Jika kita bicara mengenai kemajuan teknologi informasi, sudah tak dapat dipungkiri bahwa untuk saat ini hampir semua aspek kehidupan manusia terpengaruh atas kehadirannya. Pola hidup manusia yang semakin cepat dengan aktivitas rutinitas keseharian membuat masing-masing individu harus membekali diri dengan perangkat-perangkat hasil perkembangan teknologi informasi, beberapa contoh diantaranya smartphone, tablet, laptop, notebook, dan lain sebagainya.
Akan tetapi, jika diperhatikan khususnya di Kota Pontianak sendiri ternyata masih ada “sesuatu” yang sampai saat masih tetap ada dan terus berusaha untuk bertahan dari gempuran perkembangan teknologi informasi. Kira-kira apakah “sesuatu” itu??? Teruskan lanjut membacanya yach…
Pasar Parit Besar Pontianak
Jangan pernah mengaku buda’ (istilah lokal untuk anak) Pontianak jika tidak tahu dengan nama pasar tertua di Kota Pontianak ini. Sepertinya bagi anak-anak kelahiran 80-an keatas seperti Blogger Borneo, keberadaan Pasar Parit Besar Pontianak sudah cukup terkenal di dalam benak sanubari. Bagaimana tidak? Ketika Blogger Borneo masih berusia sekitar 5 tahunan, Sang Ibu tercinta sering membawa diriku berjalan dan berkeliling di kawasan pasar yang cukup ramai ini.
Pasar Parit Besar Pontianak sebenarnya hanyalah merupakan dari salah satu bagian kawasan pasar tradisional yang berada di sepanjang Jalan Tanjungpura Pontianak. Selain Pasar Parit Besar, disekitarnya juga terdapat Pasar Tengah atau Pasar Menara, dan tak jauh diseberangnya terdapat komplek pertokoan Khatulistiwa Plaza atau lebih dikenal sebagai KP.
Dulu sebelum keberadaan Mall-Mall dan Market Place Online belum segencar sekarang, Khatulistiwa Plaza selalu menjadi tujuan utama masyarakat kota Pontianak mencari hiburan dan barang kebutuhan sandang. Apalagi jika menjelang natal dan lebaran, pusat perbelanjaan ini akan tampak langsung penuh dan sesak.
Tetap Berusaha Bertahan
Apakah didalam benak kawan-kawan pernah terlintas pertanyaan yang baru saja Blogger Borneo tuliskan??? Ya sebenarnya sudah cukup dapat dipahami bahwa perkembangan teknologi informasi yang terjadi dengan begitu cepat saat ini secara perlahan namun pasti telah mengubah pola hidup seseorang.
Khusus dibidang ini, begitu gencarnya kehadiran market place-market place online, seperti: TokoPedia.Com, MatahariMall.Com, Lazada.Co.Id, dan lain sebagainya di Indonesia sepertinya lambat laun mulai mengubah gaya berbelanja setiap individu dari gaya tradisional secara offline menjadi lebih modern secara online.
Akan tetapi, jika diperhatikan sekali lagi, ternyata animo masyarakat terhadap keberadaan pasar tertua di kota Pontianak ini masih cukup besar. Mereka tetap menjadikan kawasan pasar tradisional ini sebagai salah satu “fasilitator” pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, Blogger Borneo melihat masih bertahannya pasar tradisional yang telah berdiri sejak tahun 1933 ini sebenarnya lebih ke arah mempertahankan sebuah “tradisi”.
Kita tahu sendiri bahwa sejak jaman Rasulullah SAW hingga saat ini, alur proses dalam perniagaan sebelum transaksi terjadi adalah:
- Calon pembeli datang dan melihat barang-barang yang dijual;
- Jika berminat baru bicara mengenai penawaran harga;
- Setelah kedua belah pihak sepakat baru transaksi dilakukan.
Nah, tiga tahapan proses dalam bertransaksi secara offline diatas adalah sebuah “tradisi” yang terus bertahan dan terjadi secara turun temurun sampai saat ini. Mungkin bagi sebagian masyarakat ada yang menganggap “tradisi” ini tidak terlalu penting lagi untuk diperhatikan karena intinya kebutuhan pribadi mereka terpenuhi dan selesai. Sedangkan bagi sebagian besar kelompok masyarakat lainnya, “tradisi” ini masih terus dipertahankan. Sekarang bagaimana dengan Anda??? (DW)
Lokasi Pasar Parit Besar Pontianak
Sumber Referensi:
- http://kotapontianak.org/pasar-parit-besar-tahun-1933-pontianak/
- http://nickyborneo.blogspot.co.id/2013/01/pasar-tradisional-tertua-di-pontianak.html