21.2 C
New York
Senin, September 29, 2025

Buy now

spot_img
Beranda blog Halaman 156

Pang Suma, Tukang Jagal Penjajah Jepang dari Suku Dayak

0

Ketika membahas soal pahlawan Indonesia, mungkin yang muncul di kepala kita adalah sosok Panglima Soedirman, Cut Nyak Dien atau Diponegoro. Namun, pernahkah kita mengingat betapa besar jasa Pang Suma?

Barangkali namanya saja masih terdengar asing di telinga ya. Padahal, Pang Suma adalah salah satu pahlawan yang kiprahnya tak main-main dalam membela negara ini.

Profil Pang Suma

Pang Suma merupakan patriot asal Kalimantan Barat. Sosoknya yang begitu kuat membuat nyali Jepang menciut. Jasanya begitu besar bagi bangsa Indonesia.

Namun mirisnya, masih jarang yang mengenal pejuang ini. Lantas, seperti apa sebenarnya Pang Suma yang membuat Jepang ketar-ketir tersebut?

Pang Suma terlahir dengan nama Bendera bin Dulung, ada pula yang memanggilnya Menera. Ia adalah anak ke tiga dari enam bersaudara.

Ia tinggal dan dibesarkan di Dusun Nek Bindang di tepian sungai Kapuas Desa Baru Lombok, kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau. Pang Suma merupakan salah satu pejuang dari suku Dayak

Makna Nama Pang Suma

Nama Pang Suma sendiri memiliki makna Bapak Suma. Dalam perjuangannya melawan penjajahan Jepang, Pang Suma hanya menggunakan sebilah Nyabur (sejenis mandau/parang panjang).

Tiap kali akan melakukan perlawanan terhadap Jepang Pang Suma selalu menyebar ‘mangkok merah’ sebagai tanda adanya ancaman terhadap orang Dayak

Berita menggegerkan terdengar pada Februari 1945, sebab saat itu di komplek Nitinan, di kampung Sekucing, kecamatan Meliau ditemukan mayat seorang pemimpin perusahaan kayu berkebangsaan Jepang bernama Kusaki.

Kondisi petinggi Jepang tersebut sangat mengenaskan, ia tergeletak tanpa kepala. Ternyata pembunuh Kusaki sendiri adalah Pang Suma.

Peristiwa tersebut hanyalah awal dari beragam perlawanan yang dilakukan oleh pejuang suku Dayak tersebut.

Tak lama setelah peristiwa berdarah yang menimpa pimpinan perusahaan kayu itu, terjadi lagi penemuan mayat tanpa kepala di perusahaan kayu milik Jepang yang lain, korbannya adalah Soet Soegisang di Pulau Jambu.

Pang Suma Membuat Ciut

Sejak saat itu, keberanian Pang Suma pun ramai diperbincangkan.

Karena mulai khawatir dengan tindakan Pang Suma, Jepang pun akhirnya mengirim pasukan terlatih di bawah komando Kaisu Nagatani.

Pimpinan pasukan Jepang tersebut pun bertekat untuk menghancurkan Pang Suma dan pasukannya, termasuk keluarganya sebagai bentuk balas dendam.

Sampai di perkampungan Meliau, mereka menjadikan salah satu rumah pedagang China sebagai markas.

Esok harinya mereka melanjutkan perjalanan sampai di desa Kunyil. Para pasukan Jepang berhasil menguasai desa tersebut. Mereka menggunakan sebuah bangunan sebagai markas.

Namun, di suatu malam yang tak terduga, Pang Suma dan para anak buahnya yang bernama “Angkatan Perang Majang Desa” menyerbu markas tersebut. Kaisu Nagatani pun berhasil dibunuh oleh Pang Suma.

Setelah berhasil membunuh banyak petinggi Jepang, pihak Jepang pun dibuat ketar-ketir dengan keberadaan Pang Suma.

Beragam cara pun dilakukan Jepang, termasuk dengan mencari teman Pang Suma. Mereka mencari kelemahan patriot asal Dayak tersebut untuk bisa menumbangkannya

Sementara itu, Pang Suma dan Raden Iting (pewaris kerajaan Meliau) pun mendirikan markas di Kampung Rambai. Laskar Pang Suma pun berhasil menduduki kantor Guncho Meliau. Sementara Raden Iting juga memperkuat pertahanan mereka di seberang.

Akhir Hayat Pang Suma

Meliau berhasil direbut oleh Jepang pada 30 Juni 1945. Pasukan Jepang menyerbu dan menguasai beberapa daerah di sana.

Tanggal 17 Juli 1945 Pang Suma mencoba balas menyerbu markas Jepang, namun ia sudah mendapat firasat buruk, saat itu ujung Nyaburnya patah.

Pertanda tersebut pun menjadi kenyataan, sebab ia berhasil dilumpuhkan Jepang setelah pahanya terkena tembakan. Adik Pang Suma juga berhasil dilumpuhkan, namun ia berhasil melarikan diri

Namun tidak dengan Pang Suma, perjuangannya berakhir sampai di sana. Akhirnya Pang Suma merenggang nyawa di jembatan dekat dermaga Meliau.

Meninggalnya Pang Suma rupanya bukan akhir perjuangan Suku Dayak, sebab masih banyak penerus-penerus Pang Suma yang memiliki keberanian yang sama.

Kisah di atas setidaknya bisa menginspirasi, betapa berat mempertahankan negeri ini dari tangan para penjajah. Sebagai generasi penerus yang tinggal memetik buah perjuangan para patriot, patutlah kita bersyukur dan menjaga kemerdekaan ini.

Tak hanya itu, kita seharusnya juga turut membanggakan para pahlawan seperti Pang Suma yang ternyata tidak banyak diketahui. Ada banyak tokoh lain yang juga melakukan perjuangan hebat tapi ternyata tak banyak dikenal. (HST)

Perhatikan 7 Hal Ini Sebelum Menyewakan Rumah ke Orang Lain

0

Melek Hukum Yuk….

Kisah Orang Yang Terkukum karena Mengontrakkan Rumahnya..

Sekedar berbagi pengalaman tetangga teman

*Wajib dibaca oleh tiap orang yang mengontrakkan rumahnya.*

Tetangga saya mengontrakkan rumah. Dia sendiri punya rumah kedua yang ditinggalinya.

Pengontrak menyewa selama setahun, Desember 2012 sampai Desember 2013. Tapi baru 6 bulan si penyewa sudah tidak lagi tinggal di situ.

Dia menunggak iuran lingkungan Rp 250 ribu per bulan. Juga tidak membayar rekening listrik dan air sehingga aliran listrik dan air diputus.

Tunggakan ini terjadi bahkan sebelum pengontrak meninggalkan rumah tanpa pemberitahuan apa pun ke pemilik.

Pemilik terus-menerus ditagih iuran lingkungan oleh pak RT. Pemilik berkali-kali menghubungi si pengontrak lewat panggilan telepon maupun SMS tapi tidak pernah berbalas.

Akhirnya, gerah dengan semua itu, pemilik akhirnya membayar semua tunggakan, kemudian mengurus listrik dan air agar tersambung kembali.

Di bulan ke sepuluh, Oktober 2013, pemilik mengontrakkan rumah tersebut ke orang lain. Beberapa barang milik pengontrak lama dikumpulkan di salah satu sudut ruang tamu. Barang-barang tersebut tidaklah sangat berharga.

Bulan ke sebelas, Nopember 2013, pengontrak lama datang lagi setelah lima bulan meninggalkan rumah. Dan dimulailah babak drama yang mengenaskan.

Pengontrak lama marah-marah ke pemilik karena berani membuka rumah tanpa ijin darinya. Kemudian mengadukan halnya ke polisi. Serentetan dakwaan didaftarkan.

Dituduhkan bahwa pemilik rumah membuka rumah tanpa seijin penyewa. Ini adalah pelanggaran yang serius.

Kemudian rumah dikontrakkan lagi ke orang lain sebelum akhir masa sewa setahun habis. Ini juga pelanggaran hukum.

Tuduhan lain adalah pencurian. Pemilik dituduh mencuri A/C, lemari es, TV, home theater, dan lain-lain barang-barang rumah tangga.

Padahal pemilik yakin bahwa barang-barang tersebut tidak ada di dalam rumahnya.

Pembelaan pemilik rumah bahwa dia sudah berkali-kali menghubungi pengontrak dianggap pembelaan lemah. Karena pengontrak mengatakan sudah ganti nomor telepon.

Dan tidak ada kewajiban memberitahu ke pemilik. Bahkan, walaupun pengontrak tetap memakai nomor telepon yang lama, tidak ada kewajiban membalas panggilan telepon yang masuk.

Pembelaan bahwa pengontrak tidak membayar tagihan listrik, air dan iuran lingkungan juga tidak dianggap kuat. Sebab, itu bisa dibayarkan nanti oleh pengontrak sebelum rumah dikembalikan ke pemilik

Pengontrak adalah orang yang tahu hukum, dan dia tahu di pasal-pasal mana dia bisa menekan pemilik rumah. Dan entah kongkalikong dengan polisi atau bagaimana, pemilik rumah merasa sangat terpojok posisinya di depan polisi.

Akhirnya ditawarkan opsi damai di mana pemilik harus membayar Rp 100 juta ke pengontak dan pengontrak akan mencabut semua tuntutan.

Bila tidak, pengontrak akan terus ke pengadilan dengan tuntutan pidana dan perdata. Bisa-bisa pemilik harus membayar sejumlah uang yang dituntut pengontrak (Perdata) dan juga harus mendekam di penjara (Pidana) bila tuntutan terbukti benar.

Itu pun setelah melalui proses pengadilan yang panjang dan bertele-tele, menyita waktu, tenaga, dan pikiran. Pemilik rumah benar-benar tidak bisa berkutik. Akhirnya setuju untuk berdamai dengan membayar Rp 100 juta ke pengontrak.

Saya tercenung mendengar cerita ini. Merasa kasihan pada pemilik rumah yang tetangga saya. Saya juga punya rumah yang saya kontrakkan.

Dan kemungkinan besar saya akan mengambil langkah yang sama bila pengontrak meninggalkan rumah saya begitu saja sebelum masa kontrak habis.

Di bawah ini menurut saya beberapa pelajaran penting dari kasus ini:

  1. Hendaknya kita melek hukum. Meski profesi bermacam-macam, mempelajari hukum itu tetap wajib bagi siapapun dan apa pun profesi anda.
  2. Membuka pintu rumah kita sendiri yang sudah kita kontrakkan adalah pelanggaran hukum. Kita harus minta ijin pengontrak sebelum memasuki rumah kita sendiri.
  3. Mengontrakkan lagi rumah yang belum habis masa kontrak sebelumnya juga pelanggaran hukum.
  4. Menghubungi berkali-kali tanpa berbalas tidaklah dianggap sebagai pembenaran atau pembelaan tindakan melanggar hukum kita.
  5. Menunggak listrik, air, iuran lingkungan bukan alasan pemilik dapat menghentikan perjanjian kontrak.
  6. Hendaknya bisa dibuat klausal dalam surat kontrak mengenai pemutusan perjanjian sewa rumah secara sepihak oleh pemilik dalam kasus penyewa menyeleweng.
  7. Anda bisa menambahkan ‘lesson learned’ versi anda sendiri.

Demikianlah pernik-pernik kehidupan. Dan kita seharusnya belajar dari pengalaman orang lain. (GST)

Sumber:

Stephen Suleeman: yang Terbaik dari Indonesia

0

Ketika Aditya, anak saya, masih batita, sudah jelas tampak bahwa ia kidal. Saya selalu sigap melindunginya dari orang-orang yang mengatakan “pakai tangan manisnya dong”, ketika secara otomatis Adit mengulurkan tangan kirinya untuk menerima sesuatu dari mereka.

