Merasakan Nuansa Keprihatinan di Acara Kopdar Blogger Nusantara 2011

Nuansa Keprihatinan di Acara Kopdar Blogger Nusantara
Mahalnya biaya transportasi ke Surabaya disertai dengan perubahan sistem subsidi dana transportasi bagi setiap wilayah menjadi penyebab kenapa hal ini bisa terjadi. Dan setelah beberapa kali melakukan koordinasi dengan panitia penyelenggara, diambil satu keputusan bahwa untuk wilayah Kalimantan Barat cukup diwakili oleh satu orang perwakilan saja yaitu saya sendiri.
Setelah melakukan perjalanan panjang dari Pontianak menuju Surabaya menggunakan transportasi udara (transit di Jogjakarta), untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di kota Sidoarjo yang menjadi lokasi penyelenggaraan kegiatan Kopdar Blogger Nusantara.
Oleh panitia penjemputan, saya bersama beberapa peserta lain dari Kalimantan Selatan (Komunitas Kayuh Baimbai dan Blogger Banua) yang secara kebetulan datang hampir bersamaan dibawa menuju lokasi Camp Blogger Nusantara yaitu GOR Indoor Sidoarjo.
Sesampainya di tujuan, saya sempat terperangah melihat kondisi tempat dimana kami harus menginap nantinya. Hamparan kasur yang tersusun di lantai gedung GOR dengan beberapa bantal bersarungkan plastik disampingnya menjadi sebuah pemandangan nyata pada saat itu.

Gambar diatas adalah saat dimana para peserta Kopdar Blogger Nusantara selesai mengikuti kegiatan Mimbar Bebas yang dilaksanakan pada malam harinya, cukup seru sekaligus memprihatinkan bukan?.
Nah, sekarang mari kita melihat kondisi kamar mandi “dadakan” yang dipersiapkan oleh panitia penyelenggara guna memenuhi kebutuhan MCK (Mandi, Cuci, dan Kakus) para peserta kegiatan. Kembali disini konsep “keprihatinan” kembali diterapkan.
Dari dua keadaan “memprihatinkan” ini, timbul sebuah pertanyaan dalam diri saya terkait dengan penyelenggarakan kegiatan Kopdar Blogger Nusantara 2011. Sebenarnya apa maksud dari semua ini?
Apakah karena memang panitia pelaksana tidak memiliki dana yang cukup sehingga kami para peserta harus menjadi korban ataukah memang panitia pelaksana sengaja ingin membuat keadaannya menjadi lebih “prihatin” dengan maksud dan tujuan tertentu.

Yang pasti dari semua peserta yang hadir, ada beberapa diantaranya yang merasa kecewa dengan keadaan yang ada sehingga mau tidak mau mereka harus mengambil sebuah keputusan untuk menyewa sebuah kamar hotel yang ada disekitar lingkungan GOR tersebut.
Mungkin pada mulanya saya juga merasakan hal yang sama yaitu merasa kecewa dengan fasilitas yang disediakan, seumur-umur beberapa kali mengikuti kegiatan serupa baru kali ini saya mengalami pengalaman “memprihatinkan” seperti ini.
Malah saya sempat berteriak dalam hati bahwa Kami Ini Blogger, Bukan Pengungsi. Cuma ya mau bagaimana lagi, meskipun apa yang saya bayangkan sangat jauh berbeda dengan apa yang saya rasakan, namun saya tetap menghargai hasil jerih payah para panitia penyelenggara.
Setidaknya untuk kedepannya, konsep “memprihatinkan” yang coba diterapkan dapat lebih disempurnakan karena selama kegiatan berlangsung akan ada beberapa catatan kecil dari saya pribadi mengenai penyelenggaraan kegiatan Kopdar Blogger Nusantara ini secara keseluruhan.
Banner Unik Acara
Ketika saya melihat arsip foto-foto dokumentasi selama kegiatan Kopdar Blogger Nusantara 2011 yang terdapat di handphone saya, secara tidak sengaja terlihat tiga buah foto yang menurut saya unik. Foto-foto tersebut saya ambil ketika sedang duduk bersantai didepan lokasi saya menginap yaitu GOR Indoor Sidoarjo.

Pada saat itu saya melihat banner yang tergantung di dinding dekat pintu masuk, karena saya melihat ada beberapa perubahan pada daftar sponsornya maka saya langsung mendokumentasikan banner tersebut. Dibawah ini saya tampilkan foto-foto hasil dokumentasi banner unik yang dimaksud.
(DW)
Catatan Tambahan:
Secara pribadi, konsep “keprihatinan” yang diterapkan tidaklah menjadi suatu masalah. Hanya saja karena informasi yang diberikan sejak awal kurang detail sehingga sebagian besar peserta merasa “kaget” dengan konsep ini.
