sisi kepribadian dan intelektual, hanya bisa dinilai setelah interaksi sering dilakukan baik itu melalui ucapan maupun tulisan. Nah, disini media online memiliki peran untuk itu. Tetap dapat berinteraksi dan berkomunikasi tanpa harus dipisahkan antara ruang dan waktu, sangat cocok bukan jika ini diterapkan oleh seorang pemimpin negara.
Masih ingatkah kita akan kisah pemberontakan yang dilakukan oleh rakyat-rakyat negara kawasan Timur Tengah beberapa waktu lalu, media apa yang mereka gunakan untuk dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain tanpa harus diketahui oleh pihak pemerintah yang berkuasa. Melalui situs jejaring sosial mereka secara perlahan namun pasti melakukan pergerakan bawah tanah dimana setelah dirasa sudah cukup siap, BOOM… Satu kekuasaan langsung jatuh terhempas. Itu adalah salah satu dampak dari pemanfaatan media online yang dapat kita lihat secara langsung, sebenarnya masih banyak lagi dampak-dampak lain yang tentunya lebih positif. Ya kesimpulannya itu tadi, seandainya Bapak Presiden kita punya sebuah blog pribadi pasti mantap banget tuh. Wong mantan bendahara umumnya aja punya blog kok, hehehe…
Nah, kebetulan saya ada mengambil beberapa dokumentasi untuk mendukung tulisan ini. Mohon maaf jika jumlah fotonya hanya sedikit, jadi ada beberapa pihak yang telah saya sebutkan diatas namun fotonya tidak ada dibawah ini.
Demikian beberapa hasil dokumentasi yang sempat saya abadikan beberapa waktu lalu. (DW)