Secepat kilat saya katakan “Adit kidal!” Memaksanya menggunakan tangan kanannya bisa mengakibatkan berbagai masalah mental dan emosional, juga hambatan belajar.

Hal ini saya selalu jelaskan kepada guru-gurunya sejak ia masih TK. Saya wanti-wanti pada mereka, tolong, Adit jangan dipaksa menggunakan tangan kanannya. Ia kidal. Titik.

Stephen Suleeman, pendeta pembela LGBTIQ+, yang meninggal 8 November baru-baru ini tidak seberuntung Adit.

Meski slogan Indonesia adalah “Bhinneka Tunggal Ika”, menjadi minoritas di negeri ini tidak selalu mudah. Namun rupanya selain statusnya sebagai double minority – Tionghoa dan Kristen-Protestan – ternyata Stephen juga kidal, yang membuatnya menyandang status triple minority.

Saya mengenal Stephen secara akrab, tapi saya baru tahu mengenai kekidalannya dari wawancaranya di Theovlogy Channel tgl 5 Des. 2019. Di situ Stephen bercerita bagaimana ia dulu dipaksa menggunakan tangan kanannya oleh guru dan omanya.

Akibatnya ia mengalami trauma dan gagap yang sangat parah. Baru waktu di SD, ia disadarkan seorang temannya bahwa ia kidal, maka ia mulai mengubah cara makannya, menulis, mengerjakan ini-itu, dengan tangan kirinya.

Pelan-pelan, gagapnya hilang, tapi baru benar-benar bisa bicara normal pada usia sekitar 24-25. Bayangkan!

Namun justru trauma kekidalannya inilah yang membawa hikmah bagi komunitas LGBT karena bisa membuatnya berempati kepada LGBTIQ+.

Stephen kidal memang “dari sononya” – LGBTIQ+ juga demikian. Dia bisa merasakan, bagaimana jika LGBTIQ+ dipaksa menjadi hetero, sama trauma dan kacaunya secara mental-emosional seperti ketika dia dipaksa menggunakan tangan kanannya.

20 tahunan Stephen baru bisa sembuh dari traumanya, dan kembali kepada kodratnya sebagai orang kidal, yang bagi dia adalah normal.

Orientasi gender dan seksual LGBTIQ+ juga adalah kodrat mereka, dan normal bagi mereka, seperti halnya cisgender-heteroseksualitas itu normal bagi orang yang kodratnya bukan LGBTIQ+.

Dan tau tidak, ada persamaan antara orang-orang kidal dan kalangan LGBTIQ+: masing-masing merupakan 10 persen dari penduduk dunia!

Meski menurutnya, dia tidak sampai di-bully, tapi di kalangan gereja Stephen terkadang diboikot akibat aktivisme dan advokasinya yang gigih dan amat terbuka terhadap LGBTIQ+.

Namun ia tidak peduli. Seperti yang dikatakannya kepada pewawancaranya, mengkritisi judul acara tersebut yaitu “Deviant Ministry: Finding God in the Wrong Place” (Pelayanan Menyimpang: Menemukan Tuhan di Tempat yang Salah), justru ia mengatakan, ia menemukan Tuhan di tempat yang benar.

Membela LGBTIQ+ itu diyakini sesuai dengan ajaran Yesus Kristus yang menurutnya – jika masih hidup – juga akan membela LGBTIQ+ seperti halnya ia membela yang papa, miskin, sakit, difabel, dan kalangan termarjinal lainnya pada zamannya.

Sebagai seorang muslim, saya yakin jika hidup di zaman sekarang, Nabi Muhammad pun akan membela LGBTIQ+.

LGBTIQ+ dosa? Lha memang orang hetero tidak ada dosanya? Kita semua makhluk berdosa kok! Demikian argumentasi Stephen. Seperti kata Yesus , “Let him that is among you without sin, cast the first stone” (Biarkan dia yang ada di antara kamu tanpa dosa, melemparkan batu yang pertama). Mentang-mentang mayoritas, jangan suka munafik dan benar sendiri ah! Demikian kira-kira Stephen.

Ketika pada bulan November 2019 saya mendapat undangan untuk menghadiri konferensi internasional “Identitas Queer dalam Agama dan Budaya” tentang seksualitas manusia dan teologi queer yang diprakarsai Stephen, saya tercengang.

Luar biasa ini orang, saya pikir, apa tidak takut? Saya mengetahui banyak acara berkaitan dengan LGBTIQ+ yang digrebeg ketika tengah berlangsung, atau bahkan dari awal tidak mendapat izin.

Tapi konferensi tersebut diadakan di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jakarta (STFT), jadi mestinya sudah mendapat izin secara sah.

Yang diundang dari mana-mana, selain narasumber dari dalam dan luar negeri, pesertanya dari berbagai daerah di Indonesia, banyak yang muda pula, dari berbagai agama, bukan hanya Kristen. Wow, betul-betul gambaran pluralisme Indonesia yang sesungguhnya!

Lagi-lagi saya dibuat tercengang oleh Stephen ketika suatu ketika kami chatting lama di WhatsApp mengenai teologi feminis.

Saya kebetulan menemukan sebuah video berjudul “Why Did The Gospels Try To Erase Mary Magdalene?” (Mengapa Injil Berusaha Menghapus Maria Magdalena) yang membahas kontroversi seputar sosok Maria Magdalena.

Saya kirim ke Stephen, bagaimana menurut Anda, saya tanya?

Pandangan umum yang salah mengenai Maria Magdalena adalah bahwa ia seorang pelacur yang bertobat, dan menjadi pengikut Yesus. Yang sebenarnya adalah ia salah satu rasul Yesus, juga seorang saudagar kaya yang mendukung kegiatan Yesus.

Ia yang menyaksikan Yesus disalib, menunggu hingga diturunkan dari salib dan yang membersihkan tubuhnya yang penuh luka dan berlumuran darah.

Tetapi yang lebih krusial lagi adalah bahwa Maria Magdalenalah yang pertama kali menjadi saksi kebangkitan Yesus yang menjadi dasar agama Kristen. Tanpa kesaksian Maria Magdalena, konon agama Kristen tidak akan lahir.

Saya menanyakan Stephen mengenai hal ini.

Tidak saya duga, pertanyaan saya memancingnya untuk mengirim banyak bahan mengenai interpretasi feminis dari sejarah Injil, juga hal-hal yang sengaja dihapus, disembunyikan, atau diputarbalikkan faktanya, seperti yang dilakukan pada representasi Maria Magdalena.

Misrepresentasi ini bukan hanya terjadi dalam agama Kristen, tapi juga Islam dan kemungkinan agama dan budaya lainnya.

Agama Kristen maupun Islam tidak lahir sebagai agama yang menindas atau menomor duakan perempuan, tapi paham patriarki akhirnya yang membuatnya demikian.

Saya lagi-lagi tercengang melihat bagaimana progresif, berani dan bahkan bisa dikatakan revolusionernya teman saya Stephen Suleeman ini.

Ya memang, ternyata selain pembela LGBTIQ+, ia juga seorang feminis sejati. Sikapnya ini ia ingin tuangkan secara nyata dengan melamar menjadi komisioner Komnas Perempuan periode 2020-2024.

Ia meminta saya menulis surat rekomendasi baginya untuk tujuannya ini. Saya merasa sangat tersanjung: Stephen yang begitu saya hormati dan kagumi, meminta saya menulis surat rekomendasi baginya.

Saya melakukannya dengan senang hati dan bangga. Jika ia begitu committed dan berdedikasi terhadap LGBTIQ+, pasti dalam membela perempuan juga ia akan sama. Kaum feminis sangat membutuhkan sekutu laki-laki seperti Stephen, yang tidak diragukan lagi integritasnya.

Sayangnya, ia tidak diterima. Mungkin karena banyak saingan – kandidat lain yang sudah sejak lama berkiprah di bidang hak-hak perempuan.

Secara fisik Stephen memang sudah tidak ada lagi di antara kita akibat sakit ginjal yang lama dideritanya.

Tapi spiritnya untuk membela yang lemah, yang terpinggirkan, untuk melawan kepicikan dan kebencian, serta arogansi yang bersarang dalam patriarki agama dan budaya, akan tetap hidup di dalam hati kita semua yang tersentuh oleh semangat dan kasihnya.

Betapa kehilangannya komunitas LGBTIQ+, sahabat dan keluarga Stephen, tapi menurut saya, juga kehilangan untuk negeri ini. Sesungguhnya, ia mempersonifikasikan apa yang seharusnya menjadi Indonesia. Stephen adalah yang terbaik dari apa seharusnya Indonesia itu.


Julia Suryakusuma adalah seorang penulis, peneliti, aktivis, dan feminis. Ia menulis kolom di The Jakarta Post selama 15 tahun dan menulis buku, di antaranya Julia’s Jihad dan State Ibuism.

Artikel ini pertama terbit di Project Multatuli dan direpublikasi di sini menggunakan lisensi Creative Commons.cropped site icon?republication pixel=true&post=5937&ga=UA 197475007 1

6 Bulan Disuruh Kerja Tanpa Digaji, Yusman Menjadi Korban Perbudakan di Kapal Ikan Berbendera China

0

AKU TAK PERNAH punya pengalaman bekerja di laut, tapi sekali aku menjalaninya pada usia 42 tahun, aku kemudian mengenal kata maut.

Kapal Ikan Berbendera China

Selama 6 bulan 15 hari bekerja sebagai anak buah kapal di Lu Qing Yuan Yu, kapal ikan berbendera China, aku seakan setiap harinya sedang mengkaveling makam di laut lepas. Begitu kata reporter yang menulis kisahku, yang mendatangiku dan kuizinkan mengisahkan pengalamanku.

Pada satu hari gelap bulan Juli 2020, aku dan teman-temanku mesti makan terigu mentah di ruang penyekapan. Pada hari lain, kami harus menyelinap dan mencuri ke dapur jika ingin makan nasi. Sesekali bila kami berhasil mendapatkan dua piring nasi, kami harus membagi rata untuk delapan perut, dengan lauk hanya ditaburi bumbu mi instan. 

Dua temanku, Andri Juniansyah dan Reynalfi Sianturi, memilih menyerahkan diri pada kebaikan Tuhan. Mereka meloncat dari kapal Lu Qing Yuan Yu 901 saat melaju di Selat Singapura. Mereka sudah tidak kuat mengalami penderitaan di atas kapal. Aku baca berita kemudian, dan aku bersyukur, mereka diselamatkan nelayan di Kepulauan Riau pada 6 Juni 2020, setelah tujuh jam bertahan di lautan. 

Ruang penyekapan kami adalah gudang penyimpanan ikan setinggi hanya satu meter. Ini adalah kapal keempat yang aku naiki, setelah hidupku morat-marit di tiga kapal ikan selama lima bulan. Kapten kapal mengurung kami dari patroli polisi laut.

Terombang-ambing dalam ketidakpastian antara hidup dan mati, aku tidur di tempat berbau anyir yang pekat itu. Aku setiap hari meyakinkan diriku untuk tetap sadar dengan mengingat-ingat keluargaku, rumahku, dan kampung halamanku. Aku tak tahu kapan bisa pulang, apakah aku bisa selamat, apakah aku bisa pulang dan bertemu keluargaku dengan selamat?

Bermula dari Iklan di Facebook

Tak pernah terbersit sedikit pun jika akhirnya aku bekerja mencari ikan di tengah laut. 

Selama empat belas tahun, selepas lulus SMA, aku memiliki pekerjaan yang cukup stabil. Aku bekerja sebagai sales untuk perusahaan distributor alumunium dan bahan bangunan. Dari pekerjaan itu aku bisa melanjutkan studi manajemen di STIE Jakarta International College Cempaka Putih. Dari situ aku juga memberanikan diri menata kehidupan rumah tangga dengan menikahi pacarku, Falariyani. Pernikahan kami dikaruniai empat anak. 