Mungkin ada beberapa panitia yang telah memberikan penjelasan secara rinci mengenai gambaran acaranya nanti seperti apa melalui tulisan-tulisan diblog pribadinya, namun itukan sifatnya internal saja. Setidaknya jika sudah diinformasikan sejak awal, para calon peserta sudah bisa memperkirakan apa-apa saja yang harus dipersiapkan. Benar ngga???.
Itu aja sih kekurangannya menurut saya, mengenai konsep yang diterapkan ya asyik-asyik aja. Toh saya sendiri juga bukan seorang blogger matre, jadi selama semuanya masih memiliki tujuan akhir yang positif saya kira oke-oke saja.
-
-
Benar sekali Pak Dhe, mungkin ada sebagian peserta yang hadir menganggap konsep keprihatinan yang coba diterapkan oleh pihak panitia itu mengecewakan. Namun dibalik itu ada hikmah yang bisa diambil yaitu kita bisa merasakan bagaimana nasib para korban lumpur LAPINDO ketika mereka mengalami sebuah musibah yang efeknya sampai saat ini belum bisa terselesaikan. Dan bagi saya pribadi, semua “keprihatinan” tersebut tidak akan menjadi masalah asalkan semuanya bisa dijelaskan sejak awal. Oleh karena itu, sebenarnya saya sangat setuju sekali dengan “tagline” yang sering didengungkan oleh para peserta kemarin yaitu BLOGGER NUSANTARA NDESO… 🙂
-
-
waaaah… aku justru sebaliknya lo, sangat menikmati keprihatinan ini, saya justru seneng banget bisa melihat banyak orang tidur tergeletak bareng dalam satu ruangan luas. Rasanya kayak “ternyata aku nggak sendiri”, jadi nyaman aja.
(hehe maklumlah saya ini tiap hari di kamar saya sendirian ngerjain order dari klien online, hehe)
-
Iya bro, mungkin sesekali kita bisa merasakan pengalaman seperti apa yang diperoleh barusan. Melalui Kopdar Blogger Nusantara kita bisa merasakan apa yang dirasakan oleh para korban lumpur LAPINDO dulu. Cuma sayang ya ngga ada kunjungan langsung ke lokasi kejadian, jadi kurang dapet feelnya. Kan bisa jadi bahan tulisan yang bagus banget tuh, hehehe…
-
-
mungkin blogger juga perlu prihatin, Mas..
sayangnya saya enggak bisa dateng..-
Memang seharusnya seperti itu bro, saya sendiri juga termasuk salah satu diantaranya. Cuma ya itu tadi, krn informasi yang disounding sejak awal tidak terperinci maka semuanya harus disesuaikan dari awal. Itu sebenarnya yg harus diperhatikan oleh panitia penyelenggara, sekarang bagaimana seandainya ada peserta yang memiliki penyakit atau kelainan tertentu. Bisa repot kan nantinya?
-
-
Sudut pandang beda dari blogger yang berbeda pula
-
Terkadang kita harus memandang sesuatu dari dua sisi yang berbeda, mungkin bagi diri sendiri hal itu bukanlah suatu masalah. Tapi apakah suara-suara “miring” yang kita dengar dari sesama peserta tidak harus dipertimbangkan juga. Menurut saya tulisan yang lebih bersifat kontroversi akan semakin menarik untuk dibaca, bener ngga? Btw, trims buat komentarnya yach…
-
Hihi.. balik lagi ke sini. Seru lihat komentar2nya 🙂 *saya gak ikutan BN kemarin
Semoga ke depannya lebih baik lagi dan ini adalah evaluasi untuk panitia buat acara selanjutnya.
Semoga tahun depan dibuat kayak kemping aja, yah? N kalau bisa, bener2 offline, mematikan semua fasilitas dunia online. Eh, maksudnya memutuskan hubungan dunia maya selama acara bermula. Tak ada up date status, tak ada time line twitter tak ada juga update blog selama berlangsungnya acara.
Setelah acara selesai, dan blogger kembali ke tempat asal, barulah posting rame2. Tentunya, dari berbagai sudut, pandangan dan pendapat teman2 yang hadir.
Saya kok jadi pengen menyampaikan ide ini ke panitia sejak kemarin 😀
-
Nah, setuju banget tuh. Konsep acaranya dibuat seperti kemping, jauh dari dunia maya. Onffline abis, bisa direkomendasikan. Thanks buat komentarnya yach… 🙂
-
-
-
-
Mungkin pada mulanya saya juga merasakan hal yang sama yaitu merasa kecewa dengan fasilitas yang disediakan, seumur-umur beberapa kali mengikuti kegiatan serupa baru kali ini saya mengalami pengalaman “memprihatinkan” seperti ini. Malah saya sempat berteriak dalam hati bahwa Kami Ini Blogger, Bukan Pengungsi. Cuma ya mau bagaimana lagi, meskipun apa yang saya bayangkan sangat jauh berbeda dengan apa yang saya rasakan
Salut untuk ulasannya.
