SELAMAT HARI JADI KOTE PONTIANAK KE 243, ucapan ini Blogger Borneo berikan tepat di hari jadi Kota Pontianak ke 243 yang jatuh tepat pada hari ini (23 Oktober 1771 – 23 Oktober 2014). Meski selama ini tinggal di kawasan pinggiran yang berbatasan langsung dengan kota Pontianak yaitu Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, namun karena seringnya “berkunjung” ke Pontianak setiap hari membuat Blogger Borneo merasa begitu dekat dengan kota yang sangat terkenal dengan tugu khatulistiwanya ini. Tidak terasa selama 32 tahun Blogger Borneo telah menjadi saksi hidup bagaimana kota Pontianak terus menggeliat untuk berkembang dari generasi ke generasi. Inilah yang menjadi dasar dibuatnya tulisan ini, semoga Walikota yang terhormat yaitu Bapak Sutarmidji, SH, M.Hum sudi kiranya membaca tulisan “edisi khusus” dari salah seorang Blogger Pontianak yang masih pemula ini. 🙂
Kota Pontianak adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Barat di Indonesia. Kota ini juga dikenal dengan nama 坤甸 (Pinyin: KĹ«ndiĂ n) oleh etnis Tionghoa di Pontianak. Kota ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di utara kota ini, tepatnya Siantan, terdapat Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang dilalui garis lintang nol derajat bumi. Selain itu, Kota Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia dan Sungai Landak. Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang membelah kota disimbolkan di dalam logo Kota Pontianak. – Wikipedia Indonesia
Sesuai dengan definisi yang dikutip dari Wikipedia Indonesia, secara geografis kota Pontianak dilalui oleh dua sungai besar yaitu Sungai Kapuas (dikenal sebagai sungai terpanjang di Indonesia) dan Sungai Landak. Letak geografis ini menyebabkan kota Pontianak banyak dialiri anak-anak sungai yang menyebar dari hilir hingga hulu. Akan tetapi jika diperhatikan untuk saat ini, banyak anak-anak sungai yang “menghilang” dan mengecil karena tergerus oleh efek pengembangan kota disana-sini. Padahal di masa lalu, aliran-aliran anak sungai ini memiliki peranan sangat penting sebagai penopang kehidupan masyarakat yang tinggal di kota Pontianak. Oleh karena itu, kota Pontianak dulunya juga dikenal sebagai kota “Seribu Sungai”.
Akan tetapi, meski dialiri oleh “ribuan” anak sungai kota Pontianak dari dulu hingga saat ini masih terus mengalami permasalahan dengan yang namanya sumber air bersih. Perlu diketahui bahwa kota Pontianak merupakan kawasan gambut yang memiliki tinggi daratan hampir sama dengan permukaan laut. Kondisi ini berdampak pada buruknya kualitas air tanah yang tersedia. Sejak lahir hingga detik ini, Blogger Borneo masih mengandalkan air hujan sebagai sumber konsumsi air minum keluarga. Memang dari sisi kebersihan, air hujan tidak berisiko terhadap kesehatan jika sudah dimasak hingga mendidih. Hanya saja dari sisi kandungan mineral, air hujan tidak ada mengandung mineral seperti yang dikandung oleh air pegunungan. Lagipula, faktor musim juga mempengaruhi tersedia tidaknya sumber air minum “alami” ini.
Sebenarnya warga masyarakat kota Pontianak bisa mengandalkan sumber air yang diproduksi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Pontianak, akan tetapi sampai tulisan ini dipublish masih belum semua wilayah terakomodasi. Mungkin dalam jangka waktu beberapa tahun kedepan, jaringan air bersih siap minum dari PDAM bisa mencakup semua wilayah di kota Pontianak. Tentunya ini harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah kota Pontianak di hari jadinya ke 243 karena setiap tahunnya warga masyarakat pasti mengalami kekurangan sumber air bersih disaat musim kemarau menghampiri. Demikian satu tulisan dari Blogger Borneo di hari yang cukup istimewa hari ini, semoga harapan untuk tetap sejahtera dengan air ini dapat menjadi bahan masukan tersendiri bagi pemerintah kota Pontianak demi pengembangan kedepannya. Amin… (DW)
Sumber Referensi:
- http://en.wikipedia.org/wiki/Pontianak,_Indonesia