Pada 2015, aku pindah pekerjaan sebagai konsultan pelatihan dalam pengembangan sumber daya manusia. Diikat kontrak selama tiga tahun, aku memegang satu klien perusahaan, Astra Agro Lestari, sampai awal 2019.

Selepas itu, aku limbung tak keruan. 

Beban keluarga meningkat. Cicilan juga. Dan tanggungan-tanggungan lain. Jika semua beban dan tanggungan itu berbentuk bebatuan, barangkali belikatku sudah remuk tak tersisa.

Dengan nyali yang tersisa, aku meminjam modal ke bank, di tengah pekerjaan konsultan yang penghasilannya angin-anginan. Aku dan istriku kemudian melakukan pekerjaan apapun, dari berdagang mendoan, mie ayam, hingga soto. Aku juga sempat berjualan sendok dari pasar ke pasar. Sempat juga menjadi sopir ojek mobil online. Semua itu kulakukan demi menambah penghasilan sehari-hari. Namun, kebutuhan keluarga melebihi penghasilan.

Sampai akhir 2019, aku sempat terpikir untuk mencari pekerjaan di luar negeri, mungkin sebagai buruh migran. Yang kupikirkan saat itu adalah aku bisa mendapatkan penghasilan besar. Aku dan istriku memutuskan untuk menjual mobil demi mencari pekerjaan semacam itu.

Badai nasib yang menimpaku barangkali dimulai dari sini. Mulanya aku berselancar mencari pekerjaan yang mudah menerbangkanku ke luar negeri. Di Facebook, aku menemukan sebuah iklan yang menawarkan pekerjaan ke luar negeri. Iklan itu menghubungkanku pada seseorang bernama Abdul Aziz, yang mengaku berasal dari Jawa Timur. 

Aku mengontak Aziz via WhatsApp. Aziz pandai meyakinkanku. Ia agaknya tahu sedang menghadapi orang yang kalut dan butuh pekerjaan yang mendatangkan uang cepat. Aku berkata aku menginginkan pekerjaan ke luar negeri dalam waktu cepat, tidak mau ribet mengurus dokumen, persyaratan dan lain-lain, tanpa harus mengikuti pelatihan macam-macam. 

Ia berkata bisa membantuku. Dalam benakku, aku bakal bekerja di pabrik pengemasan atau onderdil atau pabrik apa saja yang penting gajinya bisa menyelamatkan nasib keluargaku.

Aziz kemudian menyodorkan nomor kontak kenalannya bernama Syafruddin. “Dia biasa memberangkatkan pekerja ke luar negeri,” katanya.

Kantor Imigrasi Tanjung Priok

Aku segera berkomunikasi dengan Syafruddin, juga via WhatsApp. Kami membicarakan persyaratan dokumen. Memintaku menyiapkan kartu tanda penduduk, kartu keluarga, ijazah SMA, surat keterangan catatan kepolisian, akta kelahiran, dan foto. Dokumen-dokumen ini diperlukan untuk berkas pendaftaran, katanya.

Ia juga menerangkan apa saja yang perlu dipersiapkan saat mulai bekerja di luar negeri hingga gaji bulanan. 

Syafruddin berkata aku bisa bekerja di pabrik atau perusahaan manufaktur, seperti yang kuinginkan. Pekerjaan itu bisa memberiku gaji besar, katanya. 

Semakin mantaplah tekadku. Aku bahkan sudah membayangkan bisa bekerja di Korea Selatan, yang dari informasi yang kubaca di internet gajinya sampai Rp21 juta per bulan. Syafruddin mengiyakan saja kemauanku. 

Tapi, kemudian, Syafruddin berkata aku perlu menyiapkan Rp55 juta. Alasannya, uang segitu buat mempermudah proses persyaratanku.  

Aku kaget. Mencoba menawar. Tapi ia bilang tidak bisa. Aku tetap harus membawa uang sebanyak itu.

Aku baru bertemu langsung Syafruddin saat membuat paspor di Kantor Imigrasi Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 10 Oktober 2019. Ada banyak orang yang mengurus dokumen di sana. Salah satunya dokumen bernama BST alias basic safety training; sertifikat yang dimiliki seorang pekerja setelah lulus pelatihan dasar-dasar keamanan pekerja. Ada juga yang mengurus Buku Pelaut. 

Aku masih ingat detail di tempat itu. Di dalam, ada semacam jalur khusus. Di situ aku difoto dan diwawancarai secara singkat. Prosesnya tak sampai 30 menit.

Nah, aku tidak mengerti kegunaan dokumen-dokumen seperti BST dan Buku Pelaut meski sudah dijelaskan oleh Syafruddin. Ketika berada di kantor imigrasi, aku bertemu Andri Juniansyah dan Dendi, calon pekerja lain yang diurus Syafruddin. Andri berasal dari Sumbawa dan akan menjadi kawan senasib.

Barulah di situ aku mengerti BST itu semacam lisensi untuk melaut bagi ABK, tepat ketika Syafruddin membantuku membuatkan sertifikat BST yang kudapatkan tanpa harus melalui serangkaian pelatihan.

Syafruddin meyakinkanku BST yang kupegang adalah “BST sementara.”  “BST yang sebenarnya,” katanya, “belum diterbitkan.” 

“BST sementara ini untuk lolos persyaratan agar kamu bisa membuat paspor,” katanya.

Namun, aku merasa mulai ada sesuatu yang ganjil ketika pembuatan BST bersama lima orang lain di kantor imigrasi. 

Aku masih meyakini aku bakal dipekerjakan di darat, bukan di laut. Ketika aku sudah mendapatkan BST, aku juga jadi kepikiran saat itu apakah aku tidak akan bekerja di darat? 

Aku juga baru mengetahui saat itu Syafruddin bekerja di perusahaan penyalur buruh migran bernama PT Asfiz Langgeng Abadi yang beralamat di Bekasi. Aku tahu ini karena aku bertanya langsung ke Syafruddin.

Dari “uang persiapan” Rp55 juta yang harus aku transfer ke Syafruddin, aku diminta olehnya untuk membayar “uang muka” Rp10 juta setelah proses pengajuan pembuatan paspor di Tanjung Priok. Aku menurutinya. Syafruddin hanya memberiku kuitansi sebagai bukti pembayaran uang muka itu.

Pengurusan paspor dan dokumen lain di kantor imigrasi itu berjalan setengah hari kerja. Tiga hari kemudian, Syafruddin mengabarkan paspor untukku sudah jadi. 

Masa Penantian 3 Bulan

Sampai Januari 2020, aku menunggu kabar selanjutnya dari Syafruddin. Di tengah menunggu itu, sekitar Desember 2019, ia menyarankan aku ikut program pemerintah bernama “G to G” dari Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia. 

Aku semakin bingung. Aku justru ditawari peluang dari pihak lain yang sama-sama tujuannya berangkat kerja ke luar negeri. Tapi, kata Syafruddin, ada jatah pemerintah atau kuota untuk orang lain yang sebelumnya sudah bayar kemudian mengundurkan diri. 

Dan, kalau aku menerima tawaran itu, menggantikan orang lain tersebut, “kamu harus menambah lagi Rp10 juta sebagai biaya pendaftaran supaya kamu masuk sebagai kandidat dalam program G to G itu,” kata Syafruddin.

Aku tak langsung meresponsnya karena kalaupun aku menerima tawaran itu seharusnya aku tak perlu membayar uang lagi, pikirku saat itu. 

Aku tahu BP2MI, tapi aku tidak tahu program “G to G” tersebut. (Ketika aku menceritakan ini ke reporter yang menulis kisahku ini, ia berkata program itu artinya “Government to Government”, salah satu skema BP2MI dalam penempatan pekerja migran Indonesia ke luar negeri, tetapi tidak memungut biaya calon pekerja; kalaupun ada, hanya sekitar Rp300 ribu sebagai biaya tes.)

Nah, soal tawaran itu, aku emoh menambah “biaya pendaftaran”, lebih memilih menunggu dari apa yang dijanjikan Syafruddin sebelumnya.

Kabar meyakinkan dari Syafaruddin akhirnya datang juga. Pada pertengahan Januari 2020, ia mengantarkanku melakukan pemeriksaan medis untuk mengurus Buku Pelaut. Aku kembali lagi ke Tanjuk Priok. 

Lokasi cek medis itu di Klinik Oilia Medical Center. Tak cuma aku, ada juga Andri Juniansyah dan tiga orang lain. Keberangkatan kami diurus Syafruddin. Dan kami mengurus Buku Pelaut di Kantor Syahbandar Utama Tanjung Priok.

***

SAAT ITU AKU sedang berjualan di Pasar Cileungsi, Bogor. Syafruddin mengabarkan besok aku harus berangkat. Aku bahkan sudah dibelikan tiket pesawat Tigerair, keberangkatan pukul 14.00. Anehnya, tujuannya ke Bandara Changi, Singapura; bukan ke Korea Selatan, seperti yang sudah kutunggu-tunggu.

Tapi, Syafruddin lagi-lagi menepis keraguanku. Setelah sampai di Singapura, katanya, bakal dicarikan pesawat yang tujuan penerbangannya ke Korea. “Tapi, kalau pahit-pahitnya tidak dapat, nanti naik kapal laut,” katanya, lagi.

“Paling lama dua minggu sudah bisa menepi di Korea kalau pakai kapal laut,” ia menimpali lagi. 

Kabar mendadak itu membuatku gelagapan. Kalau aku berangkat besok, aku mesti meninggalkan bekal bagi istri dan empat anakku. Setidaknya pegangan uang sampai aku menerima gaji pertama.

Bingung, cemas, deg-degan, panik, tak berdaya. Segalanya serba cepat. Segalanya mesti diurus saat itu juga.  

Aku dan istriku, Falariyani, akhirnya memutuskan menggadaikan buku kepemilikan motor. Kami pergi ke salah satu perusahaan leasing di Tanjung Priok. Kami diberi pinjaman Rp4 juta. 

Di sepanjang perjalanan pulang, kepalaku dipenuhi berbagai bayangan yang aku sendiri tak tahu apakah manis apakah pahit nantinya ketika kutinggalkan istri dan empat anakku saat aku bekerja ke luar negeri.

Aku terbayang anak-anakku. Mungkin anakku bakal menjemputku pulang? Mungkin anakku seketika membuka pintu saat melihatku di depan rumah? Terus terang saja, aku tidak tahu sama sekali. 

22 Januari 2020, aku pamit kepada mereka. 

Perjalanan Banyak Instruksi

Ada banyak instruksi dari Syafruddin di hari keberangkatan. 

Kumpul di Kalibata City, Jakarta Selatan. Ketemu dengan teman-teman yang lain. Diharapkan bawa uang pelunasan pendaftaran.

Semua dokumen (Paspor, Buku Pelaut, BST, hasil cek medis) sudah dipersiapkan di titik kumpul. Jangan bawa banyak pakaian. Tidak perlu membawa koper.

Di sana bakal susah. Agar bisa gampang kabur di bandara. 

Lokasi titik kumpul pindah ke Hotel Ellysta Jaya, Jakarta Utara.

Aku tiba di hotel itu. Syafruddin buru-buru menagih uang pelunasan yang disebutnya “biaya pendaftaran”. Aku membayar Rp45 juta via internet banking.

Setelahnya, aku pergi ke Bandara Soekarno-Hatta. 

Tiba di Bandara Changi, aku dan pekerja lain dijemput oleh seseorang, lalu diantar menuju 7-Eleven. Ia memberikan daftar nama dan, dugaanku, surat jaminan (Letter of Guarantee) kerja ke seseorang yang lain. 

Sosok itu mengarahkan kami memasuki loket administratif seperti sebuah jalur khusus. Dari situ kami sudah tiba ke sebuah speedboat. Saat itu juga perasaan bingung, panik, stres menyergapku. Sebenarnya, aku akan dibawa ke mana? Kalau tujuannya ke Korea, kenapa harus menaiki kapal kecil begini?