Mungkin memang harus dikemukakan ikhwal keadaan yang bakal dilakoni di tempat pengadaan kopdar blogger nusantara tahun depan ya, sehingga bakal tak menjadi kaget apalagi kecewa bagi teman-teman yang berharap bisa menikmati lebih segala sarana pun prasarananya…Akan tetapi secara pribadi saya tetap merasa “enjoy” meski tak memperoleh informasi sedetil keadaan camp yang seperti itu. Saya lebih bisa merasakan keakraban antar kita, walaupun memang keterbatasan sangat banyak disana, dari mandi saja musti ngantri, dan tak jarang gak kebagian air.
Justru akan timbul pertanyaan saya apabila kita bisa tinggal “mewah” (dihotel misalnya) akan tetapi kegiatan itu harus mengundang donatur pihak lain yang tentu saja memiliki banyak dana.
Maaf kalo pendapat saya ini masih sebatas “omongan orang yang biasa nggembel yaa..”Btw, Nice review…
salam kenal n makasih Mas/Mbak…-
Setidaknya saya sudah mengetahui cerita dibalik layarnya seperti apa, cuma seperti apa yang telah saya tuliskan di catatan tambahan bahwa sebenarnya sejak awal informasi mengenai kondisi seperti ini sudah harus disounding kepada semua calon peserta. Dari suara-suara “miring” yg saya dengar dari sesama peserta bahwa mereka sama sekali tidak tahu bahwa konsep menginapnya akan dibuat seperti itu. Secara logika menurut saya bahwa jika sounding informasinya sejak awal seperti itu, saya yakin yang bakalan datang ngga akan seramai kemarin. Maklum, belum tentu semua blogger bisa hidup prihatin. Kalau saya yang masih termasuk dalam kategori blogger gembel, kondisi seperti kemarin belum ada apa-apanya. Meski harus antri masih juga bisa mandi, untuk urusan makan juga tidak merasa kekurangan, dilihat dari suhu udara juga tidak jauh berbeda dengan kota Pontianak. Jadi, it’s okelah…
-
-
wah benar-benar memprihatinkan bang. Mudah-mudahan tahun depan tidak terulang. 🙂
-
Memang itu konsep yang mau didengungkan panitia bu, jadi tidak terlalu masalah lah. Santai waeee…
-
-
semoga yaa buat tahun tahun depannya lebih baik lagi mas .. 🙂
-
Salah bro, kalau bisa malah dibuat lebih ekstreme lagi. Biar bisa lebih kelihatan mana blogger yang benar-benar bisa hidup prihatin.
-
-
kalau yang bloger kaya ya bisa sewa hotel kalau yang bloger pas pasan ya harus berhamparan deh ……
-
Seperti saya donk, hehehe…
-
-
Sayangnya beberapa panitia justru menginap di hotel, dan berulang kali ngetwit betapa guyupnya, akrab dan merakyatnya suasana tidur ramai ramai..
Lhoo ????-
Hahaha… Susah kalau mau diomongkan bro, sebenarnya kalau memang mau menggunakan konsep “keprihatinan” maka semua peserta dan panitia juga harus “sadar” untuk memperlakukan diri sebagai peserta juga. Itu yang membuat para peserta berkomentar negatif atas perlakuan seperti itu.
-
-
Puji2an di twitter kl acara ini manusiawi dan ndeso sama sekali nggak sama dgn realita di lapangan. Perlakuan dr panitia justru tdk manusiawi.
Sebagai orang ndeso, acaranya jauh dr ndeso. Lha kalau di desa itu, tamu akan diperlakukan sebaik2nya, sementara tuan rumah mengalah. Ini kok panitia malah tidur nyaman di hotel, tamunya tidur di GOR. Ini namanya keprihatinan yg dibuat2.
-
ditunggu review berikutnya ^_^
-
Perlu diketahui saya tidak membenci Blogger Nusantarn ( Bahkan saya atang atas biaya sendiri..catet) ataupun perhelatan yang lain. Malah menurut saya perhelatan seperti ini perlu untuk membuat hubungan antar blogger lebih dekat.
Akan tetapi, yang saya rasakan di linimasa adalah lontaran-lontaran kicauan yang membentuk dikotomi ekstrim. Seperti blogger ndeso vs blogger kota. Seperti event blogger manusiawi (dan otomatis ada event blogger yang tidak manusiawi).