Ketika speedboat semakin melaju ke tengah laut, aku melihat Andri Juniansyah mengalami kepanikan yang sama. Lalu, perasaan panik berganti ketakutan. Di tengah laut, yang kusadari kemudian diiringi juga patroli laut Singapura, aku rupanya sedang dibawa mengejar sebuah kapal besar berbendera China. 

Kapal itu bernama Lu Qing Yuan Yu 213, kapal penangkap tuna dan cumi.

Hari Demi Hari

Orang yang mengantar kami itu awalnya berlaku baik. Ia mengantar kami ke kamar yang tengah dirapikan, melihat peralatan menangkap ikan, memberi pakaian perlengkapan ABK dan mantel. Ada tujuh ABK asal Indonesia. Aku dan Andri ditempatkan di satu kamar.

Namun, yang aku pikirkan di hari pertama di kapal Lu Qing Yuan Yu 213, aku kelaparan. Andri juga. Aku belum makan dari kemarin. Lambungku sangat perih.

Kami memberi isyarat lapar ke kapten kapal. Di meja dapur, ada banyak makanan lezat. Kami mengira hidangan itu bisa dimakan oleh para ABK. Aku cuma makan roti tawar di hari pertama berada di kapal.

Aku berkenalan dengan Agus, ABK asal Lamongan, yang satu kamar dengan ABK asal China. Agus lebih muda setahun denganku; ia sudah berpengalaman sebagai ABK, terakhir ikut dengan kapal berbendera Taiwan. Ia bisa bahasa Mandarin. 

Teman sekamarnya berkata kapal yang kami naiki tengah melaju ke arah Samudra Hindia, ke arah Sri Lanka, bukan ke Korea. Saat itulah angan-anganku yang kian menipis, bahwa aku bisa bekerja di sebuah pabrik di Korea, seketika kandas. Aku lemas sejadi-jadinya. 

Hari demi hari sebagai ABK dimulai setelahnya. 

Kapten kapal memerintahkanku bekerja sepanjang kapal terus melaju. Mulanya aku disuruh merapikan peralatan dan jaring. Kemudian, mandor memberikan masing-masing alat penangkap ikan ke semua ABK.

Dengan jaring selebar separuh lapangan bola dan bertenaga hidrolik, kami mulai menangkap ikan, dengan pengalamanku yang sangat minim dan harus belajar menggunakannya saat itu juga.

Di hari-hari pertama tak banyak ikan yang berhasil kami tangkap. Tapi, kemudian, kami mulai mendapatkan banyak sekali ikan. Persis saat itulah hari-hari terberat. Beban kerja meningkat. Pernah bahkan 22 jam bekerja nonstop. 

Aku terakhir berkomunikasi dengan istriku pada 24 Januari. Aku belum sempat mengabari dengan siapa saja aku berada di kapal saat itu. Pesan berbalas terakhir antara aku dan istriku berhenti sejak pertama kali aku makan di atas kapal.

Momen Lebaran pada Mei 2020, aku berada di atas kapal Lu Qing Yuan Yu 910. Jaringan telepon masih susah. Kapten kapal juga menyita handphone kami setelahnya. Pikiranku melayang pada istri dan anak-anakku. Bagaimana mereka bisa makan? Bagaimana mereka memberitahu ke keluarga dan tetangga soal keadaanku? Bagaimana keadaan keempat anakku merayakan Lebaran tanpa bapaknya?

Keluarga Menggelar Tahlilan

Yusman, suami saya, lupa, lalai atau apa… –saya sendiri nggak tahu–menanyakan ke perusahaan penyalur kerja tentang bagaimana kami menerima gaji. 

Saya pun baru menyadarinya setelah dia pergi. Dan dia pergi ke mana? Saya sendiri nggak tahu. Jelas, kami ditipu. Tapi kami baru tahu kami ditipu setelah saya tahu Yusman dibawa ke kapal, bukan dijanjikan bekerja di Korea. Bayangan kami, gaji suami saya akan ditransfer dari dia sendiri ke rekening saya. Seperti kamu biasanya bekerja di darat.

Saya baru tahu setelahnya kalau proses kerja seperti ini ada yang namanya rekening gaji delegasi, yang semestinya diterima oleh saya sebagai istrinya.

Saya sama sekali nggak menerima gaji selama Yusman menghilang. Selama hampir setengah tahun nggak ada kabar. Dan saya harus menghidupi anak-anak.

Saya kembali menjual soto, tahu goreng, mendoan, dan lain-lain. Jualan keliling. Juga jualan online. Pagi-pagi saya harus motoran ke pasar, beli bahan-bahan dagangan. Anak saya yang bungsu masih berumur 2 tahun. Saya berusaha tidak menangis. Kembali ke rumah, langsung memasak, mengerjakan ini-itu. 

Apalagi situasinya Covid-19. Terpukul banget. Anak sulung yang SMP harus belajar online, jadilah dia yang mengantar setiap pesanan apabila saya masih memasak. Setiap hari begitu.

Pernah saudara memberi Rp100-200 ribu. Saya terus berharap nanti, bentar lagi, bapaknya anak-anak bakal gajian. Secepatnya mengirim ke rumah.

Setiap hari, saya terus-terusan memandang layar HP. Sebulan. Dua bulan. Tiga bulan. Masih belum ada kiriman uang, nggak ada kabar dari Yusman. Di situ saya berpikir, apakah suami saya masih hidup? Apa sudah mati?

Saya memikirkan kondisi kesehatannya. Suami saya orangnya gampang sakit. Gampang flu. Orang gampang flu kerja di kapal mau jadi apa?

Setiap tengah malam, saya seperti orang gila. Duduk memandang jam. Memandang ke luar rumah. Berharap Yusman memberi kabar. Berharap suami saya muncul di depan rumah. Setiap hari, setiap jam, saya cek HP, siapa tahu suami saya menelepon. Kalau ada panggilan telepon, deg, berharap itu dari suami saya.

Jangan tanya kondisi kesehatan saya. Berat badan saya merosot. Saya sulit tidur nyenyak.

Pikiran saya pusing dengan cicilan rumah, cicilan motor yang BPKB-nya kami gadaikan.

Ada tetangga yang baik hati sampai meminjamkan emas seberat 10 gram untuk kebutuhan saya membayar tagihan rumah.

Saat Bulan Puasa, saya sedih sekali. Biasanya kulkas diisi persediaan makanan berbuka atau sahur, meski nggak banyak. Saya bingung dan sedih ketika anak-anak meminta makanan. Saya langsung mengingat Yusman, mengingat gimana kami biasanya menjalankan ibadah puasa bersama anak-anak. 

Anak sulung saya bertanya, Bapak ke mana? Saya nggak bisa jawab selain memendam hati nyeri.

Karena lama nggak ada kabar dari Yusman, keluarganya di Sukabumi sampai mengadakan tahlilan. Tahlilan itu digelar untuk mendoakan agar suami saya segera pulang ke rumah. Bisa menemui keluarganya lagi. Bertemu anak-anak.

Eksploitasi Manusia

Pada 3 Mei 2020, Yusman dan ABK lain mesti pindah kapal ke Lu Qing Yuan Yu 910. Praktik pindah kapal ini dikenal dengan istilah transshipment. Banyak kapal ikan melakukannya terhadap ABK.

Yusman menuturkan ceritanya kepada saya:

Aku dan ABK lain beberapa kali minta dipulangkan ke Indonesia. Saat di kapal ketiga, yakni kapal kolekting, saat kami mengarungi perairan China pada 16 Juli 2020, kami mau dipindahkan lagi ke kapal keempat. Tapi kami menolak karena tidak sesuai dengan yang tertera dalam surat jaminan kerja.

Lalu seseorang yang mengenalkan diri bernama Wili, mengaku sebagai agen penyalur kerja dari PT Mandiri Tunggal Bahari, menelepon kami. Ia menelepon karena ada salah satu ABK dari perusahaan itu yang disuruh pindah kapal, dan bekerja di kapal keempat sampai November 2020, dengan iming-iming gajinya ditambah 50 dolar AS per bulan.

Kami juga menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing. Dia meminta kami terus bekerja. Tapi kami kurang yakin dia dari KBRI, terlebih meminta kami bertemu di sebuah pelabuhan di Beijing.

ABK asal China juga mengintimidasi kami. “Jika kami tidak mau pindah kapal sampai jam 11 malam,” katanya, “para pekerja lain akan mengeroyok kami.”

Di pagi hari esoknya, aku disodorkan Surat Pernyataan satu halaman. Surat berbahasa Indonesia dan Mandarin ini menyatakan, bila kami ingin pulang, kami dipaksa bersedia didenda 1.000 dolar AS sebagai ganti tiket pesawat dan dianggap melanggar kontrak kerja. Kami juga dipaksa menyatakan surat pernyataan ini dibuat “dengan keadaan sangat sadar tanpa ada paksaan dari pihak manapun.”

Dalam kondisi tertekan dan ingin pulang, aku dan ABK yang lain akhirnya menandatanganinya. 

Setelah itu, kami dipindahkah ke kapal keempat karena kami dijanjikan bakal diturunkan di Pelabuhan Busan, Korea Selatan. 

Kapal keempat itu menuju Busan selama tiga hari. Selama di perjalanan, kami tidak diharuskan bekerja. Sampai di perairan Busan, kapal sempat berhenti sekitar 4 jam. Tapi, kemudian, melaju lagi ke Korea Utara. 

Kami semakin khawatir. Kami memprotes. Tapi, kata kapten kapal, kami tidak jadi diturunkan karena “tidak ada kapal yang menjemput dari Pelabuhan Busan.”

Kami nekat menelepon Kepolisian Korsel untuk minta disambungkan ke KBRI. Namun, karena itu hari Minggu, saluran telepon tidak tersambung. Alhasil, kami pasrah saja. 

Selama masa tergelap itu–aku mengira aku bakal mati, putus asa dan panik–kami menolak bekerja karena sudah dijanjikan boleh pulang. Kami juga tidak mau dibagi ke beberapa kapal.

Di kapal itu, kami 8 ABK dari Indonesia tidak diberi makan. Untuk tidur pun, di geladak terbuka selama beberapa malam, kami hanya menggelar alas tipis dan mantel. Setelah itu, kami dipindahkan ke gudang penyimpanan ikan setinggi satu meter. Di tempat itulah kami makan terigu mentah untuk bertahan hidup.

Menginjak hari ke-18 di kapal keempat, pada 3 Agustus 2020, kapal kembali ke China melewati Busan. Aku dan ABK lain meminta sambungan telepon ke Indonesia, meski akhirnya tidak diberi izin.

Kami didorong keluar ruang kemudi. Belum sampai ke laut China, kapal kembali ke Korut melewati Busan, lagi-lagi tidak berhenti. Kami lalu menelepon Kepolisian Korsel untuk minta bantuan, agar bisa keluar dari kapal dan minta disambungkan ke KBRI di Seoul.

Saat itulah kapal keempat yang kami tumpangi dikejar kapal patroli. 

Ketika itu, salah satu temanku melambaikan tangan ke kapal patroli, tapi ketahuan mandor China. Akhirnya kami disuruh masuk ke dalam gudang. Kami tidak boleh kelihatan dari kapal patroli tersebut.

Dari dalam gudang, aku mendengar sirine peringatan dan panggilan dari pengeras suara. Tidak lama, kapal berhenti. Polisi patroli naik menggeledah kapal. Aku beserta ABK lain disuruh keluar dari gudang.

Di situ kami diinterogasi. Lalu disambungkan telepon ke KBRI. Lalu kapal kami dikawal kapal patroli dan kapal polisi ke Pelabuhan Ulsan. 

Di Ulsan, kami turun. Setelahnya kami satu-satu dicek kesehatannya, dan dikarantina di pelabuhan. Ketika sudah memasuki malam hari, aku dan teman-teman dimintai keterangan oleh pegawai KBRI.

Aku terus mengingat tanggalnya. Tanggal akhirnya aku bisa menginjak kaki ke daratan: 6 Agustus 2020.

Kepulangan Penuh Haru

Aku tak kuasa membendung kebahagiaanku pada hari Sabtu, 8 Agustus 2020, saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Aku langsung sujud syukur. 

Setelahnya, aku dan teman-teman lain dibawa ke Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan. Aku bertemu istri dan anak-anakku di sana. Kebahagiaanku langsung pecah.

Sesudahnya, aku dan yang lain dibawa menginap di Hotel Marrakesh Inn, Tanah Abang, selama tiga hari. Istri dan anak-anakku menginap pada malam pertama. Pada malam kedua, aku dan teman-teman ABK lain menjalani proses pemeriksaan polisi di kamar hotel.

Kemudian, kami ditampung di Rumah Perlindungan Trauma Center di Bambu Apus. Aku mengira hanya beberapa hari, ternyata sebulan. Aku diberi upaya pemulihan sekaligus pengarahan untuk bantuan advokasi kasus yang kami alami. Lalu aku diizinkan pulang. 

Tentu kamu tahu bagaimana rasanya bisa kembali pulang ke rumah, bertemu istri dan anak-anakku, setelah meninggalkan mereka tanpa kabar selama 6 bulan 15 hari.

Epilog

Aku tahu aku menyesal. Apalagi aku harus kehilangan Rp55 juta, yang seharusnya bisa untuk modal kerja aku dan istriku. 

Aku sudah menceritakan semuanya. Terserah kamu mau menilai kesalahanku (atau kesialanku?).

Reporter yang menemuiku menyebut kasusku sebagai “anomali.” Ia bilang jarang ada ABK dengan pendidikan sarjana sepertiku, gampang tergiur pada janji manis dari jaringan perdagangan orang dan perbudakan manusia di laut lepas. 

Kata dia, kebanyakan korbannya adalah anak-anak muda yang ingin membantu kesulitan keluarga. Ingin memperbaiki rumah orangtuanya dan sebagainya. 

Ia juga berkata kisahku menambah catatan panjang kasus perbudakan modern di laut lepas. Setiap tahun ada saja kabar ABK yang mati di atas kapal, meninggal karena sakit, mengalami kekerasan, dipaksa makan dan minum seadanya, dan dipaksa bekerja berjam-jam. Apakah aku termasuk yang beruntung? 

Selama bekerja di atas kapal, aku baru menerima gaji Rp5,6 juta. Aku dan istriku kini menuntut hak pengembalian uang ke Syafruddin sebagai agen yang telah menipuku.

Kini Syafruddin dipenjara karena kasusku. Kasus tindak pidana perdagangan orang. Ia dipenjara bersama Karyanto dan Muhammad Hasbar Yasir alias Daeng. Mereka dari PT Duta Putra Group, perusahaan penyalur awak kapal, yang mengeluarkan surat penerbangan pada 24 Januari 2020. Aku dan enam orang lain disebut kru mereka. 

Tanggal itu adalah hari keberangkatanku ke Singapura. Hari itu aku tidak menyadari telah dijual ke kapal China, Lu Qing Yuan Yu.

Aku dan beberapa ABK lain, termasuk Andri Juniansyah dan Reynalfi Sianturi, masih saling berkabar. Kami punya grup WhatsApp. Kesedihan yang sama, penderitaan yang sama di atas kapal, telah menguatkan pertemanan kami.     

Kini aku bekerja menjadi sopir teknisi tower. Aku menerima upah Rp100 ribu per hari. Kami tetap banting tulang. Anak-anak harus makan. Anak-anak harus sekolah. Cicilan rumah. Tanggungan kebutuhan yang lain. Semuanya harus pakai uang. Aku dan istriku kembali ke kondisi di awal, hanya saja suaminya pernah menjadi ABK, yang kisahnya telah kuizinkan ditulis oleh reporter yang menemuiku.

Aku juga menyampaikan ke dia, reporter tersebut: Memang kita bukan siapa-siapa, kita hanya ingin mencari keadilan.*

Rute Perjalanan Yusman

PM ABK Kisah Yusman 71221


Editor: Fahri Salam

Laporan ini adalah serial #PerbudakanABK yang didukung oleh Greenpeace Indonesia

Artikel ini pertama terbit di Project Multatuli dan direpublikasi di sini menggunakan lisensi Creative Commons.cropped site icon?republication pixel=true&post=6054&ga=UA 197475007 1

ROG Phone 5s Series, Memberikan Pengalaman Gaming Terbaik bagi Para Penggunanya di Indonesia

0

Bermain untuk menang, ASUS Republic of Gamers telah mendatangkan senjata terbarunya pada lini ROG Phone 5. Dengan kehadiran processor terbaru dan tercepat dari Qualcomm® Snapdragon™ membawa ROG Phone 5s Series sebagai smartphone terbaik di lini ROG Phone.

ROG Phone 5s Series

Karakter yang semakin kuat dengan desain unik dan ROG Vision pada seri Pro membuat penampilan menjadi berkesan.

Peningkatan pada setiap aspek perangkat, tidak hanya hardware namun juga software yang dikhususkan untuk para gamers yang berambisi untuk menang pada setiap permainan.

Dilengkapi oleh aksesoris pendukung yang membawa pengalaman bermain menjadi tak terlupakan.

Menurut ASUS Regional Director Asia Tenggara Jimmy Lin, kehadiran ROG Phone 5s Series di Indonesia sangat diharapkan untuk membantu gamer Indonesia bermain ke level berikutnya.

Dirinya mengatakan bahwa ASUS Republic of Gamers terus berkomitmen untuk memberikan para penggemar produk yang selalu bisa diandalkan dalam kondisi bermain apapun.

“Kami sangat bangga dapat terus berinovasi dan mengembangkan ROG Phone yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan dari para gamers.” demikian ungkap Jimmy.

Performa untuk Menang

Smartphone ROG terbaru ini didukung oleh platform seluler Snapdragon™ 888 Plus 5G yang memberikan dorongan kecepatan yang tak tertandingi.

Kecepatan WiFi 6E kelas multi-gigabit membuat permainan stabil dan terkendali. Kecepatan clock speed hingga 3 GHz dan 18 GB RAM LPDDR5, memastikan para penggunanya tidak terhambat dalam setiap gerakan yang diambil dalam penentu kemenangan.

Untuk mengaktifkan kinerja maksimum yang berkelanjutan, sistem pendingin GameCool 5 pada seri ROG Phone 5s memiliki struktur termal optimal yang menampilkan CPU terpusat dengan baterai yang terbagi menjadi dua bagian, satu terletak di setiap sisi CPU.

Ini memastikan bahwa panas yang dihasilkan oleh CPU ditransfer ke semua tepi dan sudut sasis secara bersamaan untuk efisiensi termal yang baik.

Ruang uap 3D yang dibentuk ulang dan lembaran grafit yang luas juga membantu menyebarkan panas secara merata ke seluruh perangkat untuk mengurangi penumpukan panas di tengah.

AeroActive Cooler 5 memasukkan dan mengeluarkan udara dalam jumlah yang luar biasa langsung ke bagian tengah perangkat untuk menghasilkan penurunan suhu CPU yang menakjubkan hingga 10°C.

Armory Crate yang memiliki berbagai mode untuk mengoptimalkan setiap kondisi. Berbagai pilihan mode dapat dipilih untuk meningkatkan kualitas permainan sekaligus dapat melakukan optimasi performa, penghematan daya dan menstabilkan suhu perangkat.

Visualisasi yang Memukau

Tampilan mutakhir telah menjadi fitur khas ROG Phone sejak awal, dan seri ROG Phone 5s melanjutkan tradisi ini.

Sekarang tingkat pengambilan sampel sentuh hingga 360 Hz, layar Samsung E4 AMOLED 144 Hz / 1 ms menghadirkan pengalaman bermain game yang sangat mulus, dengan latensi sentuh yang sangat rendah.

Bermain dengan mulus dan tidak kehilangan momen sekecil apapun, kemenangan di tangan.

Berkolaborasi dengan perusahaan pemrosesan visual terkemuka Pixelworks®, visual dengan kualitas tertinggi yang ditingkatkan lebih baik dengan akurasi warna yang luar biasa.

Teknologi HDR yang selalu aktif untuk meningkatkan visual non-HDR, dan layar yang dilindungi oleh Corning® Gorilla® Glass Victus™ terkuat yang pernah ada.

ROG Phone 5s Pro juga dilengkapi dengan ROG Vision berwarna, tampilan matriks unik yang menonjolkan semangat kreatif ROG. ROG Vision dapat menampilkan berbagai animasi keren yang menunjukkan apakah ROG Phone 5s Pro sedang mengisi daya.

Jika ada panggilan masuk, apakah X Mode diaktifkan, dan lainnya. Gamer bahkan dapat membuat animasi khusus untuk menjadikan ponsel mereka lebih personal.

ROG Phone 5s Series

Kreativitas dalam Bermain

ROG Phone 5s Series memberikan kontrol penuh terhadap permainan. Dengan sistem kontrol AirTrigger 5, gamers memiliki kendali penuh untuk setiap game yang dimainkannya.

AeroActive Cooler 5 juga dilengkapi dua tombol fisik tambahan untuk memungkinkan pengalaman bermain game seperti layaknya konsol.

Selain itu, ROG Phone 5s Pro memiliki fitur sensor sentuh belakang tersembunyi yang inovatif pada penutup belakang, yang menyediakan fungsi pemicu L2/R2.

Ini dapat dikontrol dengan sistem AirTrigger 5, dan bekerja bersama dengan sensor ultrasonik, tombol AeroActive Cooler 5 dan kontrol gerakan untuk memberikan kontrol penuh untuk pengalaman bermain game total.

Sistem audio GameFX pada ROG Phone 5s Pro menampilkan speaker ganda tujuh magnet simetris untuk efek suara stereo yang benar-benar seimbang, dan jack headphone 3,5 mm bersama dengan ESS DAC kelas hi-fi.

Keduanya telah dioptimalkan melalui kolaborasi dengan spesialis audio Dirac, memberikan kualitas audio yang benar-benar mengesankan pada seri ROG Phone 5s Series dan soundscape yang lebih luas.

Selain suara premium, GameFX juga menghadirkan efek suara dalam game yang sangat jernih.

Paket Tema Eksklusif

Karakter terbaik dari games favorit telah hadir dan dapat digunakan untuk personalisasi.

ASUS telah bekerja sama dengan beberapa judul game paling populer untuk membuat serangkaian paket tema berbeda yang dapat digunakan pengguna untuk mengubah ROG Phone 5 Series atau ROG Phone 5s Series mereka menjadi ponsel yang benar-benar unik.

ROG Phone 5s x PUBG: NEW STATE

Bersamaan dengan Acara Peluncuran produk ASUS ROG Phone 5s Series pada tanggal 4 Desember 2021.

ASUS mengumumkan kolaborasi seru dengan game mobile battle royale terbaru dari PUBG Studios, yakni PUBG: NEW STATE.

PUBG: NEW STATE diluncurkan oleh Krafton sebagai game seluler generasi berikutnya yang dapat dimainkan secara gratis dalam 17 bahasa berbeda.

Ditetapkan pada tahun 2021, PUBG: NEW STATE menghadirkan pengalaman game battle royale penuh tanpa kompromi yang saat ini tersedia di PUBG: BATTLEGROUNDS ke iOS dan Android, menjadikannya salah satu game seluler paling realistis dan berteknologi canggih hingga saat ini.

PUBG New State ROG Phone 5s Pro
Image: ASUS.Com

Kolaborasi baru ASUS yang menarik ini menghadirkan serangkaian showmatch elit global, ROG Phone 5s x PUBG: NEW STATE Elite Showmatch, dengan total hadiah perlengkapan gaming senilai lebih dari 50.000 USD.