Saya tidak tahu apakah kicauan di Twitter itu cuma bercanda, serius, atau serius dengan kemasan bercanda. Tapi yang penting untuk ditanyakan apakah dikotomi ini relevan. Ndeso bukan kubu, melainkan karakteristik, tepatnya karakteristik masyarakat di desa. Tidak ada salahnya menjadi ndeso selama di desa, seperti juga tidak ada salahnya menjadi ngutha selama di kota. Dua karakteristik itu cocok untuk tempatnya masing-masing, dan percuma untuk diperdebatkan mana yang lebih baik.
Saya juga merasa klaim “event paling manusiawi” juga memunculkan sebuah dikotomi yang tidak mengenakkan. Apakah berarti ada event yang tidak manusiawi? Jika manusiawi adalah dipenuhinya sandang, pangan, papan, kesehatan, dan transportasi; apakah berarti ada event yang mengabaikan itu?
Saya cuma berharap dikotomi-dikotomi ini hanya ada di kalangan tertentu aja. Kasihan blogger-blogger muda jika sudah dicekoki bahwa perbedaan itu buruk.
-
Hhhmmm… sepertinya ada yang salah menginterprestasikan bahasa “NDESO” dan “KEPRIHATINAN” disini. Intinya adalah tidak ada yang harus dipersalahkan disini, semua sudah berusaha secara maksimal. Dari sisi panitia, mereka sudah berusaha semaksimal mungkin dalam mengupayakan semuanya. Sedangkan dari sisi peserta, mereka juga sudah berusaha untuk meluangkan waktunya demi menghadiri undangan yang telah diberikan. Trims…
-
-
Paniti tidak = dengan moderator/pembicara
Jadi wajar kalo mereka mendapat fasilitas lebih…
Peserta setidaknya harus bersyukur krn masih mendapat subsidi dana yang bagi saya itu sdh sangat besar jumlahnya…
Kalau aku sendiri bukan menganggapnya sebagai sebuah keprihatinan tetapi sebuah kesederhanaan yang bersahaja meski sebenarnya kita mampu untuk menyewa hotel atau apartemen, tetapi kalau demikian tidak akan menimbulkan kesan selain perpisahan yang biasa2 saja… -
Tetapi yang saya amati sejak pertama kali menginjakkan kaki di GOR, pembicara yang merangkap panitia justru ikut tidur di GOR dengan gaya yang sederhana dan lucu (saya punya bukti otentik)
Jadi panitia+pembicara ikut merasakan hal yang sama dengan kita
Mandi juga nunggu antrian kok…
Mereka justru membiarkan kamar hotel kosong hanya karena ingin menikmati kebersamaan dengan peserta (hal yang sama juga dialami panitia mbak Fatma yang dalam kondisi hamil masih mau tidur didekatku dengan kasur panitia, padahal kalau difikir kasihan banget bumil jadi tidur demikian) tetapi mereka semua enjoy bahkan sedih karena hanya mampu menciptakan suasana yang bersahaja tersebut…
Soal MCK, kembali lagi atas kesadaran peserta untuk saling berbagi air dan waktu..
Terlihat jelas di camp ini mana yang egois mana yang rela berkorban, dan semua itu ingin diredam dengan konteks SALING BERBAGI…
Jujur saja, saya tidak mandi hari kedua karena lebih mendahulukan peserta yang lain, awalnya kufikir beliau akan menyimpankan 3 timba air tetapi toh nyatanya tidak, dan lagi-lagi saya hanya bisa tersenyum dan berkata INILAH INDAHNYA CAMP… hadapi dengan senyuman dan bahagia akan tercipta…
Yang merasa risih, ga betah atau apalah namanya mungkin sedikit berkaca pada diri, SUDAH SIAPKAH kita ketika sewaktu-waktu akan terjadi demikian??? (semoga saja tidak)
Jadi jadikanlah saja sebagai ajang latihan menjadi seseorang yang benar-benar berada pada keterbatasan…
Padahal, keterbatasan malah menjadikan nyenyaknya tidur…
Oya, saya pernah lewat di sekitar tempat mas Yudi, dan mas tidur dengan nyenyaknya dengan memeluk bantal menghadap ke kanan, sayang sekali kamera saya tertinggal (sy hanya keluar sebentar membuang sampah) sehingga tidak bisa mengabadikannya…-
Hahaha… kan sudah saya bilang kalau saya tidak pernah bermasalah dengan kondisi camp yang seperti itu. Buktinya saya tidur nyenyak kan waktu tidur disana. Saya mah anteng aja mau tidur dimana juga. Mungkin melalui tulisan ini saya hanya ingin memberitahukan bahwa ada suara2 miring yang berkaitan dengan penyelenggaraan event ini, cuma saya yakin diantara mereka pasti tidak berani menuliskannya secara gamblang. Jadi ya bisa dianggap sebagai bahan introspeksi aja, bukan celaan atau menyalahkan. Saya juga tidak ada maksud utk menjatuhkan panitia krn menurut saya apa yang mereka lakukan sudah sangat maksimal. Dan memang benar mengumpulkan ratusan blogger dalam waktu singkat itu tidaklah mudah, oleh karena itu untuk kedepannya dapat dikoreksi kekurangannya di event ini. Trims buat komentarnya…
-
-
Saking merasa tidak enaknya panitia dengan kesedrhanaan yang diberikan, panitia seringkali meminta maaf atas ketidaknyamanan namun selalu kuberikan jawaban, TIDAK ADA YANG PERLU DIMAAFKAN sebab SEMUANYA SUDAH LEBIH DARI LUAR BIASA…
Jarang ada yang bs mengumpulkan 100 blogger dalam waktu singkat seperti itu… 😀-
Iya, saya juga setuju sekali dengan pendapat Anda. Tidak mudah utk mengumpulkan 1000 (maaf tulisan diatas 0 nya kurang satu) blogger dalam satu kesempatan di waktu yang berdekatan.