Kampanye ini menampilkan serangkaian turnamen online 100 pemain di seluruh wilayah EMEA dan APAC. Dengan partisipasi total gabungan lebih dari 20 influencer top dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia.

Pemain dapat bergabung dengan pertandingan bertahan hidup untuk mengadu keterampilan melawan top gamers asal Indonesia.

Influencer ini tidak hanya bergabung dalam permainan, tetapi juga menyiarkan langsung pertandingan di akun media sosial mereka, memungkinkan seluruh dunia untuk menonton pertandingan tersebut.

Untuk merayakan kampanye ROG Phone 5s x PUBG: NEW STATE Elite Showmatch, ASUS Republic of Gamers (ROG) hari ini mengumumkan bahwa item dalam game eksklusif yang dapat diunduh sekarang tersedia untuk semua gamer, terlepas dari apakah mereka memiliki ROG Phone atau tidak.

Item parasut ROG Phone dan T-shirt ROG Phone dapat ditukarkan dengan mendaftar di situs web http://www.rogphone5sxpubgnewstate.com dan menggunakan kode promosi ‘iloverogphone5s’ untuk mengklaim nomor seri . Promo ini berlaku hingga 12 Mei 2022.

Untuk informasi lebih lanjut, ikuti tagar #NewStateForROGElite di platform sosial untuk menemukan tanggal pertandingan dan influencer utama terkait di setiap negara.

Ketersediaan Harga dan Promo

ROG Phone 5s Series tersedia dengan varian kapasitas RAM/ROM dan pilihan warna, sebagai berikut:

  • ROG Phone 5s 8GB/128GB (Phantom Black/Storm White) dengan harga Rp. 9.999.000
  • ROG Phone 5s 12GB/256GB (Phantom Black/Storm White) dengan harga Rp. 14.999.000
  • ROG Phone 5s PRO 18GB/512GB (Phantom Black) dengan harga Rp. 18.999.000

ROG Phone 5s bisa didapatkan melalui pembelian Pre-Order yang diadakan dari tanggal 5 Desember hingga 12 Desember 2021 yang hanya tersedia di channel partner penjualan resmi kami sebagai berikut:

Offline: Erafone retail, ROG Store, ASUS Exclusive Store

OnlineASUS Online Store, Eraspace.com, Tokopedia, JD.ID, Blibli.com

 Khusus Periode Pre-Order 5s, ASUS memberikan promo yang sangat menarik:

  • Setiap pembelian ROG Phone 5s 8GB atau 12GB dengan harga Rp. 9.999.000, konsumen akan mendapatkan FREE Aero Active Cooler 5.
  • Setiap pembelian ROG Phone 5s Pro 18GB dengan harga Rp. 14.999.000, konsumen akan mendapatkan FREE Exclusive Gift Box ROG x EazyMoney apparel.

ASUS Kuasai Pasar Laptop Consumer Indonesia Sepanjang Tahun 2021

0

Berdasarkan data aktivasi dari Microsoft hingga tanggal 21 November 2021, ASUS mencatat penguasaan pasar laptop consumer hingga 43,59% di Indonesia. Dari angkat tersebut dapat disimpulkan bahwa ASUS telah menjadi merek laptop nomor satu di Indonesia sejak tahun 2013.

ASUS Kuasai Pasar Laptop Consumer Indonesia

Di tahun ini ASUS kembali mencatat kepemimpinannya di pasar laptop consumer Indonesia. Menurut ASUS Regional Director Southeast Asia, Jimmy Lin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia atas kepercayaan dan dukungannya yang sangat besar terhadap ASUS.

Dirinya menambahkan pencapaian kali ini membuat kami semakin berkomitmen dalam menghadirkan produk yang lebih baik, lebih inovatif, memiliki layanan terbaik, serta dapat semakin dijangkau oleh masyarakat Indonesia.

Jimmy menjelaskan pencapaian ini menjadi bukti bahwa inovasi-inovasi yang dilakukan ASUS membuat lini laptop consumer ASUS tetap menjadi pilihan utama para pengguna di Indonesia.

“Terima kasih atas kepercayaan Anda terhadap laptop-laptop consumer ASUS baik dari seri mainstream, sampai seri ASUS OLED yang inovatif,” demikian ucapnya.

Market Share Positif

Melihat pergerakan positif grafik market share hingga menjelang tutup tahun telah menunjukkan bagaimana masyarakat di Indonesia menerima dengan cukup baik semua seri laptop ASUS yang diluncurkan, termasuk seri terbaru ASUS OLED.

“Tentunya semua pencapaian ini tidak terlepas dari dukungan dari pengguna serta para partner dan mitra distribusi ASUS di Indonesia.” ucap Jimmy singkat.

Di sepanjang tahun 2021, lini laptop consumer ASUS termasuk seri ZenBook dan VivoBook adalah yang paling diminati di Indonesia. Meski market share sempat turun di awal tahun 2021, laptop ASUS tetap tampil dominan di pasar Indonesia.

Grafik Market Share ASUS di Indonesia
Image: ASUS.Com

Menurut grafik diatas dapat dilihat bagaimana laptop ASUS berhasil mencatat peningkatan market share yang signifikan, yaitu lebih dari 14% sejak awal tahun 2021 hingga bulan November 2021.

Dan jika dilihat berdasarkan data aktivasi dari Microsoft, per tanggal 21 November 2021 ASUS berhasil mencatat penguasaan pasar sebesar 43,59% di Indonesia. Dengan kata lain, hampir dari setiap dua laptop yang diaktivasi di Indonesia, salah satunya merupakan laptop ASUS.

Inovasi Tanpa Henti

Sebagai perusahaan teknologi terkemuka di dunia, inovasi merupakan tulang punggung dari ASUS serta telah menjadi salah satu alasan yang membuat ASUS tetap menguasai pasar saat ini.

Salah satu inovasi terbaik yang diperkenalkan pada tahun ini di Indonesia adalah fitur layar laptop ganda terbaik melalui ZenBook Duo 14 dan ZenBook Pro Duo 15 OLED.

Kedua seri laptop ASUS ini merupakan “mesin produktivitas” yang dirancang tidak hanya untuk para content creator, tetapi juga pengguna yang ingin lebih produktif di setiap aktivitasnya.

Karena menjadi yang pertama, maka tidak ada laptop lainnya yang memiliki solusi layar ganda lebih baik dari ZenBook Duo 14 dan ZenBook Pro Duo 15 OLED untuk saat ini.

Baca Juga: Laptop Bisnis Terbaik ASUS ExpertBook

Untuk seri layar 15 inci, ASUS menjadi merek laptop pertama yang mempopulerkan inovasi bezel layar yang sangat tipis bahkan pada lini VivoBook sehingga dimensinya tetap ringkas serta ringan sehingga mudah untuk digunakan saat beraktivitas.

Laptop 15-inci dari ASUS juga tersedia di berbagai lini, mulai dari lini laptop premium seperti seri ZenBook, hingga seri VivoBook yang sangat terjangkau.

Teknologi ASUS OLED

ASUS OLED merupakan inovasi terkini dari ASUS. Teknologi layar terbaru tersebut mampu menghadirkan kualitas visual terbaik dengan tingkat reproduksi dan akurasi warna yang sangat tinggi. Tidak hanya itu, ASUS OLED juga dapat melindungi kesehatan mata penggunanya.

Berkat fitur khusus yang mampu mengurangi radiasi cahaya biru hingga 70%, laptop dengan layar ASUS OLED dapat mengurangi risiko gangguan kesehatan mata dalam jangka panjang. Fitur tersebut bahkan telah diakui dan mendapatkan sertifikasi dari TÜV Rheinland.

Seri Laptop ASUS OLED Terbaru
Image: ASUS.Com

Ketika akan menghadirkan seri baru, ASUS tidak hanya sekadar menghadirkan inovasi teknologi, tetapi juga memastikan inovasi tersebut dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

Demikian pula dengan ASUS OLED. Teknologi layar tersebut tidak hanya dihadirkan pada laptop kelas premium tetapi juga laptop kelas pemula. Salah satunya adalah VivoBook Ultra 15 OLED (K513) yang dibanderol dengan harga mulai dari Rp8 juta-an.

Untuk saat ini para pengguna laptop ASUS di Indonesia dapat menikmati kualitas visual terbaik pun tanpa harus membeli seri laptop premium yang harga jualnya cukup tinggi.

Komitmen Penuh dalam Pelayanan

Memberikan pelayanan terbaik merupakan bagian dari komitmen ASUS selain berorientasi untuk selalu menghadirkan produk berkualitas tinggi dan terbaik.

Salah satu  komitmen ASUS untuk memberikan pelayanan terbaik adalah program ASUS Perfect Warranty untuk untuk seluruh lini laptop consumer ASUS.

Program ini merupakan layanan perlindungan ekstra jika terjadi kerusakan pada unit yang tidak ter-cover oleh garansi standar ASUS, termasuk kerusakan akibat kelalaian pengguna.

Setiap pembelian laptop ASUS resmi otomatis akan mendapatkan garansi perbaikan selama 2 tahun baik di dalam negeri maupun secara global. Namun garansi ini tentu saja berlaku apabila kerusakan yang terjadi bukan karena kelalaian pengguna.

Garansi Purna Jual

Di tahun 2021 ini selain garansi resmi tersebut, ASUS melengkapi layanan dengan memberikan ASUS Perfect Warranty. ASUS Perfect Warranty ini adalah layanan garansi ekslusif dari ASUS di tahun pertama masa garansi notebook ASUS.

Layanan ini merupakan layanan premium dimana ASUS akan menanggung 80% biaya jasa perbaikan dan spare part untuk kerusakan-kerusakan yang disebabkan kelalaian pengguna.

Sementara khusus untuk pengguna ZenBook, ASUS akan memberikan layanan ASUS VIP Perfect Warranty. Layanan tersebut akan menanggung 100% biaya jasa perbaikan dan spare part untuk kerusakan-kerusakan yang disebabkan kelalaian pengguna. (PRS)

Hotel Maya Kuala Lumpur, Harga Murah, Lokasi Strategis, dan Dekat dengan KLCC

0

BloggerBorneo.com – Edisi liburan kali ini saya memilih Hotel Maya yang terletak di Jalan Ampang, Kuala Lumpur. Hotel ini berjarak hanya sekitar 500 meter saja dari Kuala Lumpur Convention Center (KLCC).

Hotel Maya Kuala Lumpur merupakan salah satu hotel yang sudah cukup lama beroperasional. Oleh masyarakat setempat, hotel ini sangat dikenal karena lokasinya yang berada tepat bersebelahan dengan tanah perkuburan Jalan Ampang.

Hotel Maya Kuala Lumpur

Kondisi pandemi Covid-19 dalam kurun waktu hampir 2 tahun belakangan ini membuat Hotel Maya Kuala Lumpur untuk sementara menghentikan kegiatan operasionalnya.

Alhamdulillah setelah kebijakan pembukaan kembali aktivitas secara terbatas dan prosedur kesehatan ketat, saya menginap selama 2 hari di hotel ini melalui aplikasi Booking.Com.

Saya membeli kamar tipe studio dengan harga RM177.51 untuk dua malam sudah termasuk sarapan pagi untuk dua orang. Cukup murah.

Kamar Lantai Lima

Jam 12.30 siang saya tiba di Hotel Maya Kuala Lumpur. Karena masih awal untuk melakukan check-in, saya pun bertanya ke petugas hotel untuk menanyakan apakah kamar yang telah dipesan sudah siap atau belum.

Alhamdulillah kamar tipe studio yang saya pesan telah tersedia, petugas hotel kemudian memberikan kartu akses masuk kamar yang terletak di lantai 5. Saya pun langsung bergegas menuju kamar menggunakan lift.

Tidak butuh waktu lama, saya sudah berada di depan pintu salah satu kamar di lantai 5 Hotel Maya Kuala Lumpur. Begitu masuk kamar, sama seperti hotel-hotel sekelas lainnya, terdapat kamar mandi di sebelah pintu masuk.

Terdapat satu lemari di sebelah pintu kamar mandi. Kamar tipe studio ini tampak sederhana namun cukup luas, terdapat satu tempat tidur berukuran besar (king) serta satu buah kursi cantik yang dapat digunakan tamu untuk beristirahat.

Fasilitas Kamar Hotel

Di depan tempat tidur terdapat sebuah buffet dengan televisi diatasnya, tersedia juga peralatan untuk membuat minuman (termasuk ceret listrik). Disebelah buffet terdapat satu meja dengan dua kursi, bisa digunakan tamu untuk beraktivitas di depan laptop atau menulis.

Televisi menggunakan LCD berukuran 40 inci, tidak banyak saluran tersedia dan kualitasnya belum HD. Mencoba menggunakan akses internet wifi kecepatan hanya sekitar 6 Mbps saja, masih termasuk lambat.

Untuk kamar mandi berukuran standar dilengkapi dengan beberapa perlengkapan, seperti: Wastafel, Closet Duduk, Shower, dan Bathtub. Dinding antara tempat tidur dan kamar mandi menggunakan lapisan kaca transparan yang dipasang tirai sehingga bisa dibuka dan ditutup.

Pintu kamar mandi dengan lemari pakaian menjadi satu sehingga ketika pintu kamar mandi ditutup maka lemari pakaian akan terbuka, begitu juga sebaliknya (menggunakan model pintu geser).

View Menghadap KLCC

Posisi kamar yang saya tempati berhadapan langsung dengan KLCC meskipun tidak nampak sepenuhnya (masih terlindungi bagian lain bangunan hotel).

Tersedia kolam renang yang terdapat di lantai 3, berukuran agak kecil dan tertutup. Tamu harus mendaftar terlebih dahulu jika ingin berenang disini.

Bagi tamu yang ingin sarapan, dapat langsung turun ke restoran di lantai 1. Waktu sarapan dari jam 06.45 pagi sampai 10.30 siang. Metode penyajian makanan adalah prasmanan dan menunya cukup banyak.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, pengalaman menginap selama dua hari dari tanggal 4-5 Desember 2021 cukup memuaskan. Harga kamar tipe studio cukup murah dengan fasilitas kamar standar hotel dengan nilai peringkat 9.1 di aplikasi Booking.Com.

Lokasi dekat dengan pusat kota terutama KLCC dapat dijangkau hanya dengan berjalan kaki. Dibandingkan dengan beberapa hotel yang ada di kawasan sama, Hotel Maya Kuala Lumpur layak menjadi pilihan utama.

Hanya saja untuk menjadi perhatian bagi pihak hotel adalah dinding kamar mandi tembus cahaya dan pintunya tidak dapat dikunci dari dalam (meskipun sudah diberi pintu geser dan tirai yang dapat digeser).

Untuk foto-foto dokumentasi mengenai Hotel Maya Kuala Lumpur dapat dilihat secara lengkap melalui laman website saya dengan alamat https://hanuds.wixsite.com/hanudds/post/hotel-maya-kuala-lumpur-4-5-12-21. Semoga bermanfaat dan selamat menginap… (BAJ)

Top 10 Best Typing Software in 2021

Best Typing Software

It is possible to accelerate your progress by using typing training software while also learning techniques to enhance speed and accuracy.

The best quality tutorial software makes typing quicker and more effectively using a computer keyboard intuitive and straightforward.

Typing Tutor is a technique that lets you improve your typing skills through lessons, games, and typing examinations. To help you improve, the best typing instructors offer accuracy instruction, ergonomics lessons, and timed tasks.

If you want to learn to type with the help of a typing tutor, we have prepared a list of the Top 10 typing tutor software, which is among the best available. These are the best Typing apps for your PC that will allow you to learn to type quickly.

Typing software assists you in enhancing your typing skills by providing tips and challenges. The rest of the applications are designed to make it simple for people to learn to type.

Let’s take a deeper look at some of the best free Typing Software in this category:

1.  Typesy Typing Software

Typesy is a relatively new name in the world of typing tutors. However, it became so popular that I couldn’t help but include it in the first spot on the list. Typesy focuses more on educational institutions.

They have several packages that can use in schools to teach all of the children. However, this does not exclude adults using this program.

Furthermore, the learning modules are designed in a manner that people of all ages will find interesting. There are five different purchase choices for the tool.

You can go to the individual package for your skill development and the business plan so that you can learn with your colleagues at a reasonable cost.

There are over a thousand typing tasks on Typesy, which is very unusual. Furthermore, you can install this tool on as many devices as you like, enabling you to learn in any situation.

The disadvantage of this program is that it only handles five keyboard layouts, one of which is US English. So that, this program does not currently support the majority of the main languages.

2.  KeyBlaze

KeyBlaze is another best typing software for Windows computers. The aesthetics and look seem to be obsolete. However, it is packed with helpful features.

Also, it does not use a lot of system resources. You can get it free of charge. The program does not even have a premium plan or a subscription-based version.

That means you’ll be able to use all of the features without constraints or limitations. The tool is suitable for both beginner and professional typists. All lectures and activities are divided into 20-minute sections.

As a result, finishing the whole course while still working at your desk is easy.

Although the user interface seems to be dull, the developers have not released any updates in a long time. However, finding a completely free and offline tool is difficult these days. KeyBlaze allows you to learn to type without any investments or internet access, which is excellent.

3.  Typing Trainer

Typing Trainer is a free typing tool for learning and perfecting the typing technique. You will encounter many problems in your regular tasks if you do not know how to type.

With the assistance of this best typing software, you can learn the skill of typing. Initially, using this software will give you a brief typing lesson lasting less than an hour.

With that, it evaluates your typing speed and recommends changes, as well as providing a variety of lessons for learning and practicing typing. Typing Trainer is another type of free typing software that helps you quickly learning and gaining typing skills.

Nowadays, if a person is unfamiliar with a particular skill, they will encounter many problems. The free program will help you learn every technique needed for fast and accurate typing.

As soon as the best typing software begins to work, the user will be given a crash course in typing that lasts less than an hour.

This course evaluates your typing rate and offers many suggestions and various applications that allow you to learn more about typing and the correct typing process.

4.  RataType

RataType is a free online best typing software that includes 15 typing courses with several exercises in each. The first step in teaching proper posture, finger position, and finger motion is correct posture, finger position, and finger motion.

However, if you make too many mistakes, you have to redo an activity.

Best typing software RataType now offers Dvorak, AZERTY, Spanish, French, Russian, and Ukrainian keyboard layouts, in addition to QWERTY lessons. You can take a typing test at any moment to see your speed and accuracy.

Employers can check your score through a unique URL, and a printed bronze, silver, or gold certificate is generated.

The best typing software is designed for groups of friends or schools since you can see reports on top scores and compete against one another.

It’s a great free typing tutor, but it lacks the customized workouts and problem-area highlighting in professional software.

5.  Typing Club

TypingClub is a best typing software tutor that is gamified and has a user-friendly design. You’ll constantly be pushing to earn badges and higher game scores while gradually learning new skills.

The ad-free Premium version includes a three-day free trial and more game modes, themes, and results.

The main lesson plan includes over 670 lessons that build on one another. If you’re already an intermediate typist, you can take a placement exam that will allow you to bypass some of the early stages.

There are lesson plans in nine languages, left-hand and right-hand typing plans, and plans suited for K1, first-grade, and third-grade students.

TypingClub is a fun, user-friendly typing instructor that does a great job of keeping you motivated and engaged while you increase your typing speed and accuracy.

6.  Typing.com

Typing.com is a free typing instructor that provides typing lessons for beginners, intermediate, and professional typists. There is nothing to distract you during a lecture.

You can focus on the virtual keyboard, which tells you which letters to push and which fingers to use. Aside from the standard typing exercises, there are courses on tech readiness and job preparation.

Another lesson plan teaches you how to type computer code through touch.

Typing.com records your problem keys and offers classes to help you better. It provides six different typing surveys to evaluate your speed and accuracy.

Your past 30 test results are stored so you can see how you’ve progressed. The 249 achievements and badges you may gain on your typing adventure will provide even more motivation.

Typing.com is free best typing software that teaches you to type by playing games and testing your abilities. The website provides various activities, including a choose-your-own-adventure typing game in which the narrative varies depending on your choices.

If you find the ads annoying, you can have them removed for a one-time fee.

7.  Klavaro Touch Typing

Klavaro is an easy-to-use application. Indeed, it’s not jam-packed with features. However, this application is free of extra functions, and the user interface is simple.

It is best suited for professionals who seek clutter-free software that helps in typing. However, the lack of graphical elements and movies may be a deal-breaker for specific users.

This best typing software is suited for computers with minimal specs. Furthermore, you won’t have to worry about storage space when installing this.

However, Klavaro lacks videos or animations that show finger position, which is common in other tools.

8.  MaxType Pro

The primary and most unique feature of this typing instructor is its multi-user interface. It means you can use this program on the same computer as your family members.

Everyone will have their profile saved for monitoring progress and data. It has a variety of typing methods as well as visual analytics.

Besides, there are many exciting mini-games for beginners to keep them entertained. However, do not be deceived by the term “PRO” in the name. It’s free typing software, and you don’t have to pay anything to use it.

The UI has a variety of graphical components that reduce the production of the learning curve. Also, it offers more features than other free typing tutors.

MaxType Pro is a somewhat older application. Therefore, if you use it on any recent Windows 10, you may have some compatibility issues.

9.  Mavis Beacon Keyboarding Kidz

Mavis Beacon keyboarding kidz is still a popular typing program for PCs. The bulk of professional typists are already familiar with this software.

People nowadays choose to learn to type online without installing any software, thanks to new web apps. However, if you like traditional learning methods, this is a great choice to start.

Mavis Beacon covers two of the most common languages, Spanish and French, and US English. With this, you will be able to see a key-by-key evaluation of your performance.

You will feel like you are learning from a real-life instructor at home. Also, the developer of this best typing software states that it will only take you two weeks to learn typing.

The software is a paid service. However, it comes with a substantial amount of courses, which justifies the price. You will also get a free trial, enabling you to try it out first.

On the other hand, it lacks a lesson personalization feature, which can be difficult for experienced instructors who want to buy this to teach others.

10. Rapid Typing

Rapid Typing is a Windows software that helps you in practicing touch typing. The goal of this tool is to help you type quickly. Not just that, but this software will significantly help you in minimizing typing mistakes.

Rapid Typing is intended best typing software primarily for use in the classroom with the guidance of a teacher so that the theme and design are lively and appealing to children.

You may, however, use it on your own for self-study. This tool includes three different learning programs: Beginner, Intermediate, and Expert.

Also, there is a test module that will evaluate your abilities. The program supports nearly all keyboard layouts, but English is the best supported.

Final Thoughts

All of the best typing software for Windows PC listed above is appropriate for beginners. They are excellent for increasing your speed and accuracy while typing with your fingers. I hope this article helps you choose the best typing software for your PC.

There are a few more tools that we couldn’t include here. But they’re also not bad. However, it is always better to use the latest tools. In that case, there are many web apps available to help you learn how to type. (CWT)

4 Alasan Utama Memilih Laptop dengan Kualitas Layar OLED

0

Kebutuhan akan laptop sejak dua tahun terakhir mengalami peningkatan sebagai dampak dari kondisi pandemi dimana hampir semua aktivitas yang selama ini dilakukan secara daring langsung mengalami perubahan harus dilakukan secara luring.

Kualitas Laptop Layar OLED

Jika ditanya mengenai apa yang harus menjadi bahan pertimbangan utama ketika akan membeli laptop, maka berdasarkan hasil survei adalah kualitas layar laptop tersebut.