-
Kalau saya malah memberikan 8 jempol kepada para panitia yang telah melakukan semuanya secara maksimal, masalah introspeksi itu harus juga diberikan agar kedepannya bisa terselenggara lebih baik dan maksimal. Sip kan?
-
-
Maaf ini siapa ya, masa berani berkomentar tidak berani menunjukkan identitasnya sih? Lagipula yang nyari trafik siapa, basi bangetlah… Sepertinya ente mesti membaca tulisan ane beberapa kali baru bisa mengerti apa maksud sebenarnya apa. Ada-ada aja ente…
-
nuansa keprihatinan tapi mempunyai kesan yg luar biasaaa mas.. saya tidak begitu kaget sih karena beban biaya yg dikeluarkan peserta juga minimalis 😀
kalau tidak tidur 1 camp gt, mungkin kita gak bisa kenalan dengan banyak blogger lainnya mas..
catatan tambahan dari mas mantepp banget.. memang mgkn karena keterbatasan waktu dan penjelasan dari panitia yg mungkin membuat ‘kaget’ peserta,, tp sudah dijelaskan oleh mas gempur saat hari terakhir 😀
pokoknya blogger nusantara luar biasa 😀-
Iya bro, sebenarnya itu yg membuat Kopdar Blogger Nusantara memiliki nuansa berbeda dibanding event2 serupa lainnya. Jadi kenapa harus dipermasalahkan, toh kegiatannya juga sudah berakhir dengan lancar tanpa ada kendala berarti terutama peserta. Lagipula dari Mas Labib sendiri sudah mengklarifikasi penyebabnya kok, jadi saya juga sudah tahu kisahnya. Btw, thanks for comment bro… 🙂
-
-
Nuansa di GOR memang cukup saya nikmati. Namun sayangnya acara Kopdar Akbar Blogger Nusantara hanya sekedar seminar dan seminar saja. 3 hari acara Blogger Nusantara, tidak ada satupun acara wisata yang bisa mengenalkan tentang kebudayaan ataupun daerah wisata di Sidoarjo. Bagi saya, hal ini cukup disayangkan. Selain itu, pada saat acara selesai, tidak sedikit dari peserta yang kebingunang untuk mendapatkan tiket pulang.
Jika saja ada acara wisata pada hari terakhir Blogger Nusantara, mungkin bisa menyegarkan peserta yang sudah 2 hari dijejali oleh seminar.
-
Setuju banget dgn pendapatnya bro, kalau saya malah berpikiran bakalan ada aksi sosial ke korban lumpur LAPINDO. Kan lumayan bisa buat bahan postingan, sekalian melihat kondisi yang sebenarnya itu seperti apa. Bener ngga?