Survei ini sendiri dilakukan oleh Detik Network bekerjasama dengan ASUS yang diikuti oleh lebih dari 500 responden dengan latar belakang, profesi, dan usia yang berbeda.

Dari sejumlah responden yang dipilih secara acak, sebanyak 80,20% diantaranya mengatakan bahwa pengaruh kualitas detail warna dan visual pada layar laptop adalah sangat penting.

Sejak sistem Work from Home (WFH) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mulai diberlakukan, aktivitas para pengguna laptop cenderung bertambah karena semua harus dilakukan secara luring.

Selain untuk bekerja dan belajar, laptop kini juga banyak digunakan untuk menikmati hiburan digital seperti menggunakan layanan video streaming serta bermain game. Hal tersebut membuat masyarakat kini lebih menginginkan laptop yang memiliki kualitas visual sangat baik.

Alasan Memilih

Melihat kecenderungan ini maka ASUS mulai mengeluarkan beberapa tipe dan seri terbaru yang mengusung teknologi layar ASUS OLED.

Berbeda dengan teknologi layar laptop lainnya, ASUS OLED menawarkan kualitas visual terbaik melalui berbagai fitur serta teknologi terbaik dan terdepan saat ini.

Semakin maraknya layanan video streaming seperti Netflix dan beberapa pihak penyedia lainnya membuat hiburan digital semakin diminati oleh para pengguna dari berbagai kalangan.

Dibanding dengan layanan televisi konvensional, layanan video streaming lebih disukai karena memiliki beberapa kelebihan, diantaranya mampu menampilkan format multimedia modern seperti HDR dan jumlah konten yang disajikan juga semakin banyak.

Menurut hd-report.com, Netflix menyediakan lebih dari 400 film yang telah mendukung HDR. Jumlah ini masih belum termasuk ribuan video HDR di YouTube dan layanan streaming video lainnya.

Mendukung Teknologi HDR

Semua tipe dan seri ASUS OLED telah mendukung sepenuhnya teknologi HDR, ini memungkinkan layar ASUS OLED dapat memutar konten HDR dengan sempurna.

Demi menunjukkan kualitas layarnya adalah yang terbaik, ASUS OLED telah mengantongi sertifikasi VESA DisplayHDR True Black untuk memastikan rasio kontras warna yang dihasilkan mampu mencapai 1.000.000:1.

Tidak hanya sekadar mendukung HDR, ASUS OLED juga memiliki fitur khusus untuk para pecinta film. Menikmati sajian multimedia dengan gerak visual yang cepat seperti pada film action seringkali menampilkan efek blur yang mengganggu mata.

Response Time Kencang

Efek blur pada layar ini dapat teratasi dengan response time yang dihasilkan oleh layar ASUS OLED, sangat kencang yaitu hingga 0,2ms atau 50 kali. Lebih kencang dari layar laptop pada umumnya.

Dengan kualitas response time lebih kencang memungkinkan tampilan visual dengan gerak cepat dapat dihadirkan secara lebih tajam dengan detail yang tinggi.

Kita tidak akan lagi melewatkan berbagai detail dari film action serta tidak lagi kesulitan untuk membaca teks berjalan karena ASUS OLED mampu menampilkannya dengan sangat baik tanpa efek blur.

Seri Laptop ASUS OLED Terbaru
Image: ASUS.Com

Sesuai Kebutuhan Content Creator

Seorang content creator membutuhkan laptop dengan layar berkualitas karena kualitas konten yang akan dihasilkan sangat dipengaruhi kemampuan mereproduksi warna untuk hasil maksimal.

Menggunakan layar laptop dengan kualitas rendah dan tidak dikalibrasi dapat membuat video yang telah diolah menjadi berbeda tampilan warnanya ketika diputar di perangkat lain atau foto berubah warna ketika dicetak.

Disinilah ASUS OLED diciptakan bagi para content creator yang membutuhkan layar dengan tingkat reproduksi warna tinggi dan akurat serta sesuai dengan standar industri perfilman saat ini.

Standar Kalibrasi Warna Tinggi

Dalam uji kualitasnya, ASUS OLED mampu mereproduksi 100% warna pada color space DCI-P3 atau setara dengan 133% warna pada color space sRGB.

Kemampuan ini membuat ASUS OLED dapat menampilkan visual dengan warna yang lebih kaya dan lebih detail. Tingkat reproduksi warna yang tinggi akan percuma juga jika tidak dibarengi dengan tingkat akurasi warna yang tinggi pula.

Oleh karena itu setiap laptop yang menggunakan teknologi layar ASUS OLED telah dikalibrasi sejak awal sehingga setiap laptop yang menggunakan ASUS OLED dapat menghasilkan warna yang sangat akurat.

ASUS OLED juga memiliki standar kalibrasi warna yang tinggi dan telah mendapatkan sertifikasi PANTONE Validated Display.

Hasil Survei Membuktikan

Berdasarkan riset kualitatif yang dilakukan oleh Detik Network bekerjasama dengan ASUS, sebanyak 10 dari 10 content creator dan pakar di Indonesia mengakui bahwa ASUS OLED mampu menghadirkan kualitas visual yang lebih baik saat digunakan untuk menikmati sajian hiburan digital.

Tidak hanya itu, sebanyak 9 dari 10 content creator dan pakar di Indonesia mengakui bahwa mereka tidak merasakan kelelahan pada mata saat menggunakan laptop dengan teknologi layar ASUS OLED selama berkegiatan seharian.

Hal tersebut dikarenakan ASUS OLED juga memiliki fitur Eye Care yang dapat mengurangi tingkat paparan radiasi sinar biru pada layar hingga 70%.

Dengan demikian, laptop yang menggunakan teknologi layar ASUS OLED akan lebih nyaman digunakan dan dapat lebih menjaga kesehatan mata penggunanya, khususnya pada anak-anak.

ASUS OLED Telah Hadir di Indonesia

“ASUS OLED juga hadir untuk memenuhi permintaan masyarakat Indonesia yang menginginkan laptop dengan kualitas layar terbaik dan tersedia untuk berbagai kalangan,” ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

“ASUS OLED juga hadir sebagai solusi bagi para content creator pemula hingga profesional agar lebih mudah, nyaman, dan produktif saat berkarya sehingga diharapkan dapat tercipta lebih banyak mahakarya dari tangan-tangan kreatif anak bangsa.”

Jajaran Laptop ASUS dengan Teknologi Layar ASUS OLED telah tersedia di Indonesia saat ini mulai dari lini ZenBook hingga VivoBook.

Laptop yang menggunakan teknologi layar ASUS OLED juga tersedia untuk berbagai kalangan dengan harga jual mulai dari Rp 8.599.000.

Untuk di Kota Pontianak sendiri, laptop ASUS OLED dapat dibeli di toko komputer rekomendasi dan terpercaya MenaraComputer.Com (ADV)

Isi Status Novia Widyasari Sesaat Sebelum Ditemukan Meninggal Diatas Makam Sang Ayah

0

Innalillahi Wainnailaihi Roji’un… Blogger Borneo langsung respon begitu melihat pemberitaan yang saat ini sedang viral di media sosial terutama Twitter dimana namanya langsung menjadi trending topic pada hari ini.

Status Novia Widyasari

Jagat Maya sekarang sedang dihebohkan dengan kasus ditemukannya sosok wanita yang diduga meninggal karena melakukan bunuh diri diatas makam Ayahnya tercinta. Berbagai macam isu mengenai penyebab dirinya pun mulai bermunculan di media maya dan sampai saat ini telah dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian setempat.

Bisa dibilang kejadian kasus Novia Widyasari ini bukanlah yang pertama, tapi entah kenapa sepertinya hal seperti ini bisa terulang lagi dimana pada akhirnya sang korban mengalami depresi berat dan kemudian mengambil jalan pintas yaitu melakukan bunuh diri. Blogger Borneo mencoba mencari informasi lebih dalam hingga ditemukanlah informasi mengenai status Novia Widyasari.

Sebenarnya sumber referensi informasi mengenai isi status Novia Widyasari tersebut Blogger Borneo dapatkan di portal berita online Ayo Indonesia Malang. Mencoba untuk mencari isi statusnya di platform yang digunakannya yaitu Quora ternyata sudah tidak dapat lagi ditemukan. Jadi disini Blogger Borneo menggunakan tangkapan layar (screenshot) yang digunakan sumber referensi tersebut.

Curhatan Depresi

Saya sengaja nulis ini kemarin.

Saya berniat pergi dari rumah dengan menggenggam 2 sianida yang rencana akan saya minum dengan varian red velvet kesukaan saya. Saya akan meminumnya di daerah paralayang. Jika saya mati, saya akan dikira kecelakaan.

Sebelum meminumnya saya ingin mengirim ini untuk mama.

Tapi hari ini saya melihat mama saya memasak rawon sendirian sebab pembantu saya sakit. Dia memasak sambil menangis mungkin merindukan papa, jg meratapi kondisiku yang seperti seonggok daging tanpa jiwa.

Setelah itu mama saya datang ke kamar menyuapi saya makan. Dan menawari saya apakah saya ingin jalan-jalan dan membeli sesuatu?

Saya diam saja.

Tapi hati saya sangat sakit. Sakit dengan kondisi saya dan sakit melihat mama saya.

Selain itu, korban juga mengunggah foto dirinya di samping makam ayahnya dengan menuliskan keterangan:

Foto ini saya ambil ketika saya menangis di atas makam ayah saya. Ibu saya mencari saya di mana. Sebab sedari jam 8 pagi hingga sore pukul 5 saya duduk di sini. jadilah saya kirim foto ini.

Di sini

Saya menangis. Bercerita kepada gundukan tanah yang saya harap Ayah akan melihat dan mendengar curhatan saya.

Sempat melihat bongkahan kramik bekas orang mengkijing makam. ada niat untuk bunuh diri di situ. Tapi tiba-tiba hujan begitu deras.

Saya menggumamkan istighfar tiada henti.

Hidup memang seberat ini. Sangat Berat.

Faktor Psikologis

Memang jika dilihat dari isi status Novia Widyasari tersebut dapat dilihat bagaimana kondisi kejiwaannya pada saat itu, tampak depresi dan cukup tertekan. Dan jika dilihat penyebab dirinya meninggal karena bunuh diri, sebenarnya tidak bisa dianggap juga korban tindak kejahatan. Yang menjadi masalahnya sekarang adalah faktor apa yang menjadi latar belakang korban melakukan tindakan nekat seperti itu.

Mungkin untuk melihat dari sudut pandang ini, harus dilakukan oleh orang-orang yang memang berpengalaman dan spesialis dibidangnya. Dan memang jika menurut pantauan Blogger Borneo sendiri, keberadaan media sosial tidak dapat dipungkiri juga dapat menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya tindakan bullying dan pencemaran nama baik.

Blogger Borneo yakin diluar sana masih banyak kasus-kasus depresi yang dialami oleh orang-orang seperti Novia Widyasari. Umumnya bagi yang sudah mencapai pada tahapan ini, mereka merasa bingung ingin mengutarakan masalahnya kepada siapa. Lihat pada kasus Novia Widyasari, bagaimana pada akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya diatas pusara Sang Ayah.

Demikian tulisan Blogger Borneo mengenai isi status Novia Widyasari sesaat sebelum dirinya ditemukan meninggal di atas makam Sang Ayah. Khusus untuk pembahasan mengenai depresi itu sendiri Insya Allah akan Blogger Borneo ulas di tulisan tersendiri nantinya. Tentunya setelah mendapat pemaparan dari orang-orang yang expert dibidangnya.

Alhamdulillah di Pontianak sendiri untuk saat ini sudah ada beberapa orang sahabat Blogger Borneo yang memiliki latar belakang pendidikan Psikologi dan beberapa diantaranya merupakan Psikolog. Mau tahu siapa orangnya??? Nantikan aja tulisan Blogger Borneo selanjutnya ya. Semoga bermanfaat. (DW)

 

error: Content is protected !!