-
-
Saya salah satu peserta dari malang yang datangnya telat, yaitu pas hari Jum’atnya. Awalnya juga saya ngira kalau nginepnya di hotel gitu, eh ternyata di GOR. Walaupun dengan kasur seperti itu, dan dengan ngantri air saya rasa hal itu tidak masalah, malah menganggap ini adalah sebuah pengalaman yang paling berkesan, sehingga nantinya kedepan panitia akan belajar dari hal ini. Dan itu harus
Yang jelas, acaranya telah sesuai dgn tujuan dan telah terlaksana. Ini saya kira bukan faktor yang terlalu minus, sebab kalau dibanding dengan plusnya, panitia telah kerja keras dan memberikan yang terbaik. Soal kondisi GOR, saya rasa panitia juga tak bisa berbuat banyak untuk membuat sebuah kamar mandi yang minimal layak untuk dipakai. Dengan semua keterbatasan itu, saya juga faham bahwa membuat sesuatu yg bisa nyaman untuk semua orang itu sulit, terlebih lagi menurut pemberitahuan ijin penggunaan GOR baru turun 2 minggu/1 minggu klo tidak salah dari acara. Siapa yang bisa menyiapkan semua itu dalam waktu sesingkat itu? Ini sudah dianggap paling bagus, mau nginep di hotel? Wah, saya tak yakin kalau dananya akan tercukupi, siapa yang mau membiayai 500 orang nginap di hotel? Duit dari hongkong. 😀
Dari sekian tulisan negatif tentang masalah event ini, mereka kebanyakan hanya nulis masalah MCK, padahal acara blogger nusantara ini bukan hanya MCK :D. MCK bisa dilakukan di mana saja. Kalau emang tak suka dengan kondisi kamar mandi GOR yang ngantri misalnya, kita sebenarnya bisa lebih dekat dengan peserta lain untuk mengusir kebosanan ketika antri. Kapanlagi harus ngantri seperti ini? Memang penyediaan MCK bukanlah yang terbaik bagi kita, tapi itu yang terbaik yang bisa diberikan panitia kepada kita. Dan memang seperti mas penulis blog ini, hendaknya panitia memang perlu memberitahukan tentang hal ini sebelumnya agar para peserta siap-siap sebelumnya.
Dan saya harapkan Kopdar blogger Nusantara tahun depan lebih baik lagi. Blogger Nusantara Luar Biasa
-
maaf maksudnya saya datang pas hari sabtu
-
-
Saya ucapkan salut pada tulisan ini. Sebenarnya bagi saya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara KEMAMPUAN dan KEMAUAN..
Mengenai persiapan MCK, Persiapan tempat tidur, persiapan acara, saya pikir itu sangat bagus.. bagi yang dari Jogja tentu masih ingat ketika setahun lalu harus ikut bergabung dengan para relawan Merapi, atau bahkan benar-benar menjadi pengungsi. Kami pun bukan orang yang harus dimanjakan dengan fasilitas. Bagi saya OK berat.. apalagi kita sangat-sangat mengerti dengan kemampuan penyusun acara ini yang bukan berorientasi pada Profit, tentu keadaan seperti apapun kita akan terima.. Ini adalah tentang kemampuan dan kemauan
Yang tidak OK adalah… hal yang semestinya telah ada, dan harusnya sudah bisa disediakan, tapi tidak dilakukan atau salah penetapan acaranya.. Misal: Snack Siang. Acara dari siang hingga sore dibawah ruangan ber AC dengan ribuan orang di dalamnya dengan materi yang butuh fokus, tentu cairan otak akan banyak terkuras.. Disini banyak teman-teman blogger yang mengaku sakit kepala bagian belakang. Sebenarnya panitia MAMPU membagikan makanan snack dan minuman di tengah acara.. tetapi memilih meletakkannya di belakang disaat semua sudah pada lelah diminta untuk berantre.. Tentang MCK, sebenarnya sudah sip, hanya saja, Air sering datang terlambat. sementara acara mulai, air baru mengocor deras. ya ini pun sebenarnya tentang kemampuan, jika ini di luar kemampuan panitia, bagi saya tidak masalah..
TETAPI PENTING DIMENGERTI … Acara ini saya hitung sukses! Kalau ini adalah acara pertama, maka sukses 200% dah!…
-
Saya sih utk urusan makan tidak terlalu mempermasalahkan, hanya air dan serangan nyamuk saja yang patut diperhitungkan. Hehehe…
-
-
Saya sebenarnya setuju, jika pertimbangannya adalah transparansi, segala detil dipaparkan dari awal.
Saya memang tidak turut serta, tapi saya suka statemen abang. Kita ini blogger, bukan mentri. (ya ‘kan bang?)
-
Hahaha… Mentri apa mantri bro?
-
Semua korwil seharusnya sudah tahu detilnya.
semua korwil sebelum keberangkatan, masuk ke milis oc-bn dan bisa melihat, membaca semua informasi yg ada di situ.
sebagai contoh, mibar bebas dan camp tennis indoor sudah tertera di milis pada tanggal 15 Oktober 2011, mck camp ada di tanggal 5 oktober 2011, fasilitas camp di tanggal 4 Oktober…
Mungkin kelewatan mbacanya ya mas…. kumaklumi mas… kemungkinan masnya sibuk di thread di milis tentang jualan lempok Palembang…-
Hahaha… Lempok Durian Pontianak Mas, bukan Palembang. Utk korwil sih ngga masalah lah, toh saya cuma pergi sendiri kan? Lagian itu kan mimbar internal panitia dan korwil saja, kalau memang ada peserta yang tidak tahu mengenai kondisi di lapangannya seperti apa berarti yang harus disalahkan adalah korwilnya sendiri. Saya kan hanya menyampaikan suara-suara miring sesama peserta lain selama penyelenggaraan kegiatan, buktinya ngga ada satu peserta pun yang memberikan komentar negatif kan? Kalaupun ada pasti mereka ngga berani mengutarakannya kepada pihak panitia. Padahal waktu kemarin sama-sama di GOR, ada aja yang dikeluhkan. Mulai dari kondisi tempat mnginap, MCK, air, dan lain-lain. Saya sih hanya bisa menjadi pendengar setia aja. Oleh karena itu, saya yang merupakan bagian dari panitia inti krn dipercaya sebagai korwil ingin menyampaikan semua suara-suara miring itu dalam sebuah tulisan. Jika dibaca sekilas sih memang sepertinya suara itu keluar dari mulut saya sendiri, padahal semua bahasa itu hanya perumpamaan saja. Kalau memang panitia tidak mau menerima masukan tersebut ya ngga masalah, toh bukan saya juga yang berbicara. Sekali lagi saya mengingatkan bahwa tulisan itu hanya perumpaan dari suara-suara miring para peserta. Bahasa yang digunakan pun tidak terlalu gimana, sekali lagi saya ingin menekankan bahwa saya tidak pernah masalah dgn kondisi seperti itu. Mungkin dapat lebih dipahami sekarang ya… Trims
-
-
-
Bang Dwi, aku titip jempol buat yang namanya ‘Pepeng’ di atas, ya 😀
Saya juga tidak suka dikotomi, memperbandingkan, atau unjuk-unjuk hidung orang. Kasihan blogger yang baru-baru nantinya, terseret ke tanah penuh pertikaian.
-
Iya bro, sepertinya kemarin itu yang hadir rata-rata para blogger muda ya. Calon2 penerus generasi blogger nusantara nih :-). Btw, sebenarnya saya sendiri sama sekali tidak berharap akan timbulnya perpecahan nantinya. Maklumlah bro, terkadang kalau uang sudah berbicara semuanya bisa berubah, suatu hal yang sangat manusiawi bukan?
-
-
maksimal..mantep tenan!! penginapan di barap pengungsian bagi saya malah asik,,xixixi..tambah akrab dengan sesama teman blogger yang laen. ada cerita unik tersendiri,heheee.. btw nice post om,, 🙂
-
Makanya itu yang saya bilang sebagai nuansa keprihatinan, jadi mengingatkan saya dulu waktu banyaknya pengungsi di Kalimantan Barat dikarenakan perpecahan antar suku sehingga beberapa lokasi umum seperti GOR turut menjadi tempat relokasi pengungsi sementara.
-
-
sorry ya….aku tidur di camp cuma semalam aja….
soalnya hari2 lainnya aku TIDAK TIDUR-
Ya maklum aja bro, sudah menjadi resiko panitia penyelenggara. Dimana2 sama juga kok, saya jg biasa ngga tidur kalau lagi menyelenggarakan event di Pontianak. Apalagi kalau skalanya tingkat nasional seperti ini. Diluar itu semua, good job utk semua panitia… 🙂
-
-
Saya pribadi tidak mempermasalahkan fasilitas apapun disana, karena secara pribadi itulah keseharian saya. saya sudah terbiasa tidur dilantai, saya juga sudah berteman dekat dengan nyamuk, udara dingin, dan kesulitan air, serta MCK seadanya. bagi saya acara itu sudah sukses 100%, bukan hal yang mudah mempertemukan 1000 blogger dalam waktu yg singkat. disidoarjo saya bertemu 1000 saudara baru, 1000 kenangan, 1000 cerita, dan 1000 kebahagiaan. Blogger Nusantara itu berusaha mempersatukan perbedaan, tanpa melihat asal daerah, ras, golongan, dan kasta.
#Ditunggu Blogger Nusantara 2012
-
Wah disini juga ditulis mengenai ulasan Blogger Nusantara. Hmm.. poinnya benar, masalah pemberitahuan di awal saja. Saya yang dari bogor dan ex officio Palembang juga agak dadakan dapat infonya. Tapi overall semua menakjubkan.
Baca-baca juga kritik saran saya mengenai Blognus ini di : http://www.unggulcenter.org/2011/11/01/catatan-serius-kopdar-blogger-nusantara-2011/comment-page-1/#comment-2200
Jangan gak komentar ya om hihi…
-
Jujur, awalnya saya juga kaget dan sempat kecewa melihat kondisi penginapan yg mirip dengan barak pengungsian. Tapi setelah saya pikir2, pasti ada maksud dibalik semua ini. Dan benar saja, setelah membaca tulisan mas Gempur (penggagas kopdar blogger nusantara) di blognya, kondisi itu memang sengaja disetting untuk menunjukkan kesederhanaan seorang blogger. Juga untuk membuat interaksi antara blogger dapat terjalin dengan baik. 🙂
-
mugkin di balik itu semua ada maksud agar lebih menjalin persahabatan, suka duka harus dilewati oleh blogger secara bersama2,mgkn hikmahnya kek gt hehe
-
Salam.
Sayang saya hanya hadir di hari ke tiga ya.
Padahal sejak hari Selasa saya sudah di Surabaya.
Saya cuma dikabari panitia kalau acara besarnya itu ya hari Minggunya.
Jadi saya memutuskan untuk hadir di hari ke tiga saja (hehehe… sok sibuk ya mas Dwi).Begitu ada pro dan kontra masalah camp, mas Suryaden dengan tersenyum-senyum menjelaskan apa itu yang disebut camp.
akupun ikut mesem-mesem, karena aku pernah melakukan hal yang serupa terhadap para petinggi di suatu instansi dan mereka semua mengekluh di hari pertama masuk camp, tapi setelah itu yang keluar adalah cerita nostalgia yang indah.
Salam blogger Nusantara
aku menuliskannya disini
http://eshape.wordpress.com/2011/10/31/blogger-nusantara-pemuas-dahaga-para-blogger-tanpa-kenal-kasta/Salam sehati
-
Setelah kemarin ketemuan di Siduarjo, sekarang lanjut ketemuan lewat dunia maya ya? Saya juga nulis pengalaman selama ikut acara tadi loh. Salam dari Jogja 🙂
-
Iya bro, slm balik dr Pontianak juga. Btw, thanks udah berkunjung ya. Tunggu kunjungan balikku 🙂
-
-
Mengajak blogger untuk turut merasakan keprihatinan korban bencana alam itu baik sekali. Tapi apakah kita harus merasakan secara real? Kalo saya pribadi tidak perlu melakukan ini semua, saya sudah sedih sekali membayangkan nasib pengungsi. Mungkin justru lebih baik berbuat sesuatu untuk mengurangi keprihatinan mereka, bukan turut merasakan keprihatianan mereka.
Dari beberapa komen banyak yang kecewa tapi banyak juga yang menikmati suasana keprihatinan ini. Alangkah lebih baik lagi, acara seperti ini sejak awal diterangkan secara jelas sehingga yang mengikuti sudah siap dan memang ingin merasakannya. Sehingga tidak ada lagi yang kecewa. 🙂
-
Benar sekali apa yang Anda dikatakan, sebenarnya permasalahannya adalah panitia sejak awal tidak menjelaskan secara gamblang kepada para calon peserta mengenai konsep acara yang akan dijalankan nanti seperti apa. Memang bagi sebagian peserta menganggap hal itu adalah lumrah, namun bagaimana juga dgn peserta lain yang merasa “kurang siap” dengan kondisi seperti itu. Jadi untuk bahan pembelajaran panitia penyelenggara ditahun berikutnya, hal seperti ini bisa disempurnakan. Trims buat komentarnya yach…
-
-
Masalah tidur seh gak apa2 yak. Tapi beneran cewek juga MCK di tempat begituan? Waduh, bukan apa-apa,, kalau aku buru2 pulang deh, gak sepadan dengan kerjaan yang aku tinggalin jauh2 deh >.<
-
wah, jadi seru nih topiknya….sayang ane gak hadir..jadinya gak bisa menikmati kebersamaan itu…menurut saya sih, blogger itu kan jiwa indendent dan fleksibel, seperti model kerja blogger itu. Jadi mau tidur lesehan, mandi antri dll itu agk tll bermasalah…sama dengan jika ada pesta blogger yang lebih wah *mungkin, itulah blogger, masing-masing memiliki cita rasa tersendiri…yang pasti happy blogging always deh.! Nindrianto – blogger Jember
-
semoga kedepannya, blogger nusantara 2012 makin mantap…
salam blogwalking
hmsf08.blogspot.com
kalau aku sih asik-asik saja. mandi di sana, walau nunggu sepi biar tak antri, dan duduk-duduk di luar GOR sambil ngopi di pinggir jalan.
panitia mikirin subsidi transpor juga sudah mendingan, karena berniat meringankan beban calon peserta. tak asik kalau semua hal harus diukur dengan